10. Secret in the bedroom

3.2K 320 67
                                    

"Ta.. Tapi kau punya pacar."

Sasuke terkekeh mendengar kalimat pertama Hinata setelah mengurung diri selama setengah jam.

"'Orang tua' itu yang menginginkannya, bukan aku."

"O.. Oh jadi kalian benar benar,.. ?"

"Berpura-pura."

"Apa? Apa apaan itu, berpura-pura pacaran?" Sewot Hinata.

"Ya. Kau tenang saja, aku tidak mengajakmu untuk pacaran."

Hinata menatap lekat-lekat onyx hitam yang duduk disofa didepannya. Ia sudah memikirkan Sasuke akan memintanya untuk berpacaran dan walaupun mendadak, Hinata sudah memikirkan jawabannya tapi apa yang baru saja dikatakan sasuke?

"Ja.. Jadi?" Hinata memeluk boneka kesayangannya.

"Ehm." Sasuke berdehem.

"Aku menyukaimu tapi aku tidak ingin kau terlibat dalam keluargaku. Kami mengerikan."

Hinata meremas tangan bonekanya. Matanya memandangi lantai kamar, mulutnya sedikit terbuka.

"Bagaimana jika aku juga menyukaimu?"

"Itu hanya 'jika'." Sasuke terkekeh. Tidak adil jika hanya Sasuke yang mengakui perasaan itu.

"Aku," Hinata menggigit bibir bawahnya.

"Aku membencimu. Tapi juga ada sedikit. Itu. Su.. Suka." Hinata menutup wajah dengan kedua tangan, sedangkan Sasuke tertawa kecil sambil memerhatikan tingkah mnggemaskan Hinata.

"Aku tau itu. Hm.. Kau tau ibumu akan menikah dengan ayahku, kan?"

"Hah? Ti.. Tidak! Bukan. Bukan dengan ayahmu!"

"Lalu dengan siapa?"

Mata bulan itu melirik kesana-kesini lalu pupilnya membesar tanda menyadari sesuatu.

"Hm?" Sasuke menaikkan kedua alis hitamnya.

"Di sekolah ada mata-mata. Kau tahu, ayahku selalu punya cara untuk menyiksaku."

Keduanya saling memandang. Hinata memikirkan kembali ketika ibunya mengatakan akan menikah, kenapa Hinata tidak bertanya tentang pria itu.

"Jika 'orang tua' itu tahu hubungan kita, mereka akan menjadikanmu sebagai sandera supaya aku mau melakukan keinginannya."

"Keinginan apa?"

Sasuke mengambil tas punggungnya yang disimpan di lemari Hinata.
Ia duduk di pinggir kasur, disamping Hinata, memandang mata bulan itu sebentar.

"I.. Itu.." Kelopak mata Hinata melebar.

Beberapa kotak obat berukuran besar berada dalam tasnya. Jika dilihat dari ukurannya, obat itu diminum dalam jangka waktu panjang.

"My mentality is sick, you call me crazy, psychopath?"

Sasuke tertawa.
Hinata terpaku.

"Tapi aku lebih dari itu. Aku pernah bunuh diri. Hm.. Berapa kali ya, aku lupa." Ia masih tertawa.

"O~"

"'Orang tua' itu terlibat Yakuza. Kakak ku, Itachi dibunuh karena 'dia' menikah dengan perempuan yang tidak diinginkan oleh kelompok itu." Sasuke tertawa. Dia memasukan botol-botol itu kembali.

"Kematian Itachi membuat keluargaku diampuni. Dan ibuku entah dimana. Aku rasa Mikoto menyembunyikan sesuatu."

"Aku harus meneruskan kekuasaan 'orang tua' bau tanah itu tapi aku sakit. Kau tahu, dia juga gila. Aku rasa dia menyesal telah memilih aku dibanding Itachi." Lanjut Sasuke. Matanya menyipit karena tertawa.

Promises And DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang