Happy reading all~
Mentari pagi menyemburkan sinarnya ke muka Bumi. Ayam mulai berbicara dan burung beterbangan. Suara ibu Hana membuat ia bangun dari tidur panjangnya “Hana, katanya mau sekolah. Kok jam segini belum bangun. Ayo bangun, nanti telat loh!”
Hana yang mendengar hal itu langsung bangkit dari pulau kapuk dan bergegas untuk mandi. ‘School, i’m comeback!!’ batinnya.
Sesampainya di sekolah, bukan rasa belas kasihan atau bahkan pujian yang ia dapat dari teman-temannya. Melainkan pembullyan yang justru ia dapat, Hana benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi sebenarnya.
Baru saja ia datang dari gerbang depan, ia mendapat lemparan kertas dari teman-temannya. Ia masuk ke kelas dengan wajah yang tertunduk.
‘Aku kenapa dibully, salahku apa? Apa karena aku tidak mengikuti olimpiade? Tapi kan aku terbaring di rumah sakit..’ batinnya.
Ia terkejut setelah melihat tempat duduknya, di sana tertulis jelas kata ‘beban’
“Permisi anak-anak.. silahkan duduk di tempat masing-masing. Kita lanjut pelajaran yang kemarin.” Ucap Bu Isti saat bel masuk berbunyi.
“Hana, kamu bisa menyesuaikan teman-teman kamu ya.” Sambung Bu Isti dengan nada yang lembut
“B-baik bu. Terimakasih”
“Beban. Gara-gara dia, sekolah kita dapat nama jelek” kata-kata yang tanpa sengaja masuk ke dalam telinga Hana seakan menusuk hati kecil Hana.
***
Sewaktu bel istirahat berbunyi, Hana memutuskan untuk pergi ke perpustakaan dan menenangkan pikirannya. Namun, bukan ketenangan yang ia dapatkan, tapi justru masalah yang semakin datang.
“LO! LO NGAPAIN KE SINI HAH?” bentakan itu ia dapat dari orang yang selama ini ia rindukan, Nana.
“N-nana” ucapnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca
“GUE TANYA SEKALI LAGI. LO NGAPAIN KE SINI?”
“G-gue? Engga..” jawab Hana terbata-bata.“KALAU LO GAK ADA URUSAN, BISA PERGI SEKARANG. SUDAH TAHU DIMANA LETAK PINTU KELUAR, KAN?” Nana menekankan setiap akhir dari kata yang ia ucapkan kepada gadis tak berdaya itu.
‘Bahkan, Nana ngebenci aku ya..’ batin Hana dengan terus meneteskan air matanya.
Ia sudah tidak tahan, ia keluar dengan perasaan yang campur aduk. Ia berlari dengan kencangnya, di sela-sela itu, banyak cibiran dari teman seangkatan ataupun seniornya.
“Eh lihat tuh, aib sekolah!”
“Eh beban sekolah lewat tuh!”
“Gadis perusak reputasi sekolah!”
“Penghancur nama baik sekolah!”
Hana terus saja berlari tanpa mendengarkan jelas apa yang diucapkan oleh teman-temannya. Namun, tetap saja kata-kata itu telah menusuk hatinya. Ia sudah tidak tahan. ‘Lebih baik tuhan ambil aku aja!’ Batinnya sambil terus berlari dengan tangan kanan nya mengusap air mata yang sudah tidak terbendung lagi.
Akan tetapi, larinya terhenti setelah tanpa sengaja ia menabrak sosok laki-laki bertubuh kekar di depannya.
“Hey, kenapa nangis?” tanya laki-laki itu yang ternyata ia adalah Rio. Hana tidak membalas pertanyaan dari Rio. Dengan kasar, Rio memegang pergelangan tangan Hana dan membawanya untuk pergi dari koridor itu.
Tepat di kursi panjang yang terletak di bawah gedung perpustakaan, duduk dua remaja dengan gender yang berbeda. Di atas sana, juga ada seorang remaja yang matanya turut memperhatikan dua remaja itu.
“Kenapa, hmm?” ucap salah satu diantara dua remaja yang memiliki gender berbeda itu. Keduanya duduk bersebelahan. Tidak ada jawaban untuk pertanyaan itu, hanya ada tangisan yang menghiasi keheningan kala itu.
“Kamu nggak perlu takut, Han. Jangan dengerin ucapan mereka, yaa?” sambungnya dengan meletakkan tangannya di atas rambut panjang milik Hana, lalu mengarahkan kepalanya untuk bersandar di pundaknya sendiri.
“Tapi Rio, bukankah mereka keterlaluan?” tanya nya dengan isak tangis yang terus saja keluar dari matanya.
“Kalau mereka bilang sesuatu, tutup telingamu!” ucapnya sembari memegang kedua telinga Hana.
Senyum Hana berhasil merekah, di sela-sela senyumnya ia mengucapkan terimakasih kepada lawan bicaranya saat itu, Rio.“Makasih, ya!”
“Makasih buat?”
“Ih gak tau, pokoknya makasih aja!”
“Haha iya-iya. Gini dong ketawa. Kan cantik jadinya!”
“Andai aku ga bangun dari koma. Pasti saat ini aku lagi sama Nana. Mimpi sewaktu aku koma, indah banget. Aku lebih milih koma daripada sadar gini haha” kata-kata itu seketika terucap dari mulut Hana
“Oh gitu ya. Jadi, kamu gak suka kalau aku di sini?” Ucap Rio
“Ih engga gitu!” jawab Hana sesekali memukul dada bidang milik Rio.
“Hahaha iya-iyaa” tawa Rio lepas diiringi dengan senyuman lebar dari Hana.
***
Sementara di atas sana,
“Maafin gue, Han. Gue tau kalau lo masuk rumah sakit, dan gue seneng banget lo bisa sekolah lagi. Gue janji Han, gue bakal cari tahu siapa yang nabrak lo setelah kita belajar di kafe waktu itu. Gue janji, gue bakal jeblosin orang itu ke balik jeruji besi. Maafin gue, gue gak bisa ngasih lo perhatian secara langsung. Gue sadar, Han. Dulu, sebelum lo balik dari kafe, ada sepasang mata yang terus mengawasi kita. Gue harus menjauh dari lo, gue bakal jagain lo dari jauh. Maaf kalau tadi gue bentak lo. Gue takut lo kenapa-napa lagi gara-gara gue deket sama lo. Gue tau persis Han kalau lo suka sama gue. Gue kira, bakal butuh waktu lama buat suka balik sama lo, tapi ternyata sesingkat ini. Gue sekarang suka sama lo. Lo tau gak Han? Setiap malam, gue selalu call suster, dan gue selalu minta suster buat deketin handphone nya di telinga lo. Oiya Han, gimana buku diary yang gue kasih? Lo suka, kan? Kalau misal lo ngira buku itu dari Rio, gapapa kok. Gue juga tahu kalau lo naksir sama Rio, kan? Lo bahagia kalau sama Rio, ya? Bagus deh. Setidaknya ada seseorang yang bikin lo bahagia meskipun itu bukan gue. Maafin gue ya, Han. Gue janji sama lo, gue bakal nemuin pelaku itu. Gue janji.” Ucapnya lirih dengan tangan kanan memegang jendela dan mata mulai meneteskan beberapa cairan yang menghiasi pipinya.
-
-
-
-
Siapa seseorang diatas sana? Nana?
Mengapa Hana di bully? Kan dia koma wkwk
-
Kejutan akan ada di bab selanjutnya, stay tune yaww
-
Sabilah yaw tekan bintang:)
-
Thanks and see u all <3
KAMU SEDANG MEMBACA
With Me?
Teen Fiction'...Kok bisa ya gue naksir sama cowok yang cueknya masyaallah' "....Terus maksudnya apa coba? Dia suka sama gue gitu?..." "...Hahaha makanya kalau benci itu jangan benci-benci amat! Naksir kan lo sekarang? Hahaha ckck!" "Aku mau jujur!" "Kak, lo...