Chapter 11: Jaemin's Jinx

2.2K 183 18
                                    

Akhir-akhir ini Jaemin sangatlah sibuk. Dalam satu minggu terakhir ia sudah beberapa kali bolak-balik ke luar negeri untuk menghadiri festival konser KPOP. Sementara itu waktu comeback untuk album repackage juga sudah dekat. Ia tidak bisa berbohong kalau ia sangatlah lelah. Bagaimanapun ia hanyalah manusia biasa yang memiliki batas. Akhirnya ia tumbang juga. Ia sempat demam tinggi dan dilarikan ke rumah sakit. Oleh karena itu, Jaemin diberikan waktu untuk istirahat selama tiga hari. Yah, sembuh tidak sembuh, setelah tiga hari Jaemin harus kembali bekerja. Selama tiga hari itu, Jaemin minta izin ke managernya untuk pulang ke rumah orang tuanya. Namun tentu saja, yang ia lakukan adalah pergi ke apartemen Winter.

Setelah Winter mendengar hal itu, ia buru-buru mengajukan izin cuti. Namun ia hanya diizinkan untuk mengambil cuti untuk satu hari. Rasanya kesal sekali, kantornya itu memang tidak bisa melihat para pekerjanya bersantai-santai. Jaemin tetap menginap tiga hari di apartemen Winter, tapi ia hanya ditemani Winter selama satu hari saja dan sisa dua harinya ia akan beristirahat di sendiri saja karena Winter harus kembali bekerja.

Sebenarnya Winter keberatan dan meminta Jaemin untuk beristirahat di dorm saja agar bisa diurus oleh manager. Winter tidak tega meninggalkan Jaemin sendirian, apalagi kondisi Jaemin sedang tidak fit. Winter mengatakan pada Jaemin, ia tidak perlu menginap di apartemennya, namun Jaemin bersikeras. Yah, Winter tidak bisa berkata apa-apa lagi. Jadi ia hanya membiarkan Jaemin melakukan apa yang diinginkannya.

Malam itu Jaemin datang ke apartemen Winter. Ia masuk ke dalam unit apartemen Winter dengan langkah yang gontai. Winter segera menyambut Jaemin dan menuntunnya untuk duduk di sofa.

"Udah aku bilang, kamu ga perlu ke sini." Kata Winter.

"Aku datang ke sini bukan untuk kamu marahin." Gumam Jaemin.

Winter hanya menghela nafas. Jaemin benar. Tidak seharusnya Winter mengomeli Jaemin. Jaemin tidak membutuhkannya dan mereka tidak punya banyak waktu.

"Yaudah kamu tidur di kamar ya. Aku udah buatin kamu bubur." Ujar Winter.

Winter membantu Jaemin untuk berbaring di atas tempat tidur. Ia juga membantu Jaemin mengganti bajunya dengan pakaian yang lebih nyaman. Setelah itu, ia mengambil bubur yang sudah ia buatkan.

"Makan bubur dulu yah, abis ini minum obat." Ujar Winter.

Jaemin menurut dan menerima suap demi suap bubur yang diberikan Winter. Winter dengan telaten melap bibir Jaemin. Ia juga sesekali mengelus lembut rambut Jaemin yang basah karena keringat. Setelah buburnya habis, Winter membantu Jaemin meminum obatnya.

"Istirahat ya." Kata Winter.

"Temenin..." Ucap Jaemin.

"Iya..." Winter berbaring di sebelah Jaemin dan Jaemin langsung menyusup ke dada Winter. Winter bisa merasakan badan Jaemin yang masih demam. Ia mengelus lembut rambut Jaemin.

"Sakit, Win..." Gumam Jaemin.

"Iya, Jaem. Aku tau. Makanya kamu harus istirahat dan minum obat." Ujarnya sambil terus membelai rambut Jaemin.

"Capek..." Jaemin kembali meracau.

"Iya, Jaem. Kamu bobo aja ya sekarang. Ada aku di sini, jadi kamu ga perlu khawatir." Kata Winter.

Hanya di depan Winter saja Jaemin menunjukkan kelemahannya. Ia tidak pernah mengeluh kepada siapapun, baik kepada member atau managernya. Ia hanya ingin memperlihatkan kepada dunia bahwa ia baik-baik saja, meskipun sebenarnya tidak. Ia tidak mau terlihat lemah. Ia tidak mau membuat orang lain khawatir. Zona nyamannya untuk meluapkan segala keluh kesahnya hanyalah Winter.

"Ga kuat, Win. Badanku udah kaya dipukulin..." Ucap Jaemin dengan suara lemah.

Winter sungguh tidak sanggup melihat Jaemin yang seperti ini tapi ia harus tetap menguatkan Jaemin. Ia tau Jaemin lelah dan saat ini sampai jatuh sakit. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain menemaninya dan menjaganya dengan baik.

Cigarette and CondomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang