Chapter 9: FWB

4.3K 201 60
                                    

Bisa dikatakan hubungan Jaemin dan Winter semakin lama semakin dekat, tanpa batasan dan juga tanpa status. Tapi selama di kantor mereka bertindak professional dan tidak pernah menunjukkan kedekatan spesial mereka. Orang-orang hanya tau Jaemin dan Winter adalah teman SMA. Melihat mereka sesekali mengobrol adalah pemandangan yang biasa saja.

Beberapa kali juga Jaemin menginap di apartemen Winter ketika ia sedang libur. Tentu saja Winter kesal karena Jaemin selalu datang di jam-jam yang ajaib, entah itu tengah malam atau subuh. Ia terlalu mengantuk hanya untuk membukakan pintu.

"Ini." Winter menyerahkan sesuatu kepada Jaemin ketika mereka sedang melakukan ritual mereka di rooftop.

Jaemin memandang benda yang diberikan Winter yaitu kunci dan kartu. "Ini apa?"

"Ini access card sama kunci apartemenku, biar kamu bisa langsung masuk aja dan ga ganggu aku tidur."

Jaemin tersenyum cerah, "Wah, kamu percaya nih aku megang kunci apartemen kamu?"

Winter hanya mengedikan bahu, "Ya biar ga terlalu mencurigakan juga. Kamu bisa langsung masuk jadi terlihat kaya penghuni biasa."

Jaemin memeluk Winter dan mencium pipinya, "Makasih loh."

"Iya, biar ga repot aja sih." Kata Winter.

"Asik, bisa lebih sering aku ke sana."

Winter mengepulkan asapnya ke udara. Yah, ia juga menyukai keberadaan Jaemin di apartemennya. Kalau ia sering berkunjung juga Winter sama sekali tidak keberatan.

***

Malam itu Jaemin datang ke rumah Winter. Ia langsung masuk ke dalam gedung apartemennya menggunakan kunci yang Winter berikan. Jaemin langsung naik ke lantai apartemen Winter dan masuk ke unitnya.

Jaemin melepas jaket, masker serta topinya. Ia masuk ke dalam kamar Winter dan mendapati Winter sedang tidur pulas di tempat tidurnya. Jaemin ikut berbaring di sebelahnya dan langsung memeluk Winter dari belakang.

Winter terbangun dan berbalik menghadap Jaemin, "Loh kamu dateng?"

Jaemin hanya tersenyum sendu sambil mengusap rambut Winter.

Winter yang setengah sadar beringsut mendekati Jaemin dan memeluknya lalu kembali tidur. Tapi setelah beberapa saat ia terbangun lagi.

"Jaemin."

"Apa? Yaudah sana tidur lagi." Kata Jaemin yang masih terjaga sambil mengelus lembut rambut Winter.

"Kenapa ke sini? Bukannya lagi ga libur?" Tanya Winter.

"Aku berantem sama Jeno."

"Loh kenapa?" Winter bergeser sedikit untuk bisa melihat wajah Jaemin.

"Biasa masalah kerjaan." Kata Jaemin.

"Kenapa lagi?"

"Ga jauh-jauh dari berantem soal latihan, rekaman, siap-siap untuk jadwal kita. Padahal aku udah berusaha sebaik mungkin loh, tapi Jeno terus-terusan negur aku. Orang dibilangin gitu terus kan lama-lama kesel. Kaya dia kerjaannya paling sempurna aja."

Winter tersenyum sambil mengelus pipi Jaemin, "You're doing great. Mungkin Jeno lagi butuh pelampiasan kekesalan dia."

"Sampe di dorm juga dia terus ngediemin aku. Haechan sama Renjun padahal biasa aja. Sensi banget sih sama aku."

"Terus kamu kabur gini ga ada yang nyariin?"

"Renjun yang selalu nyariin aku. Tapi aku bilang aku butuh waktu sendiri dulu."

"Sendiri?"

Jaemin tersenyum, "Ya sendirinya aku itu ya nyariin kamu." Jaemin mendekat dan mengecup lembut bibir Winter. "Ga tau, bawaannya kalau ketemu kamu hatiku jadi tenang."

Cigarette and CondomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang