Part-8

15 3 0
                                    

Happy reading all..

"Hah. Lo kok..."

"Ya gue tau lah. Hmm"

"Astaga, malu banget gue tolong T_T"

"Gaperlu malu. Rio emang salah. Dia jahat. Denger sekilas cerita lo aja gue udah benci banget sama dia"

"Hmm gitu ya? Eh btw jam berapa ini? Gue mau cabut dulu aja deh. Takut dicariin mama" ucap Hana,

"Pulang naik apa lo?"

"Jalan kaki lah. Kan gue nggak bawa motor"

"Gue anterin aja. Yok" saran Nana sembari menarik paksa tangan Hana.

Di atas motor, tak lupa Hana mengucapkan terima kasih atas apa yang dilakukan Nana "Makasih Na, lo udah baik sama gue. Lo udah peduli sama gue. Lo udah mau dengerin masalah gue"

"Iya gapapa. Lain kali..."

"Kalau ada masalah, cerita sama gue aja. Siapa tau gue bisa bantu- gitu kan kelanjutannya? Hahaha" celetuk Hana.

Mereka bercanda di atas motor, sepuluh menit berlalu. Tibalah di rumah besar milik Hana.

"Lo nggak mau mampir dulu nih Na?"

"Nggak Han. Makasih, gue langsung aja"

"Oh yaudah, see u Nana"

"See u too"

'Thank you for being be my side, Na' batin Hana sembari tersenyum tipis dan melambaikan tangannya kepada sosok Nana yang mulai menjauh dengan motornya.

***

Suara dengkuran motor milik Nana, kini mulai lenyap digantikan oleh suara perkelahian orang tua Hana. Hana yang sudah muak, langsung pergi ke kamar dan mengunci pintu kamarnya.

'Yatuhan, gue nggak kuat lagi. Terlalu banyak problem hari ini. Rasanya gue pengen mati aja' batinnya.

Tiba-tiba saja hp nya bergetar dan didapatinya Nana yang memberi banyak pesan kepada Hana. Tak lain lagi, pesan itu adalah support dari Nana. Hana terlelap sembari membawa ponsel dalam dekapannya, dengan tujuan ia bisa mendengar suara alarm ponsel yang sempat ia atur sebelum tidur.

Keesokan harinya, BOOM! Hana dikejutkan oleh sepucuk surat yang tergeletak di atas meja ruang tamu.

"Surat apa ini?"

"Sini! Ini surat mama! Kamu nggak perlu tau. Kewajiban kamu cuman sekolah"

"Hana nggak sebodoh itu Ma! Di depan amplop, ada tulisan Pengadilan Agama. Meaning is... mama mau pisah sama papa?"

"Udah, kamu sekolah aja yang bener"

"Ma, mama gabisa gitu dong. Mama gaboleh pisah sama papa. Nanti Hana gimana kalau mama pisah hikss"

"Mama bilang, ini bukan urusan kamu! Sana sekolah aja"

"I-iya ma.." ucapnya sembari melangkahkan kakinya keluar dari neraka berbentuk rumah itu.

-
-
-
-

Maaf kalau part ini singkat, ada alasan tersendiri haha.
Gimana gimana? Penasaran sama orang tua Hana? Apakah mereka akan pisah?
Lalu, gimana dengan rasa peduli Nana? Temukan alasannya di part-part selanjutnya, yaa!
-
Sudah baca sampai sini, gamau tekan tombol bintang di bawah? Gratis loh padahal wkwk.
See u next part, and thank you all..

With Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang