16. Punishment for Cheater

1.5K 153 18
                                    

Tiga tahun kemudian.

Di sebuah apartemen kecil, tercium bau harum yang keluar dari berbagai jenis masakan.

Klik

Bunyi tempat bento yang ditutup. Pemiliknya bersenandung kecil dan tersenyum lebar namun tetap menyembunyikan gigi kecilnya.

Ting tong

Gadis itu mengernyit, membuka apron dan berjalan ke arah pintu.

"Hai Hinata. Selamat ulang tahun." Pria itu tersenyum.

"Hai Shikamaru." Hinata ikut tersenyum. Lalu mempersilakan Shikamaru untuk masuk.

"Wah, wangi apa ini. Kau masak?"

Shikamaru duduk di sofa. Ia membuka kotak yang ia bawa dan mengeluarkan kue berdiameter 10cm dan meletakkannya di atas meja. Ia menancapkan sebuah lilin dan membakar sumbunya.

 Ia menancapkan sebuah lilin dan membakar sumbunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wow.." Seru Hinata. Wajahnya memerah. Pria itu mengangkat kue itu sehingga sejajar dengan wajah Hinata lalu mulai bernyanyi. Hinata memejamkan matanya, memanjatkan beberapa harapan lalu meniup lilin. Ia tersipu malu.

"Selamat ulang tahun yang ke-20." Kata Shikamaru. Ia meletakkan kue, dan memeluk Hinata.

"Terima kasih. Aku pikir kau diluar kota."

Pria itu memang jarang berada dikota kelahirannya demi menempuh pendidikan kepolisian yang sedang digelutinnya.

"Hari ini adalah hari yang spesial untuk mu, mana mungkin aku tidak datang."

Pria itu bergegas ke dapur, mengambil dua buah sendok lalu kembali. Shikamaru tahu seluk beluk apartemen kecil nan rapih ini karena ia yang mendapatkan apartemen ini untuk Hinata, tiga tahun lalu saat semuanya sangat kacau. Ia bahkan membayar untuk 6 bulan pertama sampai Hinata mendapatkan pekerjaan. Sebenarnya Shikamaru tidak keberatan jika ia tetap membayar biaya apartemen tempat Hinata tinggal, hanya saja gadis itu bersih keras menolak kebaikan Shikamaru.

"Suapan pertama." Katanya.

Wajah Hinata memerah. Ada rasa janggal yang tidak bisa ia ungkapkan. Tangannya meraih sendok dari Shikamaru, memandangi kue itu sebentar.

"Ah~ rasanya terlalu cantik untuk dimakan."

"Juga terlalu cantik untuk dibiarkan membusuk." Shikamaru terkekeh di ikutin senyum Hinata yang menampilkan deretan gigi kecilnya.

Ia menyendok sisi kue itu, terdiam sejenak lalu melihat pada Shikamaru.

"Terima kasih sudah sangat baik padaku." Kata Hinata, tersenyum  lalu mengarahkan sendoknya pada Shikamaru.

Hap. Kue itu menghilang. Shikamaru tersenyum. Ia juga menyendok kue, dan mengarahkan pada bibir merah Hinata.

Hinata membuka mulutnya. Tetapi bukan kue lembut dan manis yang ia dapatkan, sesuatu yang basah dan lembut mendarat di bibirnya.

Promises And DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang