11. HORMAT ATAU TAKUT?

634 121 0
                                    

Banyak orang yang takut padaku. Aku sadar akan hal tersebut saat memperhatikan senyum sungkan dan gestur hati-hati dari banyak orang yang kutemui. Entah itu karena reputasi, tatapan menyolok, ataupun latar belakangku.

Bahkan saat aku sampai di Afghanistan, tidak banyak yang berteman denganku. John Watson, teman sesama dokterku tertawa saat mendengar keluhanku. Namun ia tersenyum mengerti, ia berkata bahwa orang-orang yang tidak mau berteman denganku hanya salah paham karena rumorku yang dilebih-lebihkan. John menepuk pundak dan menyemangati diriku, aku menghargainya.

Sebelum aku ke Afghanistan, aku terjun dalam dunia politik, mengikuti jejak ayah dan pamanku. Aku mempelajari banyak hal, seni diplomasi, negoisasi, manipulasi, psikologi dan salah satunya adalah pemerasan. Terlihat kejam tapi itu adalah hal yang lumrah di politik.
Antara memangsa atau dimangsa.

Mungkin karena aku terjun di usia yang muda, aku cenderung tidak sabaran dan labil. Hingga kekerasan banyak menjadi jawaban atas segala masalah yang ada.

Aku menyesalinya, sungguh. Tapi apa boleh buat, nasi sudah jadi bubur. Yang bisa aku lakukan hanyalah menyampaikan permintaan maaf dan kompensasi.

Pengalaman memanglah guru yang berharga.

ꜱᴡᴇᴇᴛʜᴇᴀʀᴛ

"Tuan Mycroft, Apa yang anda lakukan disini?" Whiteley menatap bingung pria didepannya. "Tengah malam begini?" Sambungnya.

Mycroft menatap Whiteley datar sebelum menghela nafasnya, jari-jarinya menyisir rambut kelam yang sedikit berantakan. "Singkat saja Whiteley, aku akan mengirim orang untuk mengawasi mu."

Whiteley tergelak, apa yang sudah ia lakukan sampai-sampai harus diawasi? Baru ia mau memprotes, Mycroft sudah memotongnya.

"Ini permintaan (Y/N), ia menduga kau akan berada dalam bahaya nantinya."

"(Y/N)? Apa yang ia tahu, tidakkah ia berada di Mongolia sekarang?"

Alis Mycroft saling bertaut, "Jangan meremehkannya, ingat karena siapa kau bisa disini," lengannya saling disilangkan, "Informasi yang ia punya setara dengan orang London yang berada disini selama berbulan-bulan."

Whiteley tersenyum kecut, menyadari kekeliruannya. Keheningan menyelimuti mereka berdua. Udara di London pada malam hari sangatlah dingin, tidak ada orang yang berlalu -lalang atau mengawasi mereka saat tengah malam.

"Apakah anda ingin masuk?" Tawar Whiteley memecah ke suasana hening diantara mereka berdua. Oh bodohnya diriku, ini sudah tengah malam! Rutuk Whiteley.

"Tidak terimakasih, aku pergi dulu." Mycroft melangkah pergi, meninggalkan Whiteley dan pikirannya sendiri.

Tidak ada dari mereka berdua yang tahu bahwa dari tadi seorang pria berambut pirang mendengarkan percakapan mereka dari jendela.

Yang tidak lain adalah Felix, sepupu dari (Y/N) itu sendiri.

"Beruntungnya mendapat pasangan yang penurut," ujarnya dengan nada setengah menggoda setengah mengejek, ia tidak berbicara pada siapapun selain dirinya sendiri.

"Ah kak (Y/N) ini, dia benar-benar harus memberikanku kompensasi yang sesuai saat ia pulang nanti!" Serunya pada dirinya sendiri.

London benar-benar tempat yang seru, tidak kalah seru dari New York maupun Texas. Felix terkikik geli, kira-kira bagaimana ya nasib  Milverton dan komplotannya itu setelah (Y/N) pulang. Pasti seru! Kalau itu benar kakak sepupunya, identitas bangsawan kriminal pun pasti bukan jadi masalah.

Namun air wajah Felix mendadak berubah, kali ini menjadi tenang. Tersirat sesuatu dibalik senyum tipisnya.

Nah, yang tersisa hanyalah mencari adik buta bajingan itu, Von Herder.

Sembunyilah sesukamu Von Herder, kau tidak bisa lari, Felix dapat mencium jejakmu dari kejauhan.

𝐒𝐖𝐄𝐄𝐓𝐇𝐄𝐀𝐑𝐓 || 𝕄𝕋ℙ 𝕏 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕖𝕣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang