Winter melihat ponselnya dan membuka portal berita yang memberitakan keberangkatan Wamil Jaemin. Ia melihat foto-foto Jaemin dan juga member DreamZ. Hatinya terasa berat. Rasanya ingin ke sana dan mengantarnya secara langsung. Tapi apa daya, ia hanya bisa melihatnya lewat foto dan berita.
"Jaemin, kenapa aku sudah merindukanmu?" Katanya sambil mengusap foto Jaemin yang ada di ponselnya.
Winter tidak pernah menyangka perpisahan itu berat. Sudah pasti hari-harinya tidak akan sama. Rasanya lebih sepi. Tidak ada hari-hari yang dinantikan ketika Jaemin libur dan datang menginap di apartemennya.
Setiap Winter pulang dan berbaring di atas tempat tidurnya ia selalu melihat ke sisi tempat tidurnya yang kosong. Ia mengelus permukaan tempat tidur itu dimana di sana biasanya ada Jaemin.
Barang-barang Jaemin yang tersimpan di apartemennya juga masih tersusun rapi. Pakaiannya, aksesorisnya, parfumnya, semuanya. Di saat-saat ketika Winter merindukan Jaemin, ia akan memakai bajunya atau menyemprotkan parfumnya. Kadang Winter berpikir kalau ia konyol. Ternyata sebegitu besarnya arti kehadiran Jaemin di dalam hidupnya.
Perpisahan mereka sementara. Yang pasti mereka akan bertemu kembali di hari yang cerah dengan perasahaan yang bahagia.
Until then, 2 years later.
***
Orang bilang dua tahun itu cepat, tapi ya tidak juga. Bagi Winter dua tahun tanpa Jaemin itu terasa seperti dua abad. Ia juga terkejut betapa berbedanya hari-hari tanpa Jaemin. Padahal biasanya mereka jarang bertemu juga karena kesibukan Jaemin sebagai idol. Tapi ia tau, Jaemin ada di sekitarnya dan akan datang ke apartemennya pada waktu-waktu tertentu.
Winter sering naik ke atas rooftop untuk merokok dan menenangkan pikirannya. Namun tempat itu malah menambah kerinduan akan sesosok laki-laki itu. Ia memandangi rokoknya yang setengah habis. Gara-gara benda kecil ini takdirnya dengan Jaemin bersinggungan. Ia tidak pernah berpikir akan menjalani hubungan dengan Jaemin sedalam ini. Ia tidak pernah berpikir perasaannya akan tumbuh sebesar ini.
Selama kepergian Jaemin, Winter menjadi lebih akrab dengan Jeno, Renjun dan Haechan. Sesekali mereka mengajak Winter untuk makan siang bersama di ruang latihan ketika tidak ada manager DreamZ. Hal itu semata-mata untuk menghibur Winter yang tampak sedih dengan ketidak hadiran Jaemin.
"Jaemin udah ngehubungin kamu?" Tanya Renjun di sela-sela makan siang mereka.
"Belum sih. Di sana kan ga boleh pegang ponsel. Terakhir kontak sekitar dua minggu yang lalu." Jawab Winter.
"Ya, tapi kan sebentar lagi Jaemin selesai wamilnya." Komentar Haechan.
"Iya." Winter tersenyum mengingat hal itu, 100 hari lagi ia akan bertemu dengan Jaemin kembali. "Setelah Jaemin siapa yang akan berangkat wamil?" Tanya Winter.
"Aku." Jawab Jeno.
Winter menggangguk, "Semoga lancar ya."
"Ga ada masalah kalau Jeno. Dobberman mah tahan banting!" Kata Haechan.
Semuanya tertawa. Memang diantara member DreamZ Jeno yang terkenal paling kuat dan yang kedua terkuat adalah Jaemin.
Setelah selesai makan, Winter berpamitan untuk bekerja kembali. Ia merasa lega karena member DreamZ sangat friendly dan menganggapnya sebagai teman. Hal itu membuat hatinya sedikit tenang. Awalnya Winter agak waswas ketika tau DreamZ mengetahui hubungannya dengan Jaemin, tapi ternyata tidak seburuk yang ia kira.
Ketika Winter menuju ruang tempat ia bekerja, ponselnya berbunyi dan ia langsung tersenyum ketika melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cigarette and Condom
FanfictionWe don't need to know right now Check if it's love The world is too complicated How about living simply? Will you sleep by holding my hand forever? Will you be responsible for me forever? We don't need to know right now (Lyrics: Cigarette and Condom...