Chapter 19

120 23 0
                                    

"Ayo Sho! "
"Iya kamu pasti bisa! "
"You lose"

"Payah ah! " -Upi
"Capitannya yang ga kuat" -Sho
"Halah alesan" -Upi

"Kenapa ga beli aja langsung? "-Kiki
"Gabisa, harga boneka anjing ini lebih mahal dari harga aslinya"
"Bukannya itu domba ya? "
"Itu landak"

"Kan bisa diselesain pake ini" -ucap Ryou sambil menunjukkan sebuah kartu bberwarna hitam
"Ryou dapat darimana kau! "
"Lho? Ini punyaku kok"

"Pakai punyaku aja " -ucap Toro yang sekarang ikut menampilkan black card miliknya

Upi memperhatikan selembar uang dua puluh ribu miliknya lekat-lekat, lalu menangis.

"Sini aku mau coba" -Kiki
"You lose"
"............."

"Aku udah sering main ini, tapi gapernah menang"

"Terpaksa pakai cara lama" -ucap Sho yang lalu menggenggam sebongkah baru, ancang-ancang akan melempar nya.

"SHO! GABOLEH!! "
"SANTAI HEY!
"KALIAN NGAPAIN HAH! " -teriak pemilik mesin

"Enggak Sho emang bener, boneka domba itu emang lucu" -ucap Ryou yang telah lebih dulu memecahkan kaca mesin dengan kakinya.

"Aku baru tau ada bonus batu bata" -ucap Ryou sambil menggenggam boneka domba yang diikat kesebuah batu bata.

"Oh shit-" -batin sang pemilik mesin mengumpat.

Karna itulah, mesin tersebut kini disita dan sang pemilik harus membayar denda. Boneka-bonekanya? Dibawa kabur oleh Ryou.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Nonton film yuk"
"Ga ah, uangku udah abis" -Upi
"Santai" -ucap Toro dengan kembali memperlihatkan black card nya

"Eh kayaknya yang itu bagus" -Ryou
"Yang mana? "
"Itu" -ucap Ryou sambil menunjuk sampul film yang jelas-jelas bertuliskan +18

"Ryou... " -gumam Toro yang memegangi sabuknya seakan-akan cambuk dengan lirik mata akan menerkam.

"Ampun dah"

"Gimana kalau kita nonton kkn aja? "
"Bagus tuh, kebetulan aku juga udah lama mau nonton tapi ga ada temen"

Akhirnya mereka nonton film horor. Sedangkan yang lain ketakutan, Sho justru cengar-cengir, dan Ryou masih dengan wajah datarnya. (Sedatar dadanya wkwkwk //plak)

Keluar dari bioskop walau dengan perasaan lemas, Upi bahkan sempat muntah kala itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Apanih? Kok lucunya barengan? Wkwkkw" -tawa Upi melihat Amu, Sho, dan Ryou yang memakai bando telinga kucing.
"Disaat kayak gini mukamu masih aja datar ya Ryou"

 "Disaat kayak gini mukamu masih aja datar ya Ryou"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apaan ini, gasuka" -Amu"Terus ngapain kau pake? "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apaan ini, gasuka" -Amu
"Terus ngapain kau pake? "

"Ini ga cocok sama aku" -ucap Ryou melepas bandonya
"Kalau suka simpen aja kali, gausah sampe diumpetin"
"Mukanya sampe merah tuh"

"Nah ini baru cakep, iya kan pi? " -ucap Amu sambil memakai topeng tengkorak binatang
"Astaghfirullah setan! "
"GEDEBUK"

"Toro.. Aku abis dipukuk Upi, emang topengnya serem ya? "
"Enggak kok" -ucap Kiki yang lalu mencium pucuk kepala Amu dari belakang. Sadar dengan perilakunya ia langsung menampar wajahnya sendiri.

"Kiki kok gitu? " -ucap Ryou yang siap sedia dengan parangnya.
"RYOU! EMANG SALAH KIKI APAAN!! " -Amu
"SANTAI WOY, BARU AJA TADI KAU NUMBANGIN SATU ORANG TAU!!"

Hidden Madness // Wee!! X Oc {Discontinued}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang