Siapa yang akan menyangka bahwa Ishak dapat bertahan selama 2 minggu terakhir kelas 10 di sekolah, sekaligus bertahan untuk mencoba mengakrabkan diri dengan Januhari setelah apa yang terjadi hari itu. Karena sekarang, Ishak tidak berusaha untuk menutup dirinya lagi. Cowok itu, bahkan bukan hanya hari ini, sejak satu bulan lalu telah memutuskan untuk gak lagi menghindari kenyataan.
Dia turun paling awal di hari pertama semester ganjil, kelas 11, bertemu dengan Kak Jiji yang sedang menyiapkan piring untuk sarapan pagi itu.
"Nasi goreng spesial~" Jihan menoleh ke meja makan, menemukan Ishak yang tampak rapi dalam balutan seragam putih abu-abunya. "Pagi, Dek," gadis itu menyapa sambil meletakkan nasi goreng di piring.
Ishak tersenyum lebar. "Pagi."
"Hari pertama kelas 11 seneng banget kayaknya," kata gadis itu seraya mengembalikan wajan yang sudah kosong karena seluruh nasi goreng buatannya telah dibagikan ke tiap piring di meja makan. Gadis itu kemudian duduk di samping Ishak yang sedang bermain ponsel. "Kirim pesan ke siapa?"
Cowok itu menoleh. "Rinai."
"Heri belum turun?" Papa adalah orang kedua yang hadir di meja makan setelah Jihan memanggil untuk sarapan nasi goreng di hari pertama sekolah pada semester baru.
Jihan menggeleng. "Kayaknya dia masih siap, siap."
Belum satu detik Jihan selesai bicara, Januhari turun dengan wajah tergesa-gesa lantas menemukan keluarganya di meja makan yang telah menunggu cowok itu untuk turun dan sarapan bersama.
"Aku makan di sekolah aja."
"Eh, Heri!"
"UDAH TELAT JEMPUT!!"
Tidak terasa sudah satu tahun Ishak tinggal di rumahnya dengan banyak sekali kejadian yang menimpa Heri. Mulai dari rumah yang semakin asing, hubungannya dengan Jihan seperti jalur roller coaster, dan bagaimana prilaku Ishak semakin hari semakin membuatnya muak. Apa Adiknya itu tidak paham kesan penolakan Heri selama beberapa hari terakhir?
Pernah dimana Heri sedang mengajak Erina ke rumah soalnya mereka berniat untuk movie date hari itu saat tahu Jihan tidak di rumah dan Ayah sedang perjalanan dinas. Ishak sendiri, Heri ingat sekali bahwa Adiknya akan menginap di rumah Om Aji selama 5 hari saat liburan kenaikan kelas kemarin.
Tapi di hari ketiga, hari dimana seharusnya Januhari bisa senang sekali menikmati film di layar televisi bersama kekasihnya itu, Ishak tiba-tiba pulang dan membawa segerombolan bocah menyebalkan—alias ketiga sahabat cowok itu datang dan berkata akan menginap selama dua hari satu malam.
"Kalian jangan ganggu gue—"
"Eh, filmnya seru, Kak?" Ishak tampaknya mengabaikan peringatan Heri dan malah akrab dengan Erina sembari ikut duduk di samping perempuan itu. Sekaligus tiga sahabatnya yang tidak tahu malu.
Walaupun akhirnya keempat cowok itu langsung ke kamar dan meninggalkan Heri berdua bersama Erina di ruang keluarga. Tetap saja kencannya setengah gagal, harinya buruk, dan Ishak hanya bisa membuat kepalanya pusing dengan tingkah sok akrabnya.
Cowok itu menendang motor dengan jenis sama meskipun warnanya berbeda itu bersama perasaan dongkolnya. Dia menjalannya sepeda motornya sendiri ke rumah Erina, bertemu dengan gadis itu yang tampak cerah pagi ini.
"Harusnya gak usah buru, buru. Kamu kan telat bangun," kata gadis itu sambil menerima helm dari Heri.
Cowok itu tersenyum tipis. "Gak enak, lah. Kamu bukannya udah gak sabar sama pembagian kelas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know It's Hurt
Novela JuvenilBrothership series 3# Hyunjeong ft Yeji Ketika Ibu meninggal, Ishak pikir dunianya telah berakhir. Tetapi kemudian Paman membawanya pada satu rumah asing, dan mempertemukannya dengan pria yang disebut sebagai Ayahnya yang dulu Ibu mengatakan bahwa A...