Chapter 36

42 11 0
                                    

.・゜-: ✧ :- A Birthday -: ✧ :-゜・.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ryou memandangi gerbang sekolah dari atas hingga bawah, ditariknya nafas sebelum melangkah masuk memasuki area sekolah.

Beberapa hari lalu, Amu bertanya berapa tanggal ulang tahunnya. Dan setelah menjawab jawaban, Amu segera kabur sembari tertawa. Dan itu membuat Ryou merasakan ada yang tidak beres.

"HIAAA! AKU ADALAH SANG VAMPIR MENGERIKAN!!"

Baru melangkah masuk, ia dikejutkan oleh Upi yang tengah memakai topeng. Namun itu tak berhasil membuat Ryou terkejut.

"Vampir kok keluyuran disiang hari sih Pi?" -tanyanya

"Eh iya juga" -ucap Upi yang baru sadar

"Umm.. udahlah ayo ke kelas"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ryou dan Upi bersama-sama menyusuri lorong sekolah menuju kelas. Beberapa kali dilihatnya Upi yang memegangi telinganya seolah dirinya seorang agen, yang padahal earphone nya saja tengah tersangkut di saku bajunya.

"Kijang 1, target sukses dipancing!" -bisik Upi yang jelas terdengar oleh Ryou yang berdiri tepat disampingnya.

"Punya temen gini amat" -Ryou membatin

Singkat cerita mereka sampailah didepan pintu kelas yang setengah terbuka. Ryou menyadari keberadaan sebuah baskom air tepat di atas pintu tersebut. Didengarnya suara cekikikan dari segala arah.

"Hmm.. sungguh klasik" -batinnya lagi

Ryou membuka pintu itu, baskom itu lantas jatuh hendak mengenai dirinya. Namun lebih terdahulu Ryou yang menangkisnya, bukannya Ryou justru Upi yang terkena air.

"TENANG SEMUANYA, KITA MASIH PUNYA RENCANA!!"

Teriak Amu, yang justru membuat Ryou semakin waspada. Dipersiapkannya diri hendak menghindari serangan.

"SERANG!!" -teriaknya lagi

Puluhan telur berterbangan ke arah Ryou, namun berhasil dihindarinya dengan mudah. Seluruh kelas kini berubah menjadi arena peperangan. Dengan Ryou yang solo menghadapi kelompok Amu dan yang lain.

Ryou tak kotor sedikitpun, justru lantai dan dinding kelas lah yang menjadi korban mereka.

"Tutor deck" -ucapnya lantang, lantas mengejek semua orang

"APA-APAAN INI!! AKH?!" -Teriak seseorang

Tanpa diduga pak Eko telah datang, ia lantas mengamuk melihat kondisi kelas saat ini, dirinya bahkan sempat terkena lemparan telur.

"KELILINGIN LAPANGAN TUJUH KALI! KALIAN SEMUA!!"

Begitulah sampai seisi kelas lari bersama di lapangan sekolah, terkecuali untuk Ryou tentunya. Disaat yang lain tengah berlarian ditengah teriknya matahari, dirinya justru bersantai-ria menonton sembari memakan keripik. Dengan sesekali mengejek tentunya.

"Yang sabar kids"
"Ini semua karena kau tau!"
"Lah salahku apaan? Pfftt.."

Berkali-kali dicobanya untuk tak tertawa, namun bendungan emosi itu telah meluap. Mendatangkan tawa menggelegar untuk mereka semua.

"OWOWKAOAKA KASIHAN~"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah kegiatan lari bersama dan pelajaran tambahan sebagai hukuman, seisi kelas akhirnya bisa beristirahat. Semua orang terduduk lemas, bahkan ada yang telah terkapar dilantai, lantas tertidur pulas.

Awan-awan yang bergerombolan dilangit, menghentikan cahaya matahari yang hendak turun kebumi. Suasana yang sangat nyaman untuk beristirahat.

"Pfftt.. hihihihi"

Bahkan sampai sekarang Ryou masih cekikikan, sebuah momen langka sesungguhnya bagi Ryou tertawa sepuas ini.

"Kamu masih mau ngejek?" -ucap Amu dengan tanda imajiner di kepalanya.

"Tapi tumben banget kau ketawa kayak gini" -ungkap Upi

"Oh apa?! Ehem ehem tidak" -ucap Ryou yang tiba-tiba menyesuaikan emosinya.

"Uh... Okay? ?"

Suasana terasa hening sesaat, sampai Upi pamit pergi ingin buang air kecil. Kebetulan atau tidak, beberapa saat kemudian terasa hawa aneh didalam atmosfer.

"Huuu~" -sebuah suara dengan nada rendah dan berat.

"Eh?"

Tiba-tiba muncullah sebuah kain terbang menyerupai Casper, kain itu menari-nari diudara sembari menyenandungkan sesuatu.

"Udahlah Pi.." -Ryou yang mulai kesal pun, menarik kain itu.

Tidak disangka bukannya mendapati seorang Upi, kain putih itu justru hanya berisi angin kosong belaka. Mengartikan entitas itu bukanlah manusia biasa, melainkan suatu makhluk dari dunia lain.

"Halo aku kembali, itu kain buat apa?" -ucap Upi yang baru saja selesai dengan urusannya.

Atmosfer yang tadinya telah tak mengenakkan, berubah menjadi mencekam. Membuat semua orang merinding seketika, bahkan tak terkecuali untuk Ryou, ia refleks melempar kain itu ke sembarang arah.

Hidden Madness // Wee!! X Oc {Discontinued}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang