Haloo, jumpa lagi.. Jika kalian mendapat notif part 10, berarti PAT saya sdh selesai..
Happy reading all:)
Setelah melihat ke arah kiri gerbang, Nana mendapati mobil taksi yang berhenti dan sopirnya memanggil nama Nana.
“Han, ayo masuk” sahut Nana.
“Iya, sabar”
“Bang, ke bengkel deket taman mawar ya!”
“Siap, mas” jawab sopir itu.
“Han, kita sekalian ke taman mawar ya?”
“Iya, tower”
“Apasi manggil-manggil tower. Kan gue punya nama. NANA, you know NANA!” celetoh Nana.
“Ya bodo, terserah gue hahaha”
“Hmm cewek emang gini ya”
“Heh apa? Gue denger”
“Ngga deh, ga jadi haha”
Mereka menikmati musik yang diputar oleh sopir taksi itu, dan saat berada di lampu merah..
“Han, tutup mata lo!”
“Kenapa?”
“Udah tutup aja bawel!”
“Kenapa sih? Ada apa? Pengen lihat gue jadinya”
“Ish jangan”
“Astagaa badut. Mana mulutnya gede banget. Na, gue takut hikss”
“Uda gue bilang tutup mata, lo ga percaya sih. Yaudah!”
Hana mulai menangis dalam dekapan Nana, sesampainya di bengkel, ternyata Hana tertidur pulas di dekapan Nana. Nana sama sekali tidak menyadari akan hal itu, sedari tadi ia hanya sibuk dengan Hp miliknya.
Rencana pergi ke taman Mawar, rusak seketika. Nana harus menyusun lagi rencana untuk bilang hal besar kepada Hana. Semua itu berakhir dengan Nana yang memutuskan untuk mengantar Hana pulang,
“Han, bangun. Udah sampe rumah!” tuturnya sembari mengusap lembut rambut Hana.
“Eh, tadi gue ketiduran ya? Duh maafin gue ya! Kita jadinya nggak ke taman Mawar deh T_T” keluh Hana.
“Gapapa, kan bisa lain waktu. Kayaknya lo kelelahan deh, mending lo pulang aja! Masih kuat berdiri kan?” sahut Nana.
“I-iya, masih kok. Makasih ya Na”
“Oke, see u!” ucap Nana dengan tangannya yang melambai dari dalam mobil.
Suara mobil itu kini mulai lenyap ditelan keheningan malam, Hana langsung masuk dan mengunci diri dalam kamar. Entah apa yang terjadi hari ini, sungguh membuat Hana merasa sangat kelelahan.
***
Seperti biasa, keesokan harinya Hana pergi ke sekolah menaiki bus. Sesampainya di sekolah, Hana langsung dipanggil bu Nia dan bersama Nana, ia diantar ke sebuah tempat. Pukul 09.00 semua peserta harus sudah memasuki ruang ujian. Hari itu, Hana duduk semeja dengan Nana. 100 soal diberikan dengan waktu dua jam pengerjaan.
“Na, lo nomor awal, gue yang akhir! Satu jam harus selesai semua ya!” celetoh Hana.
“Oke, tenang aja!” jawab Nana santai.
Satu jam berlalu, mereka telah berhasil menyelesaikannya, namun tidak dengan nomor 97 dan 99.
“Na, udah selesai lo?”
“Udah Han, lo gimana?”
“Ini yang nomor 97 sama 99 apa ya? Gue asing banget sama materi ini hftt” keluh Hana.
“Bentar deh. Eh iya gue juga asing banget. Kita hitung kancing aja gimana?” saran Nana.
“Boleh juga tuh!”
“97 E aja!” ucap Nana setelah menghitung kancing bajunya.
“Oh oke, ini 99 gue dapetnya A!”
Mereka malah menghitung kancing untuk dua nomor tersebut, namun tak apa. Semoga saja mereka mendapat sebuah keberuntungan.
Dua jam berlalu dengan durasi cukup panjang saat itu. Mereka menyerahkan hasil pengerjaannya kepada pengawas ruangan.
Sekitar satu jam, mereka menunggu untuk mendapat hasil dari olimpiade tadi. Entah otak tipe apa yang dimiliki para juri, sampai mereka bisa mengoreksi hasilnya hanya dalam waktu satu jam. Mungkin mereka hafal kunci jawabannya. Entahlah..
Setelah satu jam..
“Na, gue deg-deg an banget nih. Gimana kalau kita nggak dapet juara? Duhh” keluh Hana.“Overthinking banget sih lo jadi cewek. Kita udah berusaha, kita pasti berhasil!” hibur Nana.
“Baiklah, kalian telah sampai di waktu yang sangat dinanti-nanti!” Ucap seseorang yang duduk di atas mimbar dengan karpet merah di bawahnya.
-
-
-Sebenarnya apa sih yang akan diucapkan oleh seorang Nana kepada sahabatnya?
Lalu, apakah SMA Mega akan berhasil mendapat gelar juara olimpiade sejarah untuk pertama kalinya?
Mau tau jawabannya? Stay tune di part-part selanjutnya yaa!
Hmm sdh baca sampai sini tapi gk mau tekan tombol bintang? Padahal gratis loh, tinggal tekan aja wkwk.
Thanks and see u all..
KAMU SEDANG MEMBACA
With Me?
Teen Fiction'...Kok bisa ya gue naksir sama cowok yang cueknya masyaallah' "....Terus maksudnya apa coba? Dia suka sama gue gitu?..." "...Hahaha makanya kalau benci itu jangan benci-benci amat! Naksir kan lo sekarang? Hahaha ckck!" "Aku mau jujur!" "Kak, lo...