I'm back sweetie!
Don't forget to support me with your vote and comment
Correct me for any typo
Happy reading!
[ RAYA : Fidelity ]
Bab 20
+Hening meliputi ruangan meeting. Semua yang berkepentingan belum sepenuhnya hadir. Tidak ada yang membuka mulut di antara mereka. Baik Frengki maupun Dani yang biasanya selalu aktif, kini hanya diam dan saling lirik. Di seberang meja, ada Edgar yang duduk menyibukkan diri dengan iPad-nya.
Pintu kaca bergeser menyita perhatian mereka. Aya dan Meisya masuk dengan penampilan yang lebih segar. Aya memakai kemeja navi polos dipadukan dengan celana bahan hitam, flat shoes hitam kian melengkapi penampilannya. Sementara Meisya memakai jaket denim hitam sebagai outer dengan bawahan kulot jeans yang ia pakai tadi serta heels rendah sebagai alas kaki.
Mereka berjalan mendekati meja bundar di tengah ruangan kemudian duduk di antara beberapa kursi kosong yang ada.
“Udah lama lo, Bang?” Aya mengawali percakapan dengan bertanya pada Frengki di sebelahnya.
“Baru, sih,” jawab pemuda itu.
“Datang berdua?” Aya menggerakkan dagunya menunjuk Dani di sebelah Frengki.
“Iya.” Angguk Frengki membenarkan.
Pintu kaca kembali terbuka, menampilkan Yosi bersama asistennya yang berjalan di belakang. Pria paru baya itu berpenampilan sederhana, memakai kemeja polos yang dilipat hingga batas siku serta bawahan celana kain yang sama-sama berwarna hitam.
Yosi duduk di tempatnya. Tepat di dekat kursi milik Disa. Asistennya menyerahkan laptop serta sebuah wireless laser pointer kemudian menunduk dan meninggalkan ruangan.
Aya kembali membuka pembicaraan. “Habis dari kantor, Om?”
Yosi menoleh setelah membuka laptopnya. “Nope, habis mengantar mamanya Zico ikut event arisan di kota sebelah,” jawab pria itu.
“Anjay,” kekeh Aya. “Bang Zico di rumah? Kenapa nggak ke sini?”
“Lagi sibuk, Om kasih dia kerjaan.” Yosi menjawab seraya mengetikkan sesuatu pada keyboard.
Setelah selesai dengan urusannya, pria itu menoleh. “Kapan Disa datang?” tanyanya.
“Pagi tadi. Kami berdua aja nggak jadi pulang,” balas Aya diakhiri kekehan.
Ketukan sepatu wanita terdengar seru dari balik ruangan, membuat mereka secara tak sadar memperhatikan pintu kaca yang masih tertutup.
Detik berikutnya, seorang wanita berpenampilan anggun dengan dress merah darah yang panjangnya sedikit di bawah lutut memasuki ruangan dengan langkah tegas. Anggun namun juga menampilkan kesan badas. Ketukan yang terdengar tajam tadi berasal dari heels tinggi berwarna merah. Leher jenjangnya dihiasi kalung bertulisan ‘Angle’ yang terbuat dari emas berkilau. Make up yang tidak terlalu tebal dengan menonjolkan bibir merah merona, membuat penampilannya semakin garang. Rambutnya digelung indah dengan sebuah konde sebagai kunci.
Aya yang sesama perempuan saja terpesona, apalagi para pria. Terlalu sering melihat Diva yang berpenampilan sederhana membuat Aya ternganga melihat Disa yang terlihat begitu dewasa.
“Buset, kalah cantik gua,” gumamnya tanpa sadar.
Semua yang ada di ruangan berdiri dan menunduk memberi hormat. Dengan masih berjalan, Disa mengangkat tangan kirinya tanda bahwa dia menerima rasa hormat tersebut. Ia berhenti tepat di kursi kebesarannya kemudian duduk bersandar di sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAYA : Fidelity
Action[Sequel RAYA] Kisahnya berlanjut... Diva mulai merasakan keraguan terhadap hubungannya dengan Alaska yang tengah berada di Jepang. Kuncinya adalah kepercayaan namun Diva hanyalah perempuan biasa dengan segala prasangkanya. Apa ia harus bersikap ego...