Chapter 33

58 11 0
                                    

Adzan subuh mulai berkumandang. Yang muslim segera bersiap-siap untuk sholat, sama seperti yang sedang dilakukan Amu dan yang lain.

Amu dan Upi tengah mengambil air wudhu bersama. Sedangkan Ryou hanya ikut menemanu dikarenakan halangan.

Setelah selesai, mereka pergi untuk ibadah bersama. Kebetulan sekolah mereka berdekatan dengan mesjid, Berjalan sembari membicarakan beberapa topik ringan, sampai pembicaraan tak sengaja tertuju kepada kejadian semalam.

"Ryou, kemarin... "
"Kamu tau apa? "
"Soal.. "

Sebelum Amu sempat menyelesaikan kalimatnya, mulutnya telah disumpal dengan kertas oleh Ryou yang entah ia dapat darimana.

Kebetulan tepat didepan mushola, mereka bertemu dengan Toro dan Kiki yang juga ingin sholat. Sedangkan Sho hanya ikutan.

Amu dan Upi lantas menyapa mereka, yang sontak dijawab oleh Kiki dan Toro. Sedangkan Ryou dan Sho menatap satu sama lain sembari terdiam. Ini adalah pertamuan pertama mereka sejak kejadian semalam.

"Wah Sh-Sho apa kabar? Kamu.. Kau juga mau sholat? " -tanya Ryou mengasal

"I-iya, tunggu apa? "-jawab Sho yang sama canggungnya.

Keduanya berbincang hal acak secara tak natural. Membuat Kiki dan Toro kebingungan, sedangkan Amu dan Upi hanya bisa berusaha menahan tawa dibelakang.

Ryou dan Sho kini tengah panik berusaha mencari alasan untuk kabur dari satu sama lain, sampai tercium bau aneh yang menyengat.

Ryou melihat ke bawah, memperhatikan bagaimana ada tai kucing yang menempel di bawah alas kakinya. Entah harus senang atau menangis dirinya sekarang.

Ia pergi dengan alasan tersebut, menuju tempat wudhu untuk mencuci kakinya.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Disana Ryou segera membasuh kakinya dengan air. Suasana tampak sunyi, matahari pun belum menampakkan diri. Bermodalkan cahaya remang-remang, Ryou berjalan menyusuri ruangan.

"Sunyi sekali, namun kenapa atmosfernya terasa berbeda? " -gumam Ryou tak nyaman

"Hey... " -sebuah panggilan terdengar tepat disamping telinga Ryou, membuatnya bergidik ngeri.

Ryou lantas menoleh, namun tak ada siapa-siapa. Merasa tak beres, Ryou melanjutkan dengan setengah berlari. Ia merogoh sakunya, mendapati seekor kelomang didalam sana. Ia membawa peliharaan nya kesekolah.

Diangkat dan diletakkannya kelomang itu dibahu, ingin ditemani. Namun nampaknya sang kelomang tak menyukainya, baru saja ia ingin melompat tapi dihentikan oleh Ryou.

"Temenin atau kamu kuusir dari rumah"

Seolah mengerti, sang kelomang lantas duduk manis di bahu Ryou, lalu diam tak bergerak.

Tidak lama kemudian, Ryou bertemu dengan seorang wanita dengan seragam guru. Ryou pun berinisiatif menemuinya.

"Bu!.. Ibu guru!" -panggil Ryou, namun wanita itu hanya diam tak bergeming.

Berada di belakangnya, kini Ryou mencoba menggapai tangannya. Wajahnya pucat pasi, ia telah panik.

"B-bu? " -panggil Ryou sekali lagi

Namun lagi-lagi wanita itu tak menanggapi. Ryou melihat tangan yang baru saja ia genggam, nampak seperti tangan biasa, namun dengan luka bakar disetiap sisi.

Wanitu akhirnya menoleh, nampak wajahnya yang kehitaman seolah gosong. Matanya terbelalak seolah tak memiliki kelopak mata, pupilnya berwarna merah darah.

Terukir senyum lebar diwajahnya, sangat lebar seolah mulutnya akan sobek. Wanitu membuka mulutnya, lantas tertawa dengan sangat keras.

"SERANG DIA PEIJUN!! " -Teriak Ryou yang telah panik. Namun apa daya, sang kelomang justru telah kabur lebih dulu.

"ANYING LAH"

"Hihihihi kau tak akan bisa kabur dariku" -wanita itu terkikik

"BUKAN ELU!!" -teriaknya lagi, lalu berlari kabur

"Lah? "-sekarang sang wanita, maksudnya sang setanlah yang bingung. Ia menoleh ke arah belakang, melihat seekor kecoa yang diam mematung.

"KYAAAA KECOA!! " -Teriak si setan ketakutan, lantas ikut kabur mengikuti Ryou dan peijun (kelomang).

Sudah terlambat, kecoa itu telah mengepakkan sayapnya, terbang mengikuti mereka bertiga. Sebuah mode yang dapat membuat siapapun ngacir ketakutan, bahkan tak terkecuali untuk setan.

Hidden Madness // Wee!! X Oc {Discontinued}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang