HAII I'M BACK!!!
Nggak lama kan? Hehehe
Beri dukungan ke cerita ini, karena itu sangat berharga, thx.
Koreksi jika ada typo yaa... Love U
Selamat membaca!!
Playlist : Lalisa - Money (special introduced 4 the new chara)
RAYA : Fidelity
[ Bab 13 ]
+
“Lempar!”“Ah! Elu mahh! Pake meleset segala!”
“Bacot! Ambil, Njing!”
“Dih! Ambil aja sendiri! Lu yang lempar!?!”
“Ribet banget sih lo! Kan bolanya deket elo! Tinggal ambil doang!”
“Punya tangan, kan?!”
Yosi menggelengkan kepalanya. Sejak pagi, rumah yang ia kunjungi hampir setiap hari itu diramaikan dua orang gadis yang setiap saat selalu beradu mulut.
Ia menoleh saat satu bodyguard berhenti dan menunduk hormat padanya.
“Permisi, Tuan. Ada yang ingin berbicara dengan Anda.”
Yosi mengambil ponsel bodyguard itu dan menyuruhnya untuk pergi. Ia memang meninggalkan ponselnya di kamar. Berharap agar tak ada panggilan yang hampir setiap hari selalu memusingkan.
“What?” tanyanya.
“Aku undur kedatangan ku.”
Alis kiri Yosi terangkat. “Ada masalah?”
“Nope. Sejauh ini terkendali,” jawab seseorang di sana. “Luka William juga mulai membaik. Pria itu terus menuntut agar pemulihannya dipercepat.”
Yosi tersenyum samar. Ia yakin William sangat merindukan putri semata wayangnya itu.
“Aku dengar cucu Basstomi berkunjung kesana.” Yosi tersadar karena pernyataan itu.
“Yeah, sekarang anak itu sedang bermain bersama Diva dan yang lain,” jawab Yosi memperhatikan empat gadis yang tengah bermain di dekat danau.
“Itu bagus. Kehadiran gadis itu sangat menguntungkan sehingga aku bisa fokus menangani kondisi di sini.”
“Kapanpun itu, jika kau akan datang, cepat kabari,” ujar Yosi.
“Tentu,” jedanya.
“Oh ya, Bung, lain kali bawa ponsel lipatmu itu. Jangan menyulitkan si kakek tua malang ini, mengerti?”
Yosi terkekeh. “Ya, maafkan aku, Max.”
“Ku maafkan. Bye.”
Yosi menurunkan tangannya ketika panggilan sudah berakhir, ia berbalik hendak memberikan ponsel itu ke bodyguardnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYA : Fidelity
Ação[Sequel RAYA] Kisahnya berlanjut... Diva mulai merasakan keraguan terhadap hubungannya dengan Alaska yang tengah berada di Jepang. Kuncinya adalah kepercayaan namun Diva hanyalah perempuan biasa dengan segala prasangkanya. Apa ia harus bersikap ego...