Chapter 13

142 22 0
                                    

Saat ini Upi sedang bersiap kesekolah seperti biasa. Menyisir rambut, pakai baju, dan yang terakhir menutup luka sayatan ditangannya dengan Gelang? Lalu sarapan ditemani adiknya, dan suara berisik ibu dan ayahnya yang sedang bertengkar hebat.

Naik motor lalu, baru saja mau berangkat. Upi merasakan motornya lebih berat dari biasanya. Setelah menoleh kebelakang, ternyata adiknya yang ingin ikut.

"Woy tuyul berambut! Lu ngapain naik"
"Mau ikut"
"Ga, gaboleh"
"Aaaa mau ikut! Pokoknya mau ikut!"
"Udah dirumah aja!"
"Gamau, Ummi sama Abi berantem terus dirumah aku takut. Dirumah ga ada temen main. Aku juga pengen punya temen kaya kakak!!"
"Ugh, sabar Pi. Sabar" -batin Upi kini sedang berteriak

Turun dari motor, ia merendahkan diri untuk menyamai tinggi adiknya.
"Nabila, sini dengerin kakak"
"CENGENG AMAT LU JADI ORANG! GITU DONG NANGIS. JADI CWE ITU HARUS KUAT!! KALAU TERLAHIR JADI ADIKKU GABOLEH CENGENG! KAMU NANGIS NANTI AKU IKUTAN NANGIS NIH!!"

"Hu-HUAAAAAH"
"kok makin parah sih?" (Yaialah)
"Gimana nih, aku cuman tau cara ini"
"Sewaktu kecil juga aku diginiin sama Ummi" -batin Upi panik.
Kenapa ke Nabila ga mempan? Oh iya, duluRyou pernah bilang!

"Kalau sedih, coba lakuin hal yang nenangin hati. Kayak mukul orang misalnya? Atau sekalian selesain masalah yang bikin ga tenang"

Ga, yang ada nanti aku ikut kena hajar sama ummi.

"Oi Nabila"
"Kalau hari ini kami nurut sama kakak, kakak bakal cari tau cara supaya Ummi sama Abi ga berantem lagi, Gimana?"
"Beneran kak?"
"Iyaaa, aku pergi dulu ya"
"Dadaaaah" -ucap Nabila sambil melambaikan tangan
"Loh motornya mana?"
"Dipake kakak"
"Haduuuh itu mau dipake Abi buat kerja"
"Tas kakak ketinggalan, seharusnya dia bakal balik lagi kok"

Hidden Madness // Wee!! X Oc {Discontinued}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang