10. KONFLIK BATIN

655 124 3
                                    

Sherlock Holmes, adik dari Mycroft. Hah, bocah brengsek yang pintar. Entah apa yang ada di pikirannya, aku tidak dapat memahaminya. Aku tidak suka dengan hal yang tidak kupahami. Selama aku hidup, hanya ia yang berhasil mengerjai ku. Siapa yang sangka ia menyisipkan buku erotis di antara buku-buku pelajaran di tas milikku?! Seluruh akademi tahu rumornya karena si bocah itu. Dan yang paling penting, darimana ia mendapatkannya?!

Tentu saja kubalas, tapi bocah itu tentu sudah memprediksinya bukan? Jadi aku membiarkannya untuk sementara waktu. Terkadang, penantian akan hal yang akan terjadi itu lebih menakutkan daripada hal itu sendiri. Dan itu yang kulakukan.

Aku masih ingat bagaimana Sherlock selalu waspada selama seminggu penuh sebelum akhirnya ia santai sedikit. Di saat-saat seperti itu aku langsung menyerang dan tentu saja aku menang. Sherlock menangis dan mengadu ke Mycroft. Mycroft menegurku, aku hanya bilang Sherlock yang mulai.

Setelah itu aku sering mengerjainya, kadang membuatnya menangis. Menyenangkan untukku tapi tidak untuk Sherlock. Oh Tuhan, aku ini memang tidak pantas punya saudara.

ꜱᴡᴇᴇᴛʜᴇᴀʀᴛ

"Rupanya dia tidak lupa," dengus Milverton saat melihat surat dengan nama pengirim '(Y/N) Petterson' diantarkan padanya. Terlambat tapi tidak apa.

Jari-jarinya yang lentik itu bergerak untuk membuka surat. Milverton kadang sering diejek untuk jarinya yang lentik untuk ukuran pria, katakan saja yang mengejeknya kehilangan semua jari-jari tangannya esok hari.

Milverton membuka suratnya dengan tidak sabaran. Surat itu diselipkan dengan bunga kering disela-selanya, sama seperti puluhan surat lain yang (Y/N) kirimkan.

Yang terkasih Milverton,

Aku sedang berada di Mongolia saat ini. Ladang-ladang rumput terhampar dengan luas bersamaan dengan suku-suku nomaden yang meninggalinya. Tahukah kamu Milverton? Negeri kecil ini dulunya pernah menduduki hampir setengah benua Asia, dari Irak sampai semenanjung Korea, dari Russia sampai China. Pemimpin mereka, Gengkhis Khan sampai sekarang namanya masih diserukan oleh orang-orang bahkan setelah ratusan tahun berlalu.

Aku penasaran, adakah orang seperti itu di generasi kita? Selain ratu Viktoria tentunya. Orang yang namanya akan diingat dan diketahui semua orang bahkan setelah ratusan tahun?

Tentu bukan aku dan kau. Kita setiap hari hidup dan berjalan, jejak kaki kita akan diingat sebagai peninggalan dalam sejarah. Aku ingin tahu seperti apa aku akan diingat oleh cucu-cucuku. Satu keinginanku adalah menjadi bermanfaat bagi kemanusiaan, bukankah kau juga begitu Milverton?

Aku ingin tahu kau sudah menjadi seperti apa sekarang. Harapanku adalah kita masih berjalan di jalan yang sama.

Dari sahabatmu, (Y/N).

"Kau tidak akan menyukai kebenarannya (Y/N)." Gumam Milverton pelan, surat diletakkannya diatas meja. Sang Adam membaringkan tubuhnya di sofa panjang yang empuk, yang ia dapatkan dari uang-uang kotor.

Realita memang tidak seindah mimpi. Visi dan harapan terbentur oleh kerasnya kehidupan. Milverton sudah lama meninggalkan mimpi-mimpi dan usahanya untuk menjadi baik.

Lingkungan Milverton berada tidak pernah mengizinkannya untuk menjadi baik atau mengendurkan kewaspadaannya sedikitpun, bahkan setelah ia berteman dengan (Y/N). Hubungan yang awalnya ia ingin manfaatkan justru berubah haluan menjadi persahabatan yang tulus.

Terimakasih pada (Y/N) dan orangtuanya, Milverton dapat merasakan pendidikan yang layak. Sekalipun begitu, jurang antara bangsawan dan rakyat kecil amatlah besar dan dalam.

Setiap hari ia harus menahan hinaan dan pengucilan di akademi hanya karena hierarki yang sudah mengakar sejak berabad-abad yang lalu. Milverton menahannya selama bertahun-tahun demi buah manis pendidikan yang ia dambakan. Menjadikannya orang yang memiliki observasi tinggi dan dingin.

(Y/N) mengerti, ia selalu mengerti tapi tidak dapat berbuat banyak, Milverton memahaminya.

Ia tahu tidak ada akhir yang bahagia untuk penjahat dan sampah sepertinya.

Meski begitu, saat ia memejamkan matanya. Selalu terbayang musim panas di Italia bersama wanita yang ia kasihi. Waktu itu sedang liburan dan (Y/N) membawanya ikut serta, mungkin bagi (Y/N) itu adalah perjalanan kesekian kalinya tapi bagi Milverton, itu adalah perjalanan pertama dan tidak terlupakan.

Tidak ada akademi, tidak ada politik, tidak ada beban yang mereka tanggung. Hanya ada mereka berdua dan kepolosan yang tersembunyi.

Oh betapa inginnya Milverton kembali ke saat-saat itu. Meskipun hanya angan belaka, Milverton mau  menangkupkan tangannya dan berdoa agar dapat merasakannya kembali.

Tapi realita kembali menamparnya bersamaan dengan pikiran-pikiran pesimis yang menggerogoti otaknya.

(Y/N) tidak mau bersamamu lagi, ia akan membuangmu begitu tahu seperti apa kau sudah jadi.

(Y/N) yang paling mengerti dirimu, ia bisa saja membantumu.

Ah, lagi-lagi begini. Lagi-lagi pikirannya berkonflik. Sudahlah, Milverton lelah, ia membuka matanya dan lagi-lagi ruangan sunyi itu menyambutnya untuk yang kesekian ratus kalinya.

𝐒𝐖𝐄𝐄𝐓𝐇𝐄𝐀𝐑𝐓 || 𝕄𝕋ℙ 𝕏 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕖𝕣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang