Happy reading, all~
Bulan sabit sudah mulai menampakkan diri, malam telah tiba, hal yang ditunggu akan segera datang.
“Hana, turun Nak. Ayo makan!”
“Iya, Ma.!”
Mereka bertiga makan di ruang makan sembari menghidupkan televisi.
“Ma, besok aku sekolah?”
“Iya, dengan syarat kejadian kemaren nggak boleh keulang lagi. Janji sama mama!”
“Iya ma, Hana nurut sama mama!”
(Berita hari ini, polisi telah menemukan pelaku dibalik kasus tabrak lari bulan lalu yang melanda siswi dari SMA Mega)
“...” seluruh keluarga Hana terdiam, bukankah kasus itu yang telah melanda Hana.
Tiba-tiba, pintu depan rumah besar milik Hana mengeluarkan suara. Dengan segara, ayah Hana membuka pintu itu. Hana dan ibunya terpaksa meninggalkan makanannya, mereka menyusul sang ayah ke ruang tamu.
“Pak bu, begini. Kedatangan kami kemari ingin memberi tahu jika pelaku kecelakaan anak kalian telah kami temukan. Awalnya, kami memang sudah ingin menutup kasus ini, tapi ada seseorang yang telah membantu kami untuk menemukan pelakunya.”
“Siapa pelakunya pak?”
“Pelakunya adalah seorang siswa dari SMA Mega juga. Ia adalah Rio Alexandro.”
“RIO?” terkejutlah orang tua Hana. Sementara Hana hanya duduk mematung mencoba untuk meresapi semua fakta yang harus mereka terima.
“Apakah kalian mengenalnya?”
“HUKUM DIA PAK. MASUKKAN DI BALIK JERUJI BESI. JANGAN BIARKAN IBLIS ITU BEBAS!” teriak Hana sebelum akhirnya pingsan di pelukan ibunya.
“Pak, tolong urus hukuman anak itu. Terimakasih atas kerjasamanya, maaf kami tidak bisa membantu. Anak kami baru saja sembuh.” Jelas ayah Hana, sementara Hana dipapah oleh ibunya untuk masuk ke kamar.
“Baik, kami permisi!”
Semua menjadi kacau setelah fakta itu, polisi akhirnya memberi hukuman yang pantas untuk Rio.
***
Keesokan harinya, Hana masih belum berangkat sekolah, ia dan keluarganya memutuskan menemui polisi untuk menanyakan siapa yang telah menemukan dalang dibalik ini semua.
“Pak, siapa yang telah membantu pihak kepolisian untuk menemukan pelaku itu?”
“Kebetulan sekali, orangnya ada di sini. Sebentar, saya panggilkan dia.”
“Nana?” Ucap Hana spontan setelah melihat orang yang selama ini ia suka.
“Kamu kenal nak?”
“Iya ma, itu Nana.”
“Om, tante..” tutur Nana mencium tangan orang tua Hana.
“Kamu yang membantu pihak kepolisian?”
“I-iya om” jawab Nana dengan nada polosnya.
Tanpa aba-aba, ayah Hana langsung memeluk erat tubuh Nana, di sela-sela pelukannya, ayah Hana hanya bisa menangis dan kata terimakasih terus saja keluar dari mulutnya. Sementara Nana hanya terdiam seakan membeku menerima perlakuan ayah Hana.“Pah udah. Diliatin banyak orang pah!” tutur Hana berusaha melepas pelukan ayahnya dengan Nana.
“Makasih, Na!”
“No prob, Han haha”
“Nana, makan siang di rumah kami ya..”
“E-enggak usah tante, hehe takut ngerepotin..”
“Nggak. Ayo ikut gue aja!” dengan pelan, Hana menggandeng pergelangan tangan Nana. Mereka keluar dari kantor polisi itu.
Saat dalam perjalanan pulang, banyak sekali kesempatan yang bisa didapat oleh Hana untuk menanyakan segalanya. Tapi, Hana tak mau buru-buru. Ia menunggu waktu yang tepat untuk menanyakan segalanya.
***
"Terimakasih atas makan siangnya, om tante!" Ucapnya setelah melahap habis makanan yang disajikan di atas meja besar dalam rumah Hana.
"No prob, Na. Lo kalau mau nambah lagi, gapapa. Masakan mama gue the best enaknya haha!" Celetoh Hana dengan bibirnya yang mulai tertawa.
"Thank you, but i must go home now, Hana!" Kata Nana setelah melihat jam yang melingkari pergelangan tangan kirinya.
"Sok Inggris lo! Yauda pulang aja!" Ejek Hana dengan nada yang terdengar mengusir.
"Haha iya. Om tante, saya pamit pulang.."
"Iya nak, hati-hati. Kapan-kapan kesini lagi ya, saya masakin dua kali lipatnya ini!"
"Loh repot-repot tante. Terimakasih"
"Nggak repot, Na. Justru kami yang berterimakasih. Iyakan Ma?" Pertanyaan sederhana dari ayah Hana itu dijawab anggukan kecil oleh mamanya Hana.
Setelah mencium tangan kedua orang tua Hana, Nana langsung keluar rumah besar itu diikuti oleh keluarga Hana. Ia menaiki motornya dan menghilang dari pertigaan rumah besar Hana.
"Apa aku bilang, Nana baik kann!" Teriak Hana tidak dihiraukan oleh kedua orang tuanya.
***
Malam kembali datang menghampiri Bumi. Bintang-bintang menjadi hiasan langit yang sangat indah.
"Oh iya, baik. Besok saya kesana!" Ucap ayah Hana saat akan mengakhiri sambungan teleponnya.
"Hana, besok papa harus ke luar negeri lagi. Kamu berangkat sekolah diantar sama supir ya. Jangan berangkat sendirian!" Tuturnya dengan lembut kepada anak gadisnya itu.
"Aku berangkat sendiri aja, pa. Gapapa, kan Si Iblis udah dikurung." Jawabnya dengan wajah yang begitu polos. Saat itu, Hana masih memegang handphone di tangannya. Tanpa aba-aba, handphone miliknya bergetar. Ia spontan langsung melihat layar handphone itu.
Dengan wajah yang kaget, ia spontan memberi tahu ayahnya, "Pa, besok aku bareng sama Nana." Tanpa pikir panjang, ayahnya langsung mengiyakan hal itu.
Malam berjalan dengan begitu sunyi. Di atas pulau kapuk, Hana tidak bisa tidur. Mengingat besok ia akan dijemput oleh orang yang ia sukai untuk pertama kalinya. Jantungnya memompa darah begitu cepat. Bibirnya tak berhenti tersenyum. Untuk pertama kalinya, ia merasa bahagia karena cinta.
Sementara di tempat lain, "Bagus."
'Lihat saja nanti, harimu semakin dekat!' Batinnya.
***
Mentari pagi mengambil alih keheningan malam. Kicauan burung mulai terdengar dimana-mana. Sebuah motor dengan pengendaranya yang memakai seragam sekolah, telah berhenti di depan rumah besar Hana.
"Na!"
"Lama amat, kayak mau nge-date aja! Nih pake helmnya!" Ucapnya memberi Hana helm.
"Ih, engga! Aku mah tipe orang yang ngga pernah dandan. Liat aja nih ngga ada makeup di wajah aku huuu!" Celetoh Hana sembari tangannya sibuk memakai helm.
"Yauda iya. Ayo naik!" Tidak mendapat balasan dari Hana yang langsung menaiki motor Nana itu.
Motornya melaju dengan kecepatan normal. Lima belas menit ia berada di atas motor, "Han, hari ini bolos aja ya!"
"HAH? BOLOS?"
"Iya, bolos. Gapapa kan?"
"T-tapi Na, ini hari pertamaku sekolah!"
"Ya terus kenapa? Jadi orang jangan rajin-rajin. Pusing nanti!"
-
-
-
-
Nana baik, Rio jahat wk.
Apakah Hana akan bolos dengan Nana?
Mama papa Hana udah sibuk lagi, semoga keduanya ngga ribut lagi..
-
Stay tune di part selanjutnya yaww
-
Uda baca smpe sini, sabilah tekan tombol bintang haha
-
Thanks all~
KAMU SEDANG MEMBACA
With Me?
Teen Fiction'...Kok bisa ya gue naksir sama cowok yang cueknya masyaallah' "....Terus maksudnya apa coba? Dia suka sama gue gitu?..." "...Hahaha makanya kalau benci itu jangan benci-benci amat! Naksir kan lo sekarang? Hahaha ckck!" "Aku mau jujur!" "Kak, lo...