Part-13

19 4 0
                                    

Happy reading all <3
-

Nana keluar dengan perasaan yang tidak karuan. Ia mengotak-atik handphone nya untuk memesan ojek online. Ia duduk termangu sambil menunggu ojek online di halte bus dekat rumah sakit itu.

“Hana, gue sayang sama lo. Hana lo harus sehat, ya!” ucapnya.

Tak lama kemudian, sebuah motor datang dengan pengemudinya memakai jaket khas ojek online. Ia yakin itu ojek online yang tadi ia pesan, karena tidak ada seorang pun yang berada di halte itu. Ia langsung menaikinya, tak lupa dengan helm yang membungkus kepala Nana.

“Bang, ke Sunrise Cafe ya!” ucapnya menepuk pundak pengendara ojol di depannya itu.

“Baik mas!” jawabnya singkat.

***

“Permisi pak, buk pasien atas nama Hana sudah mulai sadarkan diri!” Ucap seorang dokter perempuan yang menjaga Hana selama ini.

“Bisakah kami melihat putri kami, dok?” tanya ayah Hana dengan penuh semangat

“Tentu saja. Silahkan!”

“Ma, aku dimana?” Lahirlah suara terbata-bata itu dari mulut Hana

“Di rumah sakit, sayang. Kamu sudah merasa baikan, nak?” tanya ibu Hana dengan isak tangis yang tak bisa dibendung lagi.

‘Nana’ kata itu yang Hana lontarkan dari dalam hati. Ia merasa aneh. Bukankah tadi Nana yang membawanya ke rumah sakit. Mengapa batang hidung anak itu tidak muncul.

“Aku baik, ma!”

“Syukurlah Nak, kamu yang sehat ya. Mama nggak mau kehilangan kamu.”

Hana melihat sekeliling kamarnya, pandangannya tertuju pada buket bunga yang menghiasi sofa kamarnya itu. Ia tak berpikir panjang, langsung saja ia menanyakan hal itu kepada sang mama “Ma, itu bunga dari siapa?”

Belum sempat Mamanya menjawab pertanyaan Hana, seseorang muncul dari balik pintu kamarnya. Seorang laki-laki dengan pakaian seragam osis lengkap dan buket bunga mawar yang melilit tangan kekarnya.

“Rio!” ucap Hana setelah melihat laki-laki itu.

“Hanaa, kamu udah sadar? Gimana keadaan kamu? Ada yang sakit?” tutur Rio dengan nada yang lembut. Hana langsung saja menggelengkan kepalanya pelan pertanda kalau ia sudah merasa baik-baik saja.

“Nana!” Panggil Hana pelan namun berhasil di dengar oleh orang yang berada di sekitarnya.

“Ini Rio, bukan Nana. Yang selama ini menjagamu adalah Rio bukan Nana” jelas ibu Hana semabari tangannya mengusap halus rambut anaknya itu.

“T-tapi, Rio jahat. Dia jahat, Nana kan yang membawa Hana ke rumah sakit ini, ma? Dimana Nana? Papa juga ngapain tadi ngusir Nana. Dia gak salah, dia baik. Dia selalu berada di samping Hana kalau Hana lagi kesusahan. Hikss” jelas Hana dengan isak tangisnya.

“Nak, Nana nggak pernah ke sini. Dia nggak pernah jenguk kamu. Yang selama ini jagain kamu dan peduli sama kamu cuman Rio” tutur ayah Hana mengusap lembut rambut anaknya.

With Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang