[ RAYA - 06 ]

257 26 3
                                    

HAII! AKU BAWA UPDATE LAGI NIH!
Siapa yang kangen?

Semoga suka dan memuaskan
Jangan lupa vote dan komen oke!

Selamat membaca!

RAYA : FIDELITY[ BAB 06 ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RAYA : FIDELITY
[ BAB 06 ]

++

Aya menggaruk bagian belakang telinganya. Saat ini ia tengah memikirkan bagaimana membujuk Diva yang marah. Benar saja, hari ini semenjak pagi gadis keturunan konglomerat itu mendiaminya. Meisya juga bernasib sama.

Gadis yang memiliki garis mata tajam itu mengamati Diva yang tengah melakukan pemanasan, bukan untuk olahraga seperti biasa melainkan pemanasan untuk latihan pencak silat.

Dari speaker yang terpasang di pojok atas kelas, Pak Johan—Kepala Kesiswaan SMK Barsel—tadi menyampaikan bahwa akan ada festival budaya yang diselenggarakan pemerintah. Peserta khusus SMP/sederajat dan SMA/SMK sederajat. Setiap tahun, SMK Barsel mengeluarkan pentas seni mulai dari ekstra tari, karawitan, maupun pencak silat.

Jangan heran jika pencak salah satu ekstrakulikuler terfavorit di SMK Barsel. Karena memang selain baru beberapa tahun berdiri namun sudah menyabet banyak prestasi, juga murid-murid yang tergabung di dalamnya termasuk murid hits, contohnya Diva.

Lagi, banyak remaja yang sudah tergabung dalam organisasi pencak silat di luar sekolah. Tidak heran jika mereka memilih pencak sebagai salah satu ekstra yang mereka ikuti. Dengan didominasi murid laki-laki, ekstra ini banyak yang menamainya gangster-nya Barsel.

Aya mendesis ketika netranya menangkap beberapa cowok yang sengaja melancarkan modus kepada Diva. Cowok tetaplah cowok, you know lahh.

“Punya nyawa berapa lo berani keluar pas jam pelajaran?” Demi Tuhan, Aya seketika terjingit kaget.

Ketika berbalik, segera saja gadis itu melayangkan pukulan keras pada lengan cowok yang dengan gagah berdiri di depannya.

“Asu! Ngagetin aja lo njing!” umpat Aya dengan jantung yang masih berdebar kencang karena terkejut.

“Ngapain sih?”

Aya berdecak mendengarnya. “Lo yang ngapain disini,” sentak gadis itu. “Ngintilin gue ya lo?!”

Cowok itu ganti berdecak kemudian menyentil pelipis Aya. “Pikun lo?” sindirnya, “jelas-jelas tadi Pak Teguh manggil gue lewat speaker disuruh buat ke ruang Pokja Prakerin.”

Aya seketika menoleh. “Masa sih? Emang lo ngapain disana? Gak lulus prakerin ya lo? Mau ngulang heh?” tuntut gadis itu.

Kembali berdecak, cowok itu membalas, “Bukan urusan lo sih. Dahlah, gue balik ke kelas.”

Aya merengut tak suka. “Bara! Woy! An—”

Sebelum melanjutkannya, syukurlah ia tersadar. Ia tengah berada di depan kelas dimana, semua kelas sunyi karena KBM masih berlangsung.

RAYA : Fidelity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang