Setelah pergi meninggalkan rumah, Heri langsung melajukan motornya ke rumah Samudera. Alasannya, karena sudah hampir zuhur dan tidak mungkin Sam masih berkeliaran dengan Jihan saat mereka berdua sudah bau matahari dan pastinya kekenyangan—cowok itu masih berpikir kalau dua orang itu tidak benar-benar olahraga. Maka dengan emosi yang masih meluap, dia meninggalkan rumahnya kembali.
Motornya berhenti 15 menit kemudian di depan rumah Samudera bertepatan dengan keluarnya Bang Lanang serta Mas Yugi. Dua orang itu menatap kehadiran Heri siang-siang di hari Minggu dengan bingung.
"Ngapain lo?"
Pertanyaan Lanang, dijawab sama Yugi dengan dorongan ringan. "Ya, main anjir?! Masa pacaran sama Adek lo!"
"Ya, kali aja. Sam juga demen sama Abangnya."
"Goblok, ah. Capek gue," Yugi berjalan ke motornya, sedangkan Lanang membuka gerbang rumah untuk mempersilakan sahabat Adiknya itu masuk.
"Sam baru nyampe tadi. Langsung ke kamar aja," kata pria itu sebelum berjalan ke motornya untuk menyusul Yugi yang sudah mengeluarkan motor dari halaman rumah sambil berpamitan pada Heri.
Heri mengangguk sambil memikirkan Samudera yang baru saja sampai—itu berarti, Jihan harusnya sudah pulang saat Heri sampai di rumah.
Apa ... Adiknya itu mendengar pertengkarannya tadi?
Dia mengabaikan rasa khawatirnya, karena sudah tidak penting Jihan dengar atau tidak. Gadis itu sudah berusia 18 tahun, sama seperti dirinya. Dia sudah dewasa dan sudah saatnya Jihan tidak perlu Heri lindungi lagi soal masalah keluarga mereka.
Cowok itu menyapa Ibu Sam yang sedang di dapur, membuat makan siang. Lalu menaiki tangga untuk menghampiri kamar sahabatnya yang tertutup rapat. Dia mendengar suara dari dalam kamar mandi di lorong, sehingga Heri lebih memilih langsung masuk ke dalam kamar Sam untuk menunggu cowok itu selesai mandi.
Sambil menunggu, dia juga membuka grup chat F4 KW. Mungkin dua sahabatnya bisa dia ajak bermain hari ini.
Zidan
Sori banget herr, gue lagi les nih
Felix
Abis ini gue otw ke rumah sam
Januhari
Oke, dan. Sans @Zidan
Hati2 luuu @Felix
Selesai membalas pesan Felix, sahabat sekaligus si pemilik kamar ini pun masuk dengan wajah yang sudah segar sekaligus rambut yang masih basah. Cowok bermata kecil itu tidak terlalu syok waktu menemukan Heri di kamarnya. Meskipun suara air kamar mandi itu keras, tapi telinganya bisa mendengar suara pintu kamar yang dibuka.
"Ngapain?" tanya Sam sambil memindahkan Ere, salah satu kucing milik Lanang yang menjadikan tumpukan baju kotornya sebagai bantal ke lantai.
Heri tersenyum. "Kabur."
"Cih, berantem sama siapa? Ishak?" tanya cowok itu, tetap mengeringkan rambut basahnya dengan handuk sambil menatap cermin.
Sahabatnya menggeleng. "Sama bokap."
Sam meliriknya. "Mau main apa?"
"Mabar, yuk. Warnet deket kompleks sini rame kagak, ya?"
"Au, dah," jawab Sam sekenanya, mengecek ponsel. "Gue tanya temen gue dulu. Dia biasanya ke sana."
"Siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know It's Hurt
Novela JuvenilBrothership series 3# Hyunjeong ft Yeji Ketika Ibu meninggal, Ishak pikir dunianya telah berakhir. Tetapi kemudian Paman membawanya pada satu rumah asing, dan mempertemukannya dengan pria yang disebut sebagai Ayahnya yang dulu Ibu mengatakan bahwa A...