6. 3 minutes to like your kiss

5.8K 514 47
                                    

Sasuke memandang ke langit. Menerawang begitu lama sebelum memejam kembali. Langit cerah mendadak berawankan hitam. Seperti tahu kelelahannya. Dan bersedia menjadi pelindung dari sinar matahari siang yang menusuk kulit. Sasuke mulai terbawa jauh dan terlelap.

"Sasuke?"

Sasuke berdecak. Ia memandang pada Shikamaru yang juga sedang memandangnya. "Apa?" Manik hitam pria itu memandang ke arah pintu. Mengisyaratkan Sasuke untuk mengikuti pandangannya.

"Sasuke?" Sasuke memicingkan matanya. Hyuga yang akhir-akhir ini mendadak dekat dengannya ada disana. Ia tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya. Sepertinya setelah sedikit kebaikan yang diberikan Sasuke, gadis itu tidak takut lagi padanya.

"Bawa dia pergi."

Shikamaru tidak menyahut. Jika sahabatnya tidak dalam kondisi tidak baik maka ia akan mengabaikannnya dan melanjutkan tidurnya.

Shikamaru bangun dengan malasnya. Menggaruk tengkuknya, tidak lupa menguap sebelum menghampiri wanita yang masih berdiri disana.

Sasuke mendudukkan diri. Ia memalingkan wajah. Matanya memerhatikan perban putih yang melingkar di telapak tangannya. Sudah tidak ada darah yang mengalir. Sasuke tidak begitu ingat apa yang terjadi setelah kejadian itu. Ia tertidur selama seminggu atau mungkin ia hampir menemui ajalnya. Ia terbangun di ruangan putih, Mikoto berada disana, tertidur dalam posisi bersandar di sisi ranjang rumah sakit.

Ayahnya berteman baik dengan pemilik rumah sakit, tidak heran jika kamar itu sudah menjadi kamar pribadinya. Ayahnya bebas untuk memukulinya, ia hanya perlu meminta dokter terbaik yang memiliki resep obat panjang umur maka Sasuke akan baik-baik saja.

"Aku rasa dia menyukaimu." Sasuke tidak menyahut. Biasanya Sasuke yang akan dicurigai menyukai Hinata tapi ini pertama kalinya ia mendengarkan orang lain berkata bahwa Hinata menyukainya. Ia terkejut, dan ada sedikit rasa aneh yang menggelitik di perutnya.

"Kau pikir apa yang akan dilakukan ayah ku?" Dua onyx itu saling menumbuk. Hingga Shikamaru mengambil tempat lagi untuk berbaring.

Sasuke menengadahkan kepalanya. Menerawang jauh didalam kelamnya awan. Wajah putih yang merona itu melintas dikepalanya. Menambah sakit didadanya.

"Akan terasa lebih sulit jika kau biarkan bertahan lebih dari ini." Shikamaru memejamkan matanya. Ia lupa kapan pertama kali bertemu dengan Sasuke dan berakhir melakukan segala kegilaan bersamanya. Tapi ini adalah kali pertama mereka berbicara tentang hati. Dan wanita. Shikamaru tidak pandai tentang dua hal itu, jadi ia memilih untuk tidur.

***

Malam datang begitu cepat. Sasuke baru saja pulang dan memilih untuk tidur. Perasaannya, ia baru terlelap namun malam sudah mulai menjelang. Jarum jam dinding menunjukkan pukul 6, artinya ia sudah tertidur selama lebih dari 3 jam.

"Sasuke?" Sasuke menyipitkan matanya. Lagi lagi cahaya bola lampu begitu mengejutkan pupil matanya. "Kau masih belum berganti pakaian?" Wanita itu mendekat dengan segelas susu hangat diatas nampan. Ia memandang pemuda yang masih menikmati tempat tidur dengan seragam sekolah tidak suka. Sejak kecil ia selalu mengajarinya namun anak itu sedikit pemberontak. Berbeda dengan Itachi.

"Nanti akan ku ganti." Sasuke meregang malas. Ia mengulurkan tangan kiri untuk mendapatkan gelas susu dari tangan Mikoto. "Masih merasa sakit?" tanya Mikoto. Ia memilih duduk disamping pemuda itu. Dan membelai lembut surai hitam Sasuke.

"Um.. Tidak." Ia meneguk habis susunya. Menyerahkan pada Mikoto sebelum memeluk bantal gulingnya dengan nyaman. "Matikan lampunya. Aku mau tidur."

Mikoto tidak menyahut. Jemarinya masih mengelus helaian surai pemuda itu. "Kau harus bangun. Teman perempuan mu datang."

"Huh?" Onyx itu membola. Ia menatap Mikoto seolah memintanya mengulagi kalimatnya. "Hinata menungggumu dibawah.".

Promises And DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang