Dibawah remang-remang cahaya, bayangan hitam bergerak cepat. Jarum jam dinding masih berdetak mengiringi. Lampu tidur berkedip beberapa kali, deritan kasur yang sedari tadi belum juga berhenti. Hawa dingin dini hari seolah tidak berarti apa-apa bagi dua remaja yang basah karena keringat, cairan tubuh itu saling bercampur seiring dengan gesekan tubuh telanjang mereka.
"Mhhh... S..su..keh...."
Hinata meremas Rambut Sasuke lalu menariknya kencang.
" Akhh! Sa... Sasukeh!!!" Gadis itu berteriak kencang mengiringi percepatan intensitas keluar masuknya benda milik Sasuke didalam tubuhnya.
"Hm? Apa sayang? Kau suka?"
Hinata mengangguk dengan kedua mata yang tertutup. Ia benar benar menyukainya. Segala sesuatu yang dilakukan Sasuke membuat tubuhnya tidak sanggup untuk menolak.
"Mhhh!!"
Sasuke membungkam mulut Hinata dengan jemari besarnya untuk beberapa saat. Sasuke ambruk. Ia terbaring lemas diatas Hinata. Kegiatan itu seolah telah menjadi aktivitas keseharian dua pasangan remaja itu setelah pengalaman pertama mereka pada minggu lalu.
"I love you." Bisik Sasuke.
Hinata mengelus rambut basah Sasuke dengan pelan, semakin lama semakin pelan beriringan dengan kesadarannya yang mulai menghilang. Keduanya terlelap.
***
"Ayo kita pergi."
Hinata memeluk pria yang berbeda 8 cm dari tinggi badannya. Ia menghirup bau maskulin yang menguar dari leher Sasuke.
"Hentikan Hinata, geli."
Hinata terkikik. Wajah tampan pria itu membuat hatinya berbunga-bunga, rasanya ia tidak akan pernah bosan melihat wajah itu. Semakin hari, perasannya untuk Sasuke semakin kuat.
"Berhenti menatapku seolah kau akan memakanku."
"Ya, aku ingin memakanmu dan aku akan memakanmu setelah kita kembali."
Sasuke membuat alisnya bertautan sambil berusaha menahan senyum di bibirnya.
"Apa maksudnya 'memakanku', hm?"
"Seperti ini? roar.. makan makan... makan.."
Hinata menggunakan jemarinya untuk menusuk perut Sasuke. Pria yang kegelian itu berusaha menghindar, ia kemudian menangkap tangan mulus itu dan menariknya menuruni tangga.
Sasuke menggenggam erat jemari Hinata. Hinata memeluk erat lengan Sasuke, pipinya memerah. Rasa rasanya tidak ada yang lebih nembahagiakan selain merasakan hangat tubuh Sasuke.
"Kau yakin?"
Keduanya berdiri didepan pintu, Hinata memandang Sasuke.
"Ya,"
Hinata merapikan letak topi hitam Sasuke. Lalu membelai kulit wajah pria itu. Sasuke tersenyum lalu memeluk erat tubuh mungil gadisnya. Lalu keduanya menjaga jarak, meskipun rasanya sangat tidak rela.
Untuk pertama kalinya setelah tinggal dengan Hinata, Sasuke menginjakkan kakinya keluar rumah.
"Kita akan baik baik saja?" Bisik Hinata seolah dunia ini begitu asing dan berbahaya.
"Saat di sekolah, aku berusaha menjaga jarak denganmu. Jadi seharusnya mereka tidak mengirim mata-nata disini."
"Baiklah.. Um.. Aku mau eskrim."
Langkah Sasuke terhenti karena lengan sweaternya ditarik oleh Hinata.
"Itu.."
Hinata sengaja menengadahkan kepalanya agar pria itu dapat melihat wajah memelasnya yang ditutup topi lavender.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promises And Destiny
Fanfiction-SasuHina- Hinata merupakan gadis pendiam yang merasa telah dikutuk oleh dewa kesialan. Selama dua tahun ia harus sekelas dengan Sasuke yang selalu mengerjainya, dari melempar belatung, laba-laba, mencuri buku tugas, hingga berpura-pura akan memperk...