Pelajaran olahraga yang menjadi salah satu mata pelajaran favorit untuk siswa kelas 10 IPS 1 yang sedang melakukan perenggangan sebelum mulai lompat jauh di atas pasir yang telah disiapkan di area dekat taman sekolah. Ishak berdiri di belakang Bobi yang paling semangat olahraga—apalagi cowok ini juga dikenal sebagai si gila basket pada tim-nya. Sedangkan di belakangnya ada Henderi yang mulai kelelahan, mengingat tadi dia habis makan bakso 1 setengah mangkuk—alias dia juga makan bakso sisanya Ilham yang hari ini makannya dikit.
"Perut gue masih begah," keluh Henderi selepas perenggangan dan sekarang mereka berbaris sesuai absen. Dimana cowok itu berdiri di depan Ilham, sedangkan Ishak berdiri di belakang Ilham. Gampangnya, Ilham berdiri di antara Henderi dan Ishak.
Ilham terkekeh. "Siapa suruh, bakso punya gue diembat juga!"
"Loh, sayang, Ham. Lagian lo kalo lagi gak enak perutnya, gak usah mesen bakso."
"Gue butuh kuahnya, anget."
"Makan sayur asem ege harusnya," sahut Bobi yang nimbrung karena cowok itu telah selesai lebih dulu lompat jauh. Dia berada di urutan keempat karena namanya juga berawal dari huruf B.
Kali ini, Ilham cemberut. "Gue gak demen sayur asem, Babi."
"BOBI!"
Ishak menatap pertengkaran kecil itu dengan kekehan pelan, sebelum bersia-siap ketika nama Ilham sudah dipanggil untuk mulai lompat jauh selepas Henderi. Lantas cowok itu berdiri dengan tegang di belakang garis putih.
"Satu, dua, maju!"
Kegiatan itu hanya menghasilkan rekor terbaru Ishak yang tidak meningkat pesat. Meskipun cowok itu menyukai olahraga, tetap saja dia lemah soal lompat jauh. Dia bahkan hanya bisa menganga lebar saat sadar bahwa Rinai menjadi orang kedua yang memiliki rekor terbaik di kelas mereka setelah Bobi yang sejak tadi tidak henti membanggakan dirinya.
"Gue tiba, tiba, laper," ucap Henderi ketika mereka diperbolehkan bermain bebas demi menunggu bel istirahat kedua berbunyi. Kebanyakan siswa perempuan langsung buru-buru ke kelas untuk menguasai ruang kelas buat ganti baju sebelum anak cowok datang. Sedangkan anak cowok sudah jelas langsung pergi ke lapangan upacara buat main bola kaki. Ishak melirik temannya itu. "Tadi katanya begah!"
"Sumpah, abis lompat jauh malah laper lagi."
"Anjing! Perut lo tuh isinya apaan, dah?" gerutu Bobi sembari memimpin jalan menuju lapangan upacara. Dia juga akan bermain bola kaki bersama anggota kelas lainnya yang telah menunggu.
"Karet, lah," ledek Ilham sebelum dipukul ringan oleh Henderi.
"Daripada lo, lemah."
"GUE CUMAN MUAL BENTAR?"
Ishak melerai dua temannya itu. "Heh, udah, udah. Ayo nonton Bobi."
Dari 13 siswa laki-laki, mereka bertiga yang lebih memilih duduk di kursi sekitar lapangan. Sedangkan sepuluh siswa lainnya telah terbagi menjadi dua tim untuk bermain futsal.
Sepanjang menonton pertandingan bola, ketika Ilham dan Henderi bersorak untuk Bobi dan anggota timnya. Ishak malah berkelana bersama pikirannya yang penuh. Setelah pesan paling aneh yang dia kirimkan ke Heri. Dia merasa bodoh untuk beberapa hal. Maksudnya akan sangat aneh kalau Heri menemukannya sok akrab meskipun dia ingin bisa seakrab itu dengan Abangnya sendiri.
Apa pesan itu tampak aneh hingga Bang Her hanya membacanya saja?
Atau Ishak memang tidak akan mendapatkan satu pun perhatian Januhari seperti apa yang dia dapatkan dari Jihan?
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know It's Hurt
Novela JuvenilBrothership series 3# Hyunjeong ft Yeji Ketika Ibu meninggal, Ishak pikir dunianya telah berakhir. Tetapi kemudian Paman membawanya pada satu rumah asing, dan mempertemukannya dengan pria yang disebut sebagai Ayahnya yang dulu Ibu mengatakan bahwa A...