9. REVOLUSI DAN JAWABAN

696 137 0
                                    

Prancis adalah tanah kelahiranku. Aku adalah orang Prancis, kuhabiskan banyak masa kecilku di sana. Masih banyak memori tidak menyenangkan tertinggal dan terkubur oleh waktu. Ibu kandungku sendiri bukan orang baik.

Aku tidak tahu seperti apa nenekku selain dari yang diceritakan ibuku. Sampai sekarang, aku tidak tahu apa yang membuat ibu sedemikian bencinya terhadap nenek. Ia terlihat memiliki obsesi tersendiri terhadapnya.

Dihari kepergian ku untuk diadopsi Ms. Braun, hari dimana ibu membuangku, ia tidak pernah menunjukkan ekspresi sedih atau keibuan. Ia dengan dingin hanya mengatakan sesuatu yang bahkan anak berusia 9 tahun tahu itu tidak pantas didengarkan. Kalimat itu terus terngiang-ngiang di kepalaku bahkan bertahun-tahun setelah diucapkan.

"Ingat baik-baik, nama asli Maximillien Roberpierre  adalah Sherrinford Holmes, orang Inggris brengsek yang menyamar di tanah ini. Nenekmu yang lacur itu dengan bodohnya membantu revolusi, ia adalah pengkhianat negara yang dosanya tidak bisa diampuni. Camkan itu baik-baik dan tutup mulutmu."

ꜱᴡᴇᴇᴛʜᴇᴀʀᴛ

"Felix harusnya sudah sampai di Inggris." Gumam (Y/N) pelan. Ia sedang dalam perjalanan kereta dari Jerman menuju Belgia, setelah itu barulah ia pergi ke Inggris. Sebelumnya ia menyempatkan diri mampir ke Berlin untuk mengumpulkan bukti-bukti dari diplomat yang mungkin pernah di jahati oleh komplotan Milverton. Hasilnya cukup memuaskan.

(Y/N) menghela nafasnya dengan pelan, matanya sejernih kristalnya yang menggelap itu menyiratkan rasa sedih di hatinya. Ia sedih saat tahu orang seperti apa Milverton sudah jadi tapi tidak bisa membendung rasa kekecewaannya.

Kekuatan benar-benar berbahaya, ia menjalar dan perlahan-lahan menggerogoti si pemilik, menarik mereka dalam ketamakan yang tidak berkesudahan.

Setelah semua ini selesai, Milverton mungkin akan merasakan hal yang dirasakan (Y/N) saat ini, kecewa dan sedih karena dikhianati sahabatnya sendiri. Seperti minyak yang sudah tumpah di air, Milverton harus membayar perbuatannya sendiri mau tidak mau.

(Y/N) hanya ingin yang terbaik untuknya, sungguh. Katakanlah (Y/N) egois, tapi ia lebih suka jika Milverton hidup mendekam di penjara dengan malu karena ulahnya daripada mati di tangan bangsawan kriminal. Dari bermil-mil jauhnya pun, tidak sulit bagi (Y/N) untuk menebak bahwa bangsawan kriminal sedang menargetkan Milverton.

Tapi satu hal yang daritadi mengganggu pikiran (Y/N), siapa bangsawan kriminal ini? Kenapa mereka membunuh bangsawan-bangsawan yang tercatat pernah melakukan kejahatan? Pasti bukan hanya semata-mata balas dendam. Jadi apa motif mereka? Keadilan? Mungkin saja, tapi kenapa baru sekarang?

(Y/N) mengerutkan keningnya, mencari asumsi diantara segala kemungkinan dan skenario yang dapat ia pikirkan. Hasilnya nihil tapi instingnya berkata lain. Seperti gajah didepan mata, jawabannya berada tepat didepannya namun sayangnya mata (Y/N) terpejam.

Pikiran (Y/N) dibuyarkan saat dua orang pria berpakaian gelap datang padanya, yang satu berwatak keras dan lebih pendek dari satunya yang berwatak lebih lembut.

Si pria tinggi berucap dalam bahasa Jerman patah-patah, "Bisakah kami duduk disini nona? Kursi yang lain sudah penuh." Bahasa Jermannya kental dengan aksen Prancis. Mungkin mereka berasal dari sana.

(Y/N) tersenyum maklum dan mempersilahkan mereka.

"Oh merde, comment le train peut-il être en retard jusqu'à deux heures." Ujar pria pendek itu pada temannya dengan nada kesal.

(Oh brengsek, bisa-bisanya kereta sampai telat dua jam.)

Pria disebelahnya mengangguk setuju, "Mais l'Allemand était pile à l'heure." Ia menggeleng-gelengkan kepalanya.

(Padahal orang Jerman itu tepat waktu sekali.)

(Y/N) tertawa mendengar percakapan mereka, mengundang perhatian dari dua pria didepannya. "Première fois dans un train en Allemagne?" Ia menunjukkan senyumnya.

(Pertama kali naik kereta di Jerman?)

"A-ah oui." Si pria tinggi menjawab, tersipu dengan wanita didepannya.

(A-ah ya)

"Kenapa kalian bisa disini?"

"Mencari pekerjaan," si pria pendek menghela nafasnya, "Semuanya kacau di Prancis sejak revolusi." Ia menghidupkan cerutunya. "Anda tidak masalah kan nona?" Menyondongkan cerutunya, meminta persetujuan.

"Silahkan, tapi tolong jangan hembuskan ke arahku." Si pria pendek mengangguk.

"Hei, tapi setidaknya kita setara bukan? Tidak ada bangsawan, tidak ada budak." Si pria tinggi tersenyum.

"Tapi apa bayarannya Laurent? Kita tidak stabil! Lihat, pekerjaan saja harus kita cari sampai ke negeri lain!" Pria pendek itu menatap Laurent, si pria tinggi keras.

Laurent mengerutkan keningnya tidak suka, "Kita bebas Francois, bebas! Tidak ada hierarki di negeri kita, semua orang punya kesempatan yang sama, coba bandingkan dengan negara-negara lain." Belanya.

Francois mendecih tidak suka, "Kau ini, lagi-lagi kita berdebat tentang hal ini, kan sudah kubilang-"

Mereka berdebat.

(Y/N) menatap dua sekawan itu diam. Ia memejamkan matanya, tidak ambil pusing.

Revolusi ya, ia jadi ingat akan neneknya.

Sebentar, revolusi?

Semua benang-benang keganjalan di pikiran (Y/N) langsung tertarik lurus. Mata dan mulutnya terbuka, sekarang ia sudah tahu jawaban dari segala pertanyaannya.

Yang bangsawan kriminal inginkan adalah Revolusi!

Tapi kenapa bangsawan kriminal ingin mengulangi kesalahan dalam sejarah? Semua roda otak (Y/N) kembali berputar secepat angin.

Revolusi, menggulingkan bangsawan, rakyat, hilangnya hierarki, persatuan-

Itu dia, persatuan! Bangsawan kriminal menginginkan persatuan antara bangsawan dan rakyat untuk memburunya, dengan demikian rasa kesetaraan dapat dicapai.

Oh astaga Tuhan, (Y/N) menutup mulutnya, matanya dipenuhi rasa ngeri. Tingkah janggal (Y/N) mendapat perhatian dari Laurent dan Francois, membuat mereka menghentikan argumen mereka.

"Nona, Kau baik-baik saja?"

"Aku tidak apa-apa." Si wanita tersenyum sungkan. Bersamaan dengan itu, suara peluit berbunyi, menandakan mereka sudah sampai di Belgia. (Y/N) buru-buru mengambil kopernya sambil mengucapkan salam perpisahan pada dua pria Prancis itu yang hanya dibalas anggukan bingung oleh mereka berdua.

Tidak ada waktu mengumpulkan bukti ke diplomat Inggris di Belgia, pikirnya.

Whiteley bisa jadi dalam bahaya!

𝐒𝐖𝐄𝐄𝐓𝐇𝐄𝐀𝐑𝐓 || 𝕄𝕋ℙ 𝕏 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕖𝕣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang