"Bahwa sumber segala kisah adalah kasih.
Bahwa ingin berawal dari angan. Bahwa ibu tak pernah kehilangan iba.
Bahwa segala yang baik akan berbiak.
Bahwa orang ramah tidak mudah marah.
Bahwa untuk menjadi gagah kau harus menjadi gigih."
Itu adalah untaian bait yang pernah dituliskan oleh Alexander Hamilton, pamanku, yang sangat aku hormati. Ia berbagi nama yang sama dengan Alexander Hamilton, salah satu bapak pendiri Amerika Serikat.Omong-omong tentang Amerika Serikat, aku pernah pergi ke sana saat berusia 15 tahun untuk mengunjungi sepupuku Felix von Herder, anak dari kakak ibuku yang tinggal di Amerika. Kudengar ia memiliki saudara tapi keberadaannya tidak diketahui.
Felix adalah orang yang ceria dan pemikirannya maju. Tidak pernah ia lelah dalam menyampaikan pikiran dan idenya yang sering berputar dalam topik kesetaraan dan kebebasan. Ia mendalami bidang kesastraan dan bisnis. Kami sering mencuri bir dari gudang dan meminumnya dekat gereja lokal. He's a right little devil.
ꜱᴡᴇᴇᴛʜᴇᴀʀᴛ
"Wah! Jadi ini Inggris." Kata seorang pria dengan bersemangat, mengundang beberapa pasang mata dari orang yang lewat. Felix terkekeh geli, sedikit malu atas tingkahnya yang seperti anak-anak.
Udara disini lembab dan dingin... seperti ayah, pikirnya setengah bercanda.
Felix merogoh sakunya, mencari lipatan kertas yang ia simpan. Ia membaca alamat yang tertera di kertas tersebut. Wajahnya berubah sumringah, ia cepat-cepat memasukkan kembali kertas tersebut dan berjalan dengan semangat.
"Felix, kemarilah nak!" Elise memeluk keponakannya erat. Hatinya merasa senang, ada banyak hal baik yang terjadi dalam beberapa hari ini. Arthur di sebelahnya hanya berdehem. Kedua orang tersebut langsung melepaskan pelukannya.
"Ah maaf atas ketidaksopanannya, namaku Felix, Felix von Herder."
Arthur mengangguk, "Elise dan (Y/N) sering bercerita tentangmu."
"Aku terharu, bagaimana kabar (Y/N)? Kudengar dia sedang keliling dunia."
"Hah anak itu benar-benar, awalnya ia beralasan pergi ke Afghanistan sebagai dokter, siapa yang sangka ia malah tidak pulang."
"Dia berbohong?"
"Tidak-tidak, dia benar-benar pergi ke Afghanistan, lalu ke India, China, dan kau tau kelanjutannya sendiri." Arthur memijat keningnya sementara Elise hanya mendengus. Lihatlah orang tua ini, siapa lagi juga yang kelewat senang sampai meloncat-loncat begitu dengar putrinya pulang?
Felix tertawa keras, ia memukul pahanya. "Itu kedengarannya seperti (Y/N). Oh iya, aku dengar ada banyak orang menarik di Inggris ini, seperti bangsawan kriminal dan Jack the ripper? Nama mereka menarik!"
"Oh astaga, aku menemukan (Y/N) yang lain." Bisik Arthur, rasanya ia ingin melompat saja.
ꜱᴡᴇᴇᴛʜᴇᴀʀᴛ
(Y/N): prepare for trouble
Felix: and make it doubleꜱᴡᴇᴇᴛʜᴇᴀʀᴛ
"Scheisse!" Umpatan dan pukulan meja terdengar sekaligus, memenuhi seisi gerbong kereta yang sunyi. (Y/N) melihat surat yang dikirimkan Mycroft untuknya dengan kesal. Umpatan lain keluar dari mulut si hawa, ia tidak takut mengganggu orang lain karena hanya ia penumpang di gerbong tersebut.
"Milverton that piece of shit," (Y/N) tidak meninggalkannya sebuah bisnis media untuk disalahgunakan seperti ini! Dan sekarang nyawa Whiteley di ujung tanduk.
Seumur hidup, jarang-jarang sekali (Y/N) salah perhitungan. Jari-jari yang menggunakan sarung tangan kulit itu saling dikaitkan. Sang empu sedang berpikir.
Tidak boleh begini, pikirnya. Ia harus menyusun rencananya kembali dan ia tidak boleh salah perhitungan. Dan yang paling penting, Milverton harus membayar perbuatannya sendiri sekalipun ia adalah orang yang disayanginya.
Just wait, you bastard.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐖𝐄𝐄𝐓𝐇𝐄𝐀𝐑𝐓 || 𝕄𝕋ℙ 𝕏 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕖𝕣
Fanfiction[𝘈𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘪 𝘣𝘪𝘯𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨, 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘶𝘮𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘶𝘢𝘯𝘨.] --------------------------------- ⠿ 𝐌𝐎𝐑𝐈𝐀𝐑𝐓𝐘 𝐓𝐇𝐄 𝐏𝐀𝐓𝐑𝐈𝐎𝐓 ⠿ ▄▄▄▄▄▄▄▄▄ ❝ Milverton ...