▪︎●••••• Ryou Mother •••••●▪︎
Suatu hari, dijamin istirahat. Amu, Upi, dan Ryou tengah berbincang-bincang dengan topik yang sedikit random. Dari hebatnya kapal nabi Musa —yang seharusnya kapal nabi Nuh— candaan tentang seseorang yang tak diterima club(?) Seni, proses terciptanya manusia, pentingnya kesehatan mental, sampai yang paling ringan adalah dimana sebenarnya Ryou tinggal.
"Um itu..... sebenarnya aku ga tinggal rumah"
Ucap Ryou dengan nada sedih, membuat Amu dan Upi merasa menyesal bertanya.
"Sepertinya aku tinggal di apartemen"
Ucapnya yang membuat dua sekawan itu dari menyesal, menjadi mengkesal.
"BTW kita main ke rumah mu dong, kebetulan esok hari libur!"
"Tid-"Baru ingin menolak, Ryou telah mendapati Amu dan Upi yang telah berada di apartemennya, mengacak-ngacak seisi ruangan.
Melihat Upi yang ingin memasuki kamarnya, lantas menguatkan hawa tak mengenakan. Membuatnya melepaskan pegangan dari gagang pintu.
Menoleh ke arah lain, terlihat Amu yang ingin memakai mangga dengan bekas gigitan dari wadah kecil dilantai. Yang sesungguhnya milik Peijun sang kelomang.
"Aku berasa jadi seorang mama" -Ryou menggeruu. Tak sadar kalau omongan bisa jadi doa.
"Bapaknya siapa? Papaku yang rambut ijo?" -Tanya Amu polos
"Bisa aja kamu~" -Ucap Ryou telah memegang sapu.
Melihat perhatian Ryou yang teralihkan, membuat nyali Upi tak jadi ciut. Dibukanya pelan-pelan pintu tersebut. Terpampang kamar minimalis dengan setumpuk berkas, beberapa bingkai foto, dan bunga layu diatas meja.
Berpikir Ryou lupa menggantinya, membuat Upi tidak begitu memperdulikan bunga layu itu. Sebuah bingkai foto sepasang kekasih terpampang, membaca tulisan "Nouva And Anna" lagi-lagi tak membuat Upi tertarik. Mengira keduanya sebagai orang tua Ryou dikala muda.
Untuk terakhir kalinya, ada foto yang membuat rasa penasaran Upi melonjak tajam. Yakni foto seorang perempuan bersurai hitam berkepang, dan mata merah muda. Senyum terukir diwajahnya. Tak ada kacamata.
Menebak bahwa itu adalah wujud Ryou dahulu, sebelum pindah dan mengulang ke smp mereka. Melupakan larangan tak terucap Ryou, ia memanggil kedua temannya.
***
"Demi cordelius beranak tiga, ini kau sebelum pindah ya?!"
"Itu bukan aku!"
"Lah terus saha? Abangmu waktu jadi bencong?"
"Ibu ku""Awet muda betul kau punya emak, mukanya kayak cewe awal umur 30 tahun"
"Emang iya kok, 34 lebih tepatnya"
".......""Tapi ibumu kemana? Kok jarang keliatan"
"Di rumah sakit"
"Owalah, pantesan kau selalu ngehindarin topik orang tua. Kukira kau yatem"Ucap Upi. Yang kemudian dibalas tonjokan dari Amu sembari diminta beristigfar.
"Dikit lagi meninggal kok" -ucap Ryou dengan wajah datar dan pose tangan '👌'
"Heh! Nanti jadi doa lho" -kini giliran Upi memukul pundak Ryou, dan tentu segera dihindarinya.
"Kan emang kenyataan?"
"Bentar... kalau itu ibumu, fotomu yang mana? Masa kamunya ga nyimpen foto sendiri?"
Ryou menunjuk potret dua pasangan itu dengan malu-malu. Membuat kedua orang yang bersamanya hanya bisa menganga.
***
Ryou duduk disebuah ruangan imejiner, ia tengah duduk dikursi, tepat ditengah-tengah ruangan dengan hanya satu lampu gantung sebagai penerangan.
Ryou diberi selembar kertas hasil robekan buku tulis berisi beberapa kalimat pertanyaan. Setelah menjawab semua pertanyaan itu, dan mengembalikan sang kertas. Ia di omeli habis-habisan tentang 1001 alasan pentingnya bercerita ke kawan terdekat, yang tentunya mereka buat sendiri.
***
Jam menunjukan pukul lima lewat tiga puluh menit. Langit yang mulai menggelap menjadi tanda bagi Amu dan Upi untuk segera pulang. Dengan ekspresi kecewa, keduanya perlahan keluar dari pintu masuk apartemen. Awan yang mulai kelabu juga membuat Ryou semakin mendesak mereka pergi.
Namun sayang sekali, usahanya sia-sia. Hujan yang telah turun seolah menjadi tanda bahwasanya alampun mendukung keinginan Amu dan Upi untuk tetap tinggal.
Belum sempat Ryou bereaksi, keduanya telah mengangkat telepon dan mendapat izin dari orang tua mereka. Yang ajaibnya, izin itu langsung didapat dikala nama "Ryou" terucap.
"Jangan lupa oleh-olehnya sayang~"
"Okeh ummi!!"Ryou mengerti 'oleh-oleh' yang dimaksud bukanlah makanan dan hadiah lainnya. Melainkan perabotan di apartemennya. Hujan yang semakin deras, memaksa Ryou untuk kembali menerima keduanya masuk.
{Secret Scene}
Upi:
Ooooi, gw nemu ini dikmr Ryou. Ktny sih ini emakny.Ryou:
Sejak kapan kau ngefoto itu!Tiba-tiba saja, notif muncul dari Sho. Beberapa gambar, dirinya dengan baju serba hitam dengan tindik dan rokok. Sho dengan penampilan rapi dengan kacamata ala 'good boy'. Dan terakhir Sho dengan jas formal.
Sho:
Emakmu suka yang mana Ryou?Kiki:
Ntar kalau dijadiin indosiar judulnya gini "ayah angkatku adalah gebetanku"Ryou:
Bapakkau kecebur got, gebetan dari mana!!Sho:
Maaf ya Ryou, mamahmu kujadiin istri muda dulu.
Istri tuanya madam soalnya.[Sistem: Toro telah mengeluarkan Sho]
Ryou:
Nice work👍Toro:
Thank you👍Amu:
Lah selama ini Toro online?Ame:
kakak homo? :(Ryou:
Lu masuk lewat mana oi?Ame:
Lewat hati kakak<3Kiki:
<3Ryou:
Ki... sudah berapa kali kubilangin jangan asal setuju di traktirin orang makan bakso?Kiki:
T-tapi baksonya enak?Ame:
<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Madness // Wee!! X Oc {Discontinued}
Fiksi PenggemarBagaimana jika webtoon Wee!! Ketambahan satu karakter lagi? Karakter yang sama pentingnya dengan karakter origial. Karakter yang mampu mengubah alur cerita. Perhatian! -ooc -ngaco -updatenya gajelas kapan -semua ilustrasi diff ini, diambil dari pi...