Hai gue ga tau ini cerita masih ada yang baca atau kagak, but I will finish this story with or without reader...
Support me if you like this story, thank you sm
Let's get started
You can play Hero by Martin Garrix & JVKE!
[ RAYA : Fidelity ]
Bab 21
+“Not Him,” sahut Disa membuat kening Meisya berkerut.
“Dia hanya salah satunya,” lanjutnya sambil berjalan mendekat, memerhatikan seseorang yang pingsan dengan kondisi terikat di sebuah tiang.
“Sampai saat ini dia belum mau membuka mulut,” jelas Disa berhenti di dekat Meisya dengan raut datar. Nada bicaranya ringan tetapi menyimpan kemarahan yang mendalam.
“So,” kata Meisya menoleh, “who is Marko?” Pertanyaannya mengundang alis Jack untuk terangkat.
“One of them.”
“I mean kalo dia bukan Marko lalu dia siapa? Dan kenapa kau tidak langsung menangkap Marko. They still here. Terisolasi di markas, akan lebih mudah menangkapnya,” ungkap Meisya setelah semua pertanyaan itu berputar di kepalanya.
Disa diam membiarkan Meisya yang tetap dalam kebingungan. Sementara dirinya juga sedang dalam keadaan berpikir. Begitu pula dengan Jack yang berusaha mencerna percakapan antara dua wanita di depannya.
“Sudah berapa lama dia pingsan?” tanya Disa pada semua yang ada di dalam ruangan.
Seorang anggota menjawab, “Sekitar duapuluh menit, Nona.”
“Bangunkan,” perintah Disa memandang pria dewasa yang terikat pada tiang.
Dua anggota membawa dua ember berisi air, detik selanjutnya, genangan tercipta setelah air itu dengan keras mengenai tubuh sang pria. Membuatnya seketika sadar dan mengerjap beberapa kali.
Disa melangkahkan kakinya mendekat. Raut tegas menghiasi wajahnya, memberi kesan bahwa ia tidak sedang bermain.
“Tersadar dari mimpi indahmu, Pak tua?” sarkasnya disambut dengusan sebal dari sang pria yang Disa taksir masih seumuran dengan sang tangan kanannya.
“Waktumu hanya sampai matahari terbenam. Artinya sebentar lagi itu akan datang. Tetapi kau tidak begitu berguna dengan mulutmu yang membisu itu. Kalau pun kau tidak ingin bicara, aku bisa menangkap teman-temanmu tepat setelah kutebas kepalamu. Jadi aku memberimu pilihan. Beri tahu aku siapa yang menyuruhmu dan apa yang mereka mau atau akan kulenyapkan kau, termasuk semua temanmu, spesies tak berguna yang ada di Eagle Hell.”
Kerutan pada kening Meisya semakin jelas. Apa dengan kalimat itu artinya Disa sudah mengetahui siapa para tikus yang ada dalam kelompoknya.
“Jack,” panggil Meisya menoleh pada lelaki di sampingnya.
“Hanya Nona Disa yang tahu,” kata Jack yang juga terlihat bingung.
“Tentukan pilihanmu, pak tua. Aku sudah sangat siap untuk itu.” Perhatian mereka kembali teralih pada sang pemimpin Eagle Hell yang masih berhadapan dengan pria itu.
Disa membalikkan badannya. Setiap gerakannya mengundang mata satu ruangan. Sampai ia berkata, “Siapkan katana milikku.”
Semuanya melebarkan mata, termasuk Meisya yang kini berpandangan dengan Jack.
“Disa,” panggil Meisya berusaha menghentikan langkah Disa yang melangkah pergi dari sana.
“Apa jaminan jika aku mengaku.” Namun perkataan itulah yang kini membuat Disa berhenti kemudian menoleh ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYA : Fidelity
Action[Sequel RAYA] Kisahnya berlanjut... Diva mulai merasakan keraguan terhadap hubungannya dengan Alaska yang tengah berada di Jepang. Kuncinya adalah kepercayaan namun Diva hanyalah perempuan biasa dengan segala prasangkanya. Apa ia harus bersikap ego...