Chapter 17

124 24 0
                                    

Amu sedang menggambar sendirian di clubnya. Suasana terasa sangat tenang, tidak ada yang mengganggu. Kecuali beberapa suara kecil.

"Sudahlah amu, menyerah saja. Tak ada gunanya orang seperti mu berusaha. "

"Kamu gagal sebagai anak, gagal sebagai teman,"

"Kamu itu manusia gagal"

"Diam"

"Kamu hanya membebani orang-orang"

"Tolong diam"

"Kau bahkan justru menyalahkan orang lain untuk kesalahanmu sendiri"

"Kumohon... Diam" -gumam Amu sambil terisak.

"Ugh aku gabisa kayak gini"

Amu bangkit dari kursi, lalu pergi meninggalkan ruang club dan kertas gambarnya yang penuh coretan. Dengan pikiran ingin menjernihkan pikiran, ia pergi berjalan - jalan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


{Club Tataboga}
"Kenapa kau nangis?" -Toro
"mungkin dia habis boker tapi tainya ga keluar" -jawab Ryou ngasal
"Buang air besar Ryou, gasopan"
"Boker"
"Ngelunjak ni bocah"

"Woy mu, kenapa lu? " -tanya Upi
"Maaf maaf"

"Jangan-jangan Amu kerasukan!! " -ucap Ryou
"Bismillahirrahmanirrahim, allahu alla illaha illa haillaullah"
"KELUAR KAU SETAN!! BERANINYA PADA AMU!!"
"DAPAT DARIMANA KAU PARANG ITU RYOU! "
"DIKASIH"

Bukannya berhenti, suara tangisan Amu justru semakin terdengar.

"Astaghfirullah, gini amat kalian kelakukan" -ucap Toro frustasi

"Amu, mau sandwich? "
"Mau! " -ucal Amu yang tiba-tiba tenang

"Lho? Semudah itu? "
"Padahal aku udah lama ga gunain ini.. "

Hidden Madness // Wee!! X Oc {Discontinued}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang