Akhir-akhir ini hidup Winter agak tenang. Orang-orang sudah mulai melupakan rumor pacaran Jaemin dan Winter. Salah satunya juga karena Jaemin jarang terlihat di sekolah, begitupun dengan temannya Renjun. Winter sudah bisa mengambil kesimpulan mungkin mereka sibuk menjalani training di agensinya.
Sekarang Winter bisa fokus untuk belajar, lagipula sebentar lagi ujian kelulusan. Ia harus konsentrasi untuk bisa mendapatkan nilai terbaik. Ia juga sedang mendaftar beasiswa untuk masuk universitas.
Jaemin dan Renjun baru muncul di sekolah ketika akan ujian akhir. Sudah pasti meskipun mereka sibuk, mereka butuh untuk lulus. Seperti biasa murid-murid mulai berspekulasi. Ada yang bilang kalau waktu debut mereka sudah dekat dan mereka akan segera menjadi idol. Yah apapun itu, Winter tidak peduli.
Sore itu, Winter sedang membuat catatan di bukunya dan mengulang pelajaran di kelas yang sudah kosong. Semua murid sudah pulang kecuali dirinya.
"Rajin banget."
Winter yang sedang konsentrasi terkejut mendengar suara itu. Ia melihat ke arah pintu dan melihat Jaemin sedang bersandar di sana.
"Ngagetin aja." Ujar Winter ketus.
Jaemin berjalan mendekat dan duduk di kursi di depan Winter, "Kangen ga sama aku?"
Winter mendengus, "Justru kamu ga ada di sekolah, aku jadi tenang."
"Bohong ah."
"Terserah kamu lah." Kata Winter.
Jaemin memperhatikan Winter yang sedang mencatat. "Kamu, abis lulus mau ngapain?" Tanya Jaemin tiba-tiba.
Winter berhenti menulis dan memandang Jaemin, "Kenapa tiba-tiba tanya?"
"Keingetan aja kamu pernah bilang pengen jadi komposer."
"Ya, abis lulus aku kuliah lah." Kata Winter, "Belajar lebih banyak lagi."
Jaemin tidak menjawab dan hanya mengangguk.
Winter melihat Jaemin yang tidak berkomentar.
"Apa?" Tanya Jaemin.
Winter hanya menggeleng.
"Seharusnya dari awal aku percaya sama kamu." Ujar Jaemin.
"Soal apa?"
"Ya soal kamu yang bakal tutup mulut. Sampai lulus, ternyata tidak bocor."
Winter menghela nafas, "Dari awal juga sudah aku bilang kan? Kamunya aja yang ngeyel ga mau percaya. Pake acara manfaatin rumor pacaran biar bisa ngawasin akulah. Ngerepotin banget." Omel Winter.
"Maaf." Kata Jaemin.
Winter tidak percaya mendengar kata itu dari Jaemin, "Wah, tumben. Biasanya kamu bikin aku kesel terus."
"Ya, bikin kesel kamu emang menarik sih. Cuma saat ini kayanya ga tepat." Kata Jaemin, "Kamu bener-bener menjaga rahasiaku dengan baik sampai akhir. Aku harusnya berterima kasih juga."
Winter bersandar di kursinya, "Dari awal juga itu bukan urusanku. Kamu yang khawatir berlebihan."
"Ya menurut kamu? Pasti aku khawatir berlebih lah."
Winter terkekeh. Ia bisa mengerti perasaan Jaemin. "Makanya hati-hati. Apalagi kalau udah jadi idol beneran."
"Iya, iya." Kata Jaemin.
"Sukses deh buat kamu. Aku tunggu muka kamu muncul di TV." Kata Winter.
Jaemin tersenyum, "Sukses buat kamu juga."
Jaemin mengulurkan tangannya yang disambut oleh Winter. Setidaknya mereka berdamai sebelum mereka berpisah ke jalan hidup mereka masing-masing.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Cigarette and Condom
FanfictionWe don't need to know right now Check if it's love The world is too complicated How about living simply? Will you sleep by holding my hand forever? Will you be responsible for me forever? We don't need to know right now (Lyrics: Cigarette and Condom...