Di sini lah kisah mereka dimulai..
“Eh, Nana sekarang apa kabar ya? Hmm gue udah lama nih ngga ketemu sama dia. Gue coba chat aja kali ya. Tapi, ah ngga deh nanti gue dikira apa sama dia”
‘Hmm gue cape banget sama keadaan. Di satu sisi ada Rio yang sikapnya always hangat ke gue. Di sisi lain ada Nana yang cuek banget ke gue. Apa gue harus pindah hati ke Rio ya? Tapi nanti perjuangan gue sia-sia dong. Meski ga ada hasil, tapi kan gue.. ah bingung deh’ batin Hana sembari membanting diri di pulau kapuk miliknya.
Hana mulai bangkit menatap cermin dan mengungkapkan semuanya “Eh kenapa ya, setiap kali gue di chat sama Rio, hati gue selalu deg-deg an. Apa mungkin gue suka sama Rio? Ah ngga mungkin deh kayaknya. Mikir apa sih lo Han. Sadar!”
***
Waktu terus berjalan, Rio mulai menunjukkan keseriusannya dalam mencintai Hana. Saat itu, hal yang mengejutkan kembali terjadi..
“Paket paket!” teriak Kang Paket membuat Hana kaget bukan kepalang.
“Iya, bentar Bang!” sahut Hana dari dalam.
“Ini mba, paketnya” sambil menodongkan paket berbalut plastik hitam.
“Tapi Bang, saya nggak pesan apa-apa!” tegas Hana.
“Ya saya nggak tau mba, pokoknya itu untuk mba. Nama pengirimnya X. Tenang aja mba, udah dibayar kok”
“Bukan masalah dibayar apa ngga nya Bang, tapi saya ngga pesen apa-apa loh”
“Lah tugas saya cuman nganter mba, dan alamatnya pun udah bener. Ya saya ngga tau. Dari temen mba mungkin”
“Yaudah yaudah, makasih bang!”
Hana dengan pasrah masuk ke dalam rumah sembari tangannya tak henti-hanti memutar paket itu, dan pikirannya yang melayang-layang mulai lincah menebak apa isi dari paket tersebut. Ia langsung pergi ke kamarnya, tanpa memperhatikan Mamanya yang sedari tadi memanggilnya.
“Dari siapa sih ini? X? Apa mungkin Rio! Bentar deh gue buka dulu” dengan tangannya yang menari-nari, Hana mulai melucuti bungkus dari paket tersebut.
“Isinya buku Diary? Dulu gue pernah bilang ke Rio kalau gue nggak punya buku Diary, apa mungkin ini bener-bener dari dia ya. Tapi kan beberapa hari ini gue nggak ngechat Rio”
Hana yang kebingungan memutuskan seharian memandangi paket itu. Sayang sekali pikirannya sedang buntu. Ia tak bisa memikirkan solusi untuk keluar dari rasa bingungnya.
‘Kring-Kring’ hp nya yang berdering sontak membuat Hana kaget
“Asem! Kaget gue, telpon dari siapa sih ini?”
“Hah? Dari Nana? K-kenapa?” sambungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
With Me?
Teen Fiction'...Kok bisa ya gue naksir sama cowok yang cueknya masyaallah' "....Terus maksudnya apa coba? Dia suka sama gue gitu?..." "...Hahaha makanya kalau benci itu jangan benci-benci amat! Naksir kan lo sekarang? Hahaha ckck!" "Aku mau jujur!" "Kak, lo...