Chapter 31

93 22 0
                                    

Maaf mengganggu tapi... Hehhe
(˵ ͡° ͜ʖ ͡°˵)

Ryou menatap secarik kertas ditangannya. Matanya berbinar, sekuat tenaga ia menahan agar tak tersenyum. Berusaha tak berekspresi, walau ditatap aneh oleh teman-temannya.

"Kamu kenapa? " -tanya Upi, namun tak digubrisnya sedikitpun.

Kepada para murid terkasih, dengan upaya menyambut semester baru, kami akan mengadakan camping bersama. Diwajibkan untuk mengikuti kegiatan ini dari awal sampai akhir bila tak ada halangan.

Ryou tak sempat membacanya sampai habis, telah dilemparnya terlebih dahulu ke udara. Membawa kertas tersebut lari dibawa angin. Ryou termenung sementara, menghadap kosong kedepan seolah tengah melamun.

Ia sedang menarikan tari kebahagiaan didalam pikirannya sendiri. Sejumlah banyak skenario menyenangkan terbayang dalam benaknya, ia sudah merasakan kesenangannya jauh sebelum camping itu dimulai.

Terbayang malam menyenangkan dimana mereka akan melakukan perang bantal, ataupun menjahili orang yang telah tertidur duluan dengan menaburi bedak diwajahnya. Setidaknya begitulah pikirnya.

Namun nyatanya, seisi kelas hanya sibuk berselfie sendiri, bahkan ada yang telah tidur terlebih dahulu.

kini Ryou memandang frustasi plafon ruangan. Terlihat kaki Upi yang menindih tubuhnya. Dan Amu dengan tanganya menutupi wajah Ryou. Alhasil mereka tidur sembari saling tindih.

Ia bertanya-tanya bagaimana rasanya tidur didalam tenda, namun yang didapatnya justru tidur berdesak-desakan didalam kelas. Lagi ruangan mereka juga diisi oleh murid perempuan dari kelas lain.

"Camping tapi tidur disini, apa-apaan" -batinnya mendengus kesal

Sedangkan ruangan disebelah masih terdengar ribut hingga tengah malam menjelang. Tak heran karna ruangan tersebut ditempati oleh para lelaki yang juga ikut menginap.

Ruangan itu hanya memiliki bulan sebagai pencahayaan. Hujan yang turun dengan deras tidak membuat bulan berhenti menyinari gelapnya malam.

Kesal akan keadaan, ia keluar dari kelas. Menatap rembulan yang senantiasa bercahaya. Duduk didekat pintu masuk, lantas menyembunyikan wajahnya dibawah selimut.

Suara dari derasnya air hujan terdengar selayaknya lagu pengantar tidur baginya. Perlahan memejamkan matanya. Menikmati suasana dingin dan gelapnya malam.

Dingin yang menusuk, dan kegelapan yang menyelimuti justru menjadi ketenangan tersendiri baginya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sebuah tangan terulur menyentuh wajahnya yang berkeringat dingin. Orang itu menatapnya khawatir. Terlihat jelas bagaimana ketakutan menyelimuti dirinya.

Air mata menetes dari balik bulu mata lentiknya. Sho sontak menghapus semua air mata yang tadinya hendak terjun bebas melewati pipi.

Awalnya Sho hanya berniat menanyakan dimana letak cangkir, karena sedari tadi ia tidak menemukan cangkir satupun. Namun melihat Ryou yang tengah tertidur diambang pintu menyita perhatianya.

Mengingat perdengaran Ryou yang lumayan tajam membuatnya berpikir bahwa Ryou pasti akan bangun ketika mendengar suara langkah kakinya. Namun sepertinya suara langkah kaki itu tersamarkan dengan baik dengan derasnya hujan.

Melihat Ryou yang mulai bergerak, membuat Sho ingin pergi. Namun ia justru mendapati tangannya yang dihisap selayaknya bayi oleh Ryou. Sontak membuat wajahnya memanas.

Namun ia tak sedikit pun berusaha melepaskan diri, membiarkan tangannya hingga membuatnya pegal sendiri, Menjadikan pahanya bantal bagi gadis itu.

Sho mengelus pelan Surai hitam legamnya dengan pelan, mencium keningnya sesaat. Terlihat senyuman terukir di wajahnya. Menemani tidur Ryou sepanjang malam.

Kini wajahnya Ryou terlihat nampak lebih tenang. Keringat dingin tak lagi menetes, air matanya pun berhenti keluar.

Tanpa disadari nya, dua sekawan tengah memperhatikan mereka dari belakang. Tertampang jelas keterkejutan diwajah mereka.

Sho menoleh. Amu dan Upi sontak kembali ke tempat tidur mereka sebelumnya. Amu dan Upi kemudian saling memandang, sebuah senyum cerah tertampang diwajah mereka.

"Ryou udah ga jadi setgil! "

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ryou yang tadinya tertidur pulas mulai membuka matanya. Matahari belum menampakkan diri, bahkan belum ada tanda-tanda adzan subuh. Ryou memang orang yang terbiasa tidur sebentar.

Menyadari dirinya yang baru saja tidur diambang pintu membuatnya kaget.

Namun sampai ia menyadari sesuatu dalam pelukannya, sebuah tangan. Melihat sang pemilik yang masih tertidur, membuatnya merasa bersalah. Namun juga bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Sho hanya tahu tentang dirinya yang menemani tidur Ryou sepanjang malam. Tidak tentang Ryou yang sempat terbangun kala itu. Langkah kakinya mungkin tidak terdengar, namun Ryou masih bisa merasakan.

Ryou yang sempat terjaga kala itu terlalu lelah dengan segala aktivitas, jarang-jarang dirinya benar bisa beristirahat seperti ini. Sampai tak menyadari keberadaan Sho yang pahanya ia jadikan bantal.

Perlahan ia mengingat bagaimana kejadian semalam, entah mengapa ia langsung berlari kabur. Meninggalkan Sho tanpa pertanggung jawaban.














Thank you for Caroline_433

"Namun ia justru mendapati tangannya yang dihisap selayaknya bayi oleh Ryou. Sontak membuat wajahnya memanas. "

Aku agak bingung gimana supaya bagian ini ga malah jadi ambigu, wkwkkw.

"Ryou memang orang yang terbiasa tidur sebentar"

Bener-bener beda sama aku yg tidurnya bisa lebih dari 10 jam. Kebo maklum (';д;')

Hidden Madness // Wee!! X Oc {Discontinued}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang