3. BANGSAWAN KRIMINAL

1.3K 217 1
                                    

London adalah tempat yang aneh. Udaranya terasa dingin, lebih dingin daripada saat aku berada di Prancis dan Jerman. Matahari juga jarang menyinari tanah ini. Orang India yang pernah kutemui berkelakar; 'Bahkan Tuhan tidak mempercayai orang Inggris dalam kegelapan.' Aku terkekeh mendengarnya, tidak menyangkal.

Selain itu, aku juga mendengar seseorang berkata; 'Kalau ada dua ikan yang bertengkar dalam sebuah kolam, pasti orang Inggris baru melewati kolam tersebut.' Cukup miris sebenarnya.

Aku menceritakan hal tersebut pada Mycroft, pria yang kukenal karena aku bertetangga dengannya. Ia tertawa, sedikit tersinggung tapi tetap tertawa. Ia bertanya apakah aku tersinggung saat mendengarnya, ku jawab tidak. Toh aku aslinya orang Prancis, tapi aku hanya mengatakan bahwa aku masih terlalu Jerman untuk tersinggung dengan gurauan itu.

Ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan kembali membaca koran di tangannya, sesekali meminum teh di meja.

ꜱᴡᴇᴇᴛʜᴇᴀʀᴛ

(Y/N) meniup segelas suutei tsai yang ia pegang, sejenis teh susu diasinkan khas Mongolia.

Sedikit asin tapi enak, pikirnya.

"Apakah tehnya sesuai seleramu?" Ujar Khulan dalam bahasa Russia. (Y/N) mengangguk, senyum tipis menghiasi bibirnya.

"Baguslah, tempat ini kedai teh langganan ku." Khulan melambai pada seorang wanita tua penjaga kedai, yang dibalas lambaian balik dengan senyuman.

"Sudah kutebak,"

"Oh ya?"

"Ya."

Tidak ada diantara mereka berdua yang melanjutkan percakapan. (Y/N) menikmati tehnya dengan santai, Khulan berusaha untuk mencari topik pembicaraan. Dari gaya dan tutur-katanya, jelas sekali wanita dihadapannya ini bukan bangsawan Inggris biasa. Khulan sudah bertemu banyak orang sebelumnya, ia tahu kualitas orang yang benar memiliki kekuasaan.

Yang pasti, Khulan tidak ingin menjadi canggung atau terlihat bodoh.

"Nona, apa kau pernah dengar tentang Bangsawan kriminal di London?"

Mata (Y/N) teralihkan dari tehnya, ia melihat Khulan dengan ketertarikan begitu ia menyebut kata London. "Tidak pernah dengar, sudah lama sekali aku jauh dari kota itu. Apa yang terjadi?"

Khulan tersenyum, usahanya tidak sia-sia. Untung saja ia mendengar bisik-bisik diplomat Inggris sebelum menemani wanita tersebut.

"Kudengar mereka adalah sindikat kejahatan terorganisasi, kalau tidak salah mereka membunuh bangsawan-bangsawan di Inggris."

"Kau terdengar bersemangat," komen (Y/N), sedikit bingung, kenapa Mycroft tidak pernah memberitahunya?

Khulan terkekeh, "Bukan hanya itu, kudengar mereka bukan sembarang bunuh, mereka membunuh bangsawan yang pernah melakukan kejahatan besar."

"Semacam vigilante begitu?"

"Kurang lebih."

"Apa kau tahu siapa saja korbannya?"

"Korban huh? Aku tidak terlalu dengar, tapi kurasa seseorang dengan nama Enders?"

(Y/N) mengerutkan keningnya, "Bajingan itu?" Bisiknya pelan, tak terdengar oleh Khulan.

Melihat ekspresi (Y/N), Khulan berbicara, "Aku tak tahu detailnya, hanya itu yang kutahu." Ia mengangkat tangannya. "Tapi nona, bisakah aku bertanya?"

(Y/N) mengangguk.

"Maaf jika terdengar kurang sopan tapi kenapa anda disini? Di negeri kecil seperti ini? Orang macam anda pastilah bukanlah orang sembarangan."

(Y/N) tersenyum tipis, sorot matanya berubah. Seperti tenang sebelum badai, ada bahaya tersirat di balik air wajahnya yang tenang. Khulan bergidik, merinding seketika.

"Anda cukup perspektif Mr. Khulan. Tapi aku hanya bukan intelijen atau mata-mata sejenisnya, aku hanya bangsawan Inggris biasa yang sedang keliling dunia."

"A-ah, begitu." Ia menggaruk tengkuknya dengan malu.

Ujung bibir (Y/N) sedikit terangkat, tapi ia tidak mengatakan apa-apa lagi.

𝐒𝐖𝐄𝐄𝐓𝐇𝐄𝐀𝐑𝐓 || 𝕄𝕋ℙ 𝕏 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕖𝕣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang