Winter terbangun dari tidurnya dan menemukan Jaemin tengah terlelap di sampingnya. Winter memandangi wajah tenang Jaemin yang masih tertidur. Laki-laki ini masih di sini dan tidak pergi kemana-mana. Ia mengingat lagi kejadian kemarin. Sungguh konyol kalau dipikir-pikir. Tapi ada sisi baiknya juga, akhirnya mereka saling menyatakan perasaannya. Yah, walaupun masa depan masih belum jelas. Tapi mereka hanya ingin menikmati momen yang ada. Jaemin akhirnya terbangun dan melihat Winter yang memperhatikannya sedari tadi.
"Ngeliatinnya kaya gitu amat. Kenapa? Aku ganteng ya?" Goda Jaemin.
Winter hanya mendengus, "Yah, at least you must have that to become an idol."
Jaemin hanya tertawa. Ia meraih tubuh Winter dan memeluknya, "Kamu kerja hari ini?"
"Iyalah." Jawab Winter.
"Yah, ditinggal lagi."
"Harus cari uang aku tuh." Kata Winter.
"Ngapain sih? Kan nanti aku yang nafkahin kamu."
Winter hanya memandang Jaemin. Maksudnya di masa yang akan datang Jaemin akan menjadi suami yang menafkahinya? "Ya nantinya kapan?"
"Ga tau." Jawab Jaemin, "Tapi, yah... jadi idol ada masanya, ga akan selamanya terkenal. Pada satu waktu juga akan meredup. Mungkin saat itu kita bisa bersama seutuhnya."
"It's a long way to go. Kamu, kita, masih muda. DreamZ juga masih bersinar. Ga usah mikir jauh-jauh."
"Gimana kalau aku bilang ke agensi kalau aku punya pacar?"
"Hah? Emang kita pacaran?"
"Nggak yah? Kita cuma berbagi kenikmatan." Ujar Jaemin sambil menggoyangkan alisnya.
"Udah gila kali." Komentar Winter, "Udah lah, Jaem. Sejak kapan sih kita membicarakan hal-hal berat kaya gini. We both know the condition, so yeah..."
Jaemin mengerti. Ya mereka sama-sama mengerti. Sebagai idol aktif Jaemin tidak mungkin mendeklarasikan bahwa ia dekat dengan seseorang. Winter pun tidak keberatan selamanya hidup dalam kerahasiaan. Ia tidak butuh pengakuan, ia hanya butuh Jaemin tetap berada di dalam hidupnya.
"Yaudah, aku siap-siap dulu." Ucap Winter sambil bangkit dari tempat tidur.
"Win." Jaemin menahan Winter, "Sempet ga kalau satu ronde dulu?"
"Yang bener aja."
"Aku lagi tegang nih. Yah? Di kamar mandi deh sambil aku mandiin kamu."
Winter menghela nafas agak tidak setuju. Tapi siapa yang bisa menolak godaan seorang Na Jaemin? Akhirnya ia mengangguk kecil lalu pergi ke kamar mandi. Jaemin tersenyum senang lalu segera menyusul Winter.
***
Ada kalanya Jaemin menemui Winter di salah satu ruang tempat Winter bekerja di kantor SM. Semenjak mereka melakukan hubungan yang lebih intim, ditambah keduanya yang sudah menyatakan perasaan masing-masing, Jaemin merasa lebih terikat dengan Winter. Ada perasaan ingin selalu melihatnya sebisa mungkin kalau ia sedang berada di kantor. Jaemin juga sering memberikan tatapan yang menggoda setiap kali mereka berpapasan. Winter berkali-kali memarahi Jaemin kalau melakukan hal-hal tersebut tapi Jaemin terkadang memang nakal. Seperti pada hari itu ketika mereka berpapasan di koridor, Jaemin tiba-tiba saja menarik Winter ke dalam salah satu ruangan yang kosong.
"Jaemin, kamu ngapain sih?" Ujar Winter.
"Kangen." Jawab Jaemin singkat. Ia memerangkap Winter diantara badannya dan dinding.
"Kalau ada yang liat gimana?"
"Tadi sepi kok." Jawab Jaemin sambil menyusurkan bibirnya di leher Winter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cigarette and Condom
FanfictionWe don't need to know right now Check if it's love The world is too complicated How about living simply? Will you sleep by holding my hand forever? Will you be responsible for me forever? We don't need to know right now (Lyrics: Cigarette and Condom...