Part-12

18 4 0
                                    

Happy reading all <3
-

“Kita sahabat, kan? Yaudah!”

“Hahahaha iya juga”

“Nah, gitu dong ketawa. Kalau ketawa, cantiknya nambah hahaha”

“Apaan sih!”

“Cie pipinya merah!”

“Ish diem!”

“Ups, maaf cantik!”

“Astagaa, bisa gila gue sahabatan sama lo”

“Kalau gila, kabarin ya! Biar gue juga ikut gila. Yang solid gitu loh Han, gila kok direbut sendiri. Egois banget lo gamau bagi gila lo ke gue. Ckck!”

“Au! Terserah lo deh. Gue diem!”

“Han, nanti pulang sekolah jadi, kan?”

‘Ada apa ini? Mengapa? Mengapa perasaanku tidak enak?’ Batin Hana sembari meletakkan tangan kanannya di dada kirinya.

“Bengong mulu kerjaan ni bocah” gemas Nana mengusap kasar rambut milik Hana.

***

Mereka berdua memutuskan untuk masuk ke dalam kelas setelah mendengar dua bel berbunyi nyaring. Sedari tadi, Hana merasa ada yang aneh dengan dirinya. Ia tak lagi menghiraukan ocehan teman-temannya dan juga penjelasan dari gurunya. Ia hanya melamun, matanya menatap buku yang tak bersalah.

“HANAA!” teriak Bu Nia memecahkan keheningan kelas

“I-iya bu?” Jawab Hana tak bersalah

“Kerjakan soal di depan! Kamu tuh ya kebanyakan ngelamun dari tadi!”

“B-baik bu, saya mohon maaf”

Hana dengan cepat mengerjakan soal tersebut, karena soal itu tak lain adalah sejarah, mata pelajaran yang paling ia suka. Di kelas Hana kali ini, jam mata pelajaran sejarah sengaja ditaruh di jam terakhir sebelum pulang. Mungkin guru-guru ingin menguji kefokusan siswa.

Satu jam berlalu, seluruh siswa senang karena lima menit lagi jam menunjukkan pukul satu siang, itu tandanya bel akan segera berbunyi. Teman-teman Hana mulai memasukkan semua buku ke dalam tasnya masing-masing. Bu Nia sudah hafal dengan anak didiknya itu, beliau membiarkan fenomena aneh ini terjadi begitu saja.

Bel berbunyi empat kali, seluruh siswa di kelas 11-IPS 1 mulai bersorak ria. Hana masih melamun tak memedulikan mereka semua.

“Baik anak-anak, kita berdoa sesuai keyakinan masing-masing!” teriak Bu Nia mengejutkan Hana. Hana baru menyadari jika kelasnya telah usai. Ia pun mulai memanjatkan doa kepada Allah. Seusai berdoa, ia tak langsung keluar kelas, ia masih melamun. Perasaannya semakin tidak enak.

Seluruh siswa mulai berbondong-bondong meninggalkan kelas 11-IPS 1. Kelas tersebut hanya menyisakan Hana yang masih melamun, pikirannya kabur, ia tak tahu pasti apa yang membuatnya gelisah.

“Ngagetin aja lo!” ucapnya setelah seseorang menepuk pundak kanan Hana.

“Ayo cantik, tadi katanya mau ikut sama akuu!” suara itu pecah di telinga Hana. Siapa lagi kalau bukan Nana

“Demi apapun, ini risih banget Na beneran dah. Gila gue lama-lama!”

“Lo kenapa bengong sendiri woi. Kek orang lagi kerasukan jin diem aja haha”

“MULUT LO BISA DIEM GAK SIH?”

“Ck, marah mulu. Ayo jalan. Jadi gak nih?” ucap Nana berdecak.

“Kemana? Emang gue udah bilang IYA?” jawab Hana kesal dan menekankan kata terakhirnya

“Lah tadi di kantin kepala lo ngangguk-ngangguk. Gue anggap itu persetujuan. Yauda, mau gak mau lo harus mau!”

With Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang