Part-5

33 6 0
                                    

Hari ini adalah hari pertama Hana sekolah setelah satu minggu libur dan setelah kejadian canggung dengan Nana kemarin.

"Mama kenapa nggak bangunin aku!" Teriak Hana setelah menyadari bahwa jam sudah menandakan pukul 06.00.

"Aaa gue telat nih kayaknya" tuturnya sembari berlari menuruni anak tangga rumahnya.

Kebetulan hari ini jalanan nggak begitu macet, jadi meski Hana bangun kesiangan, ia tak akan terlambat. Seperti hari-hari biasa, Hana pergi ke sekolah naik bus, dan pulangnya kadang naik taxi atau kadang ia malah jalan kaki. Ini sudah menjadi takdir Hana, ia tak pernah membawa motor kesayangannya ke sekolah, ia takut kalau motornya rusak.
Kadang, ia juga iri dengan teman-temannya yang pulang-pergi diantar oleh sosok Ayah yang begitu hangat. Sementara Ayahnya sibuk mencari uang di kota dan jika pulang, langsung membuat suasana rumahnya menjadi kacau. Ia terkadang juga bersyukur kalau Ayahnya tidak pulang, setidaknya suasana rumah akan menjadi damai.

Kurang 5 menit bel masuk berbunyi, jika saja hari ini jalanan macet, mungkin Hana tak akan bisa sampai tepat waktu.

"Hana, dipanggil Bu Nia!" teriak salah satu teman sekelas Hana setelah Hana meletakkan tas di kursi miliknya.

"Eh iya," 'Wah lumayan bisa lewat lapangan. Bisa liat si Rio latihan huhu' sepertinya, Hana memang benar-benar ada rasa dengan Rio.

Hana dengan cepat berlari menuju ruang guru, ternyata hari ini tidak ada latihan silat.
Didapatinya, Nana yang juga dipanggil oleh Bu Nia.

"Permisi bu, maaf terlambat.."

"Iya, duduk Han"

"Kalian sudah saya beri tahu tentang olimpiade sejarah. Besok kalian belajar saja di Perpus, tidak perlu mengikuti KBM" sambung Bu Nia.

"Baik bu!" jawab mereka serentak.

"Oke, kalian bisa kembali ke kelas" ucap Bu Nia mempersilahkan mereka keluar dari ruang guru.

Tak seperti biasanya, Hana yang bingung dengan perasaannya kini memilih untuk tidur di kelas. Suasana yang riuh menjadi hening seketika setelah Bu Isti, guru PPKn kelas 11 IPS 1 masuk ke ruangan.

"Itu siapa yang tidur itu?" teriak Bu Isti dengan tangan yang menunjuk ke arah Hana.

"Hana bu.." jawab seluruh siswa serentak.

"Kok tumben dia berani tidur di kelas saya. Hana bangun!" ucap Bu Isti meninggikan nada suaranya sembari menghampiri Hana yang masih terlelap.

Dengan mata yang masih tertutup, tiba-tiba keluar sebuah kata dari mulut Hana "Aku mau jujur!" ucapnya. Diiringi oleh tertawa ejekan oleh teman sekelasnya.

"Eh, i-iya bu. Maafkan saya!" sambungnya.

***

Suara bel berbunyi nyaring menandakan bahwa waktu istirahat sudah dimulai.

"Han.." suara lirih seakan memaksa jantung Hana berdetak tak beraturan.

"I-iya, ish ngagetin aja lo Yul. Kenapa sih?"

"Lo tadi di kelas bilang -Aku mau jujur- maksud lo apa?" tanya Yuli.

"Hah? Masa iya tadi gue bilang gitu?" bantah Hana seakan tak percaya ucapan Yuli.

"Iya Han, seriusan!"

"Terus, kenapa lo kepo banget sih. Udah deh jangan dibahas. Gue mau ke perpus, lo mau ikut?"

"Ah! Ga asik lo Han"

Di sepanjang jalan menuju perpus, Hana memilih untuk menutup mulut sambil berpikir benarkah tadi ia berbicara seperti itu dan sebenarnya apa yang sedang terjadi padanya?

"Han, tumben baru nyampe? biasanya bel istirahat bunyi, lo langsung lari ke perpus" tanya Nana.

"Hah, eh iya tadi ada problem dikit"

"Yaudah, sekarang ajarin gue lanjutan materi kemarin"

"Iya Nana, bentar gue ambil buku dulu ya"

'Ini kenapa, Nana deket banget sama gue. Tapi kenapa gue nggak ada respect sama dia, masa iya gue udah ada rasa sama Rio?' batinnya.

"Han! Tumben banget lo ngelamun, dan buku apa itu yang lo ambil? Math? Lo ada problem apa sih Han? Sini cerita ke gue. Siapa tau gue bisa bantuin lo!" sahut Nana.

"I-iya Na, sebenernya gue bingung sama perasaan gue. Kan wakt-"

"Yaelah, masalah hati? Lah lo punya perasaan juga? Gue kira nggak. Soalnya diliat dari tampang lo aja kayak nggak pernah punya rasa ke siapapun hahaha" bantah Nana.

"Hmm yaudah, lupain aja. Mending kita lanjut sejarah yang kemarin. Sampai mana?" ucap Hana mengalihkan topik pembicaraan.

'Begitu ternyata pandangan Nana ke gue' Batin Hana.

-
-
-
-

Jadi, Hana memang benar sudah pindah rasa dengan Rio? lalu, mengapa Nana mendekati Hana? Apa hanya karena Olimpiade Sejarah?
Temukan jawabannya di part-part selanjutnyaa.
Thanks all..
Sdh baca sampai sini, sabilah ya tekan bintang hehe..

With Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang