Setelah insiden di ruang kerja itu, Leon merasa dunianya mulai terbalik. Rahasia-rahasia yang sebelumnya tersembunyi di balik kehidupan Varo kini mulai muncul ke permukaan, meski masih terbungkus dalam teka-teki yang sulit dipecahkan. Makin jelas bahwa Leon terjebak dalam sesuatu yang jauh lebih berbahaya dari yang ia bayangkan.
Varo memberinya waktu untuk merenung, meskipun suasana di antara mereka terasa semakin kaku. Leon mulai merasa bahwa setiap keputusan yang ia buat dari sekarang akan menentukan masa depannya, dan salah satu keputusannya yang paling besar adalah: apakah dia bisa mempercayai Varo?
Suatu sore, Leon memutuskan untuk pergi ke atap rumah besar itu, tempat ia sering menemukan ketenangan. Pemandangan kota yang terbentang di depan matanya biasanya memberikan rasa damai, namun tidak hari ini. Firasat buruk terus menghantui pikirannya. Leon tidak bisa berhenti berpikir tentang pembicaraan antara Varo dan pria berambut perak. Terlalu banyak pertanyaan yang belum terjawab, dan semakin lama dia merasa semakin jauh dari jawabannya.
“Apa yang sedang kau pikirkan?”
Suara berat Varo tiba-tiba terdengar dari belakangnya. Leon tidak perlu menoleh untuk tahu siapa yang berbicara. Suara itu selalu membawa perasaan bercampur aduk dalam dirinya—ketenangan sekaligus ketegangan.
“Aku memikirkan tentang apa yang kau sembunyikan dariku,” jawab Leon dengan jujur, masih memandangi kota di bawah sana. “Aku tahu kau menyembunyikan sesuatu yang besar, Varo. Dan aku tidak tahu apakah aku sanggup menanggungnya.”
Varo mendekatinya, berdiri di sampingnya dengan tatapan tajam yang menyapu kota. “Tidak semua rahasia harus diungkapkan, Leon. Terkadang, ketidaktahuan adalah bentuk perlindungan.”
Leon mendesah berat, meremas tangannya di atas pagar pembatas. “Tapi aku sudah terlibat terlalu dalam. Aku tidak bisa berpura-pura bahwa aku aman. Kau tahu apa yang keluargaku lakukan, tapi aku tidak. Aku hidup dalam kebohongan sementara kau tahu segalanya.”
Ada keheningan yang menegangkan di antara mereka. Udara di sekitar mereka terasa semakin dingin, atau mungkin itu hanya imajinasi Leon. Tapi dia merasa semakin sulit bernapas di sekitar Varo.
“Aku tidak akan membiarkan mereka menyakitimu,” kata Varo akhirnya, suaranya lebih lembut dari biasanya, namun tetap tegas.
Leon menoleh, menatap mata gelap Varo. “Apa maksudmu? Siapa mereka?”
Varo menghela napas panjang, seolah enggan membahas ini. Tapi kali ini, dia tahu bahwa Leon tak bisa lagi disembunyikan dari kenyataan. “Keluargamu... mereka tidak sekadar memiliki bisnis biasa. Apa yang mereka lakukan jauh lebih kotor dari sekadar urusan uang atau properti. Jual beli organ hanyalah permulaan.”
Jantung Leon serasa berhenti berdetak sesaat. Dia tahu ada sesuatu yang besar, tapi dia tidak pernah membayangkan sejauh itu. “Apa lagi yang mereka lakukan?”
Varo menatapnya dengan serius. “Mereka bukan hanya menjual organ dari orang yang sudah mati, Leon. Mereka terlibat dalam perdagangan manusia—menculik, menjual, dan memperdagangkan orang-orang hidup untuk dijadikan bahan... atau bahkan lebih buruk dari itu.”
Leon merasakan tubuhnya melemas. Kata-kata Varo bergema di telinganya, membangkitkan rasa mual yang menghantam perutnya. Dia ingin menolak, ingin berteriak bahwa semua itu bohong. Tapi tatapan serius Varo dan semua kejadian aneh yang terjadi dalam keluarganya beberapa tahun terakhir, membuat semuanya mulai masuk akal. Semua potongan mulai menyatu dalam bayangan mengerikan yang tidak bisa dia terima.
“Kau berbohong…” bisik Leon, meski dia tahu Varo tidak mungkin berbohong tentang ini.
Varo menggeleng pelan. “Aku berharap aku berbohong. Tapi kenyataannya jauh lebih buruk daripada yang kau bayangkan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝐁𝐋] Kiss Me, Bicth!! [END✓ | New Version]
Teen FictionDalam dunia yang penuh intrik dan keputusasaan, Leon-seorang pemuda yang terjebak dalam utang keluarganya kepada seorang mafia yang ditakuti bernama Varo. Ketika ayahnya tidak mampu membayar hutang tersebut, Leon terpaksa dijual kepada Varo sebagai...