Leon dan Varo memutuskan untuk melakukan penyelidikan lebih mendalam sebelum menghadapi Victor. Mereka menghabiskan beberapa hari mengumpulkan informasi, menjelajahi jalanan kota dan berbincang dengan orang-orang yang mungkin tahu tentang klub malam tempat Victor sering terlihat.
Malam itu, Leon mengenakan pakaian hitam ketat yang mencerminkan sisi berani dirinya. Varo, yang lebih berpengalaman dalam dunia malam, memilih pakaian yang sedikit lebih formal, tetapi tetap mempertahankan aura misterius. Mereka tidak hanya ingin terlihat baik; mereka harus terlihat meyakinkan dan menakutkan.
“Apakah kau yakin kita siap untuk ini?” Varo bertanya, menatap Leon dengan serius sebelum mereka memasuki klub malam bernama “The Abyss.”
Leon mengangguk, meski perasaannya campur aduk. “Aku tidak punya pilihan lain. Aku perlu tahu apa yang menjadi alasan utama keluargaku melakukan ini semua.”
Saat mereka melangkah masuk, suara musik yang keras dan lampu berkelap-kelip menyambut mereka. Ruangan itu dipenuhi oleh orang-orang yang menari, minum, dan berbicara dalam nada rendah. Leon merasakan tekanan dari atmosfer yang tidak bersahabat. Dia bisa merasakan ketegangan di sekelilingnya—semua orang di sini memiliki agenda tersembunyi.
Varo mengamati sekeliling sebelum menarik Leon ke bar. “Kita harus mencari informasi tentang Victor. Seseorang di sini pasti tahu.”
Leon mengangguk dan mulai berbicara dengan bartender, mencoba menangkap informasi dengan hati-hati. “Kami sedang mencari Victor,” Leon berkata, menurunkan suaranya agar tidak terdengar terlalu mencolok. “Apakah kau tahu di mana kita bisa menemukannya?”
Bartender itu, seorang wanita muda dengan tatapan tajam, memiringkan kepalanya. “Victor bukan orang yang bisa dipermainkan. Jika kau mencarinya, lebih baik kau berhati-hati. Dia bukan hanya bos, dia adalah raja di sini.”
“Apa kau tahu di mana kita bisa menemukannya?” Leon bertanya, menahan napasnya.
Dia mengerutkan kening. “Dia biasanya ada di ruang VIP di lantai atas. Tapi ingat, jika kau tidak memiliki alasan yang kuat untuk mengganggunya, lebih baik tinggalkan saja.”
Varo dan Leon saling berpandangan. “Kita harus naik ke sana,” Varo berkata, menatap Leon dengan tekad.
Mereka mengambil napas dalam-dalam dan mulai mendaki tangga menuju lantai atas. Suara musik semakin mengecil, digantikan oleh bisikan dan tawa yang lebih intim. Di sebuah pintu besar bertuliskan “VIP,” Leon dapat melihat dua pria bersenjata berdiri berjaga. Mereka tampak waspada dan tidak akan ragu untuk menggunakan senjata mereka jika perlu.
Leon merasa jantungnya berdebar kencang. “Apa kita benar-benar akan melakukan ini?” dia bertanya pada Varo, meski dia tahu jawabannya.
“Tidak ada jalan kembali, Leon. Kita perlu melakukannya,” Varo menjawab dengan tegas. Mereka berdua berusaha terlihat tenang, berusaha melewati penjaga yang menghalangi mereka.
Varo menatap salah satu pria tersebut, “Kami ingin berbicara dengan Victor. Ada urusan penting yang harus dibicarakan.”
Pria itu melirik mereka dengan curiga, tetapi setelah Varo menunjukkan dompet yang berisi uang, mereka dibenarkan untuk masuk. Leon merasa lega tetapi juga waspada. Apa yang akan terjadi di dalam?
Begitu pintu terbuka, aroma minuman keras dan asap rokok menyengat hidung mereka. Di tengah ruangan, Victor duduk di kursi mewah, dikelilingi oleh orang-orang yang tampak sangat setia padanya. Dia adalah pria berusia paruh baya dengan wajah tajam, mengenakan jas hitam yang membuatnya terlihat berkuasa.
“Siapa kalian?” Victor bertanya, matanya menilai Leon dan Varo dengan seksama.
Leon merasa tertekan oleh tatapan tajamnya. “Kami datang untuk membicarakan keluargaku,” Leon mulai, berusaha terdengar percaya diri. “Aku tahu mereka terlibat dalam bisnis ilegal, dan aku ingin menghentikannya.”
Victor tertawa sinis, suaranya menembus kebisingan sekitar. “Kau berani, anak muda. Banyak yang ingin menghentikan bisnis ini, tetapi sedikit yang berani untuk bertindak.”
“Aku tidak takut,” Leon menjawab, berusaha keras untuk mempertahankan ketenangannya. “Aku ingin tahu siapa yang terlibat dan apa yang sebenarnya terjadi.”
"Dan mengapa aku harus memberi tahu kau?" Victor bertanya, memiringkan kepalanya dengan senyum sinis. “Apa yang kau tawarkan sebagai imbalan?”Varo melangkah maju, matanya bersinar dengan tekad. "Keamanan," katanya dengan suara tegas.
Victor menyipitkan mata, memusatkan perhatian pada Varo. "Keamanan? Dan mengapa aku harus percaya padamu?"
Leon, yang berdiri di samping Varo, melirik "kekasihnya" sebelum berbicara. "Varo punya kekuatan yang lebih besar dari yang kau bayangkan, Victor. Dia bisa melindungimu. Dia punya jaringan dan pengaruh yang cukup kuat untuk memastikan tidak ada yang berani menyentuhmu."
Victor mengamati mereka berdua dengan penuh pertimbangan, ragu sejenak. "Jadi kau bilang, aku harus mempercayakan keselamatanku kepada kekasihmu?"
"Ya," jawab Leon, menegaskan. "Dengan kekuatan Varo, tidak hanya keluargaku yang akan berhenti, tapi juga musuh-musuhmu. Kau akan aman dalam jaringannya. Kami bisa melindungimu dari siapa pun yang mencoba menjebakmu."
Victor tampak berpikir, lalu tersenyum tipis. “Menarik. Tapi bagaimana aku tahu bahwa ini bukan jebakan?”
Varo menyela, suaranya penuh keyakinan. "Kita punya musuh yang sama. Jika kita bekerja sama, kita bisa menghancurkan ancaman yang mengincar bisnis gelap keluargamu, dan memastikan mereka tidak menyentuhmu lagi."
Keheningan menyelimuti ruangan. Leon dan Varo menunggu keputusan Victor, merasa tegang di bawah tatapannya yang tajam.
Setelah beberapa saat yang terasa seperti selamanya, Victor akhirnya mengangguk perlahan. "Baiklah, aku akan memberi kalian kesempatan. Jika apa yang kalian tawarkan benar-benar bisa melindungiku dan membawa hasil, kita bisa bicara lebih jauh tentang bisnis ini."
Leon merasa lega, harapan mulai tumbuh di dalam dirinya. Ini adalah langkah awal yang mereka butuhkan untuk menggali lebih dalam ke dalam jaringan bisnis gelap yang mengancam mereka. Dan kini, dengan kekuatan Varo di sisinya, Leon tahu mereka punya peluang untuk menang.
Tetapi di balik semua itu, Leon menyadari bahwa mereka telah memasuki permainan yang sangat berbahaya. Mereka sekarang terjerat dalam jaring-jaring mafia yang lebih besar dari yang mereka bayangkan.
Ketika mereka keluar dari ruang VIP, Leon merasakan beban di punggungnya semakin berat. Dia tahu bahwa keputusan yang akan dia buat selanjutnya bisa menentukan hidup dan mati—baik untuk dirinya maupun untuk orang-orang yang dia cintai.
Dengan Varo di sampingnya, Leon bertekad untuk menggali lebih dalam, terlepas dari segala risiko yang akan mereka hadapi di depan.
---
.
.
.To be continued.... ♡
Bagaimana pendapatmu tentang bab ini? Apakah semakin seru? Jangan ragu untuk berbagi pemikiranmu di kolom komentar dan beri bintang! ⭐️💬
Warning : Cerita ini sudah aku rombak total dari alur sebelumnya! Yang sudah baca silahkan dibaca ulang
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝐁𝐋] Kiss Me, Bicth!! [END✓ | New Version]
Ficção AdolescenteDalam dunia yang penuh intrik dan keputusasaan, Leon-seorang pemuda yang terjebak dalam utang keluarganya kepada seorang mafia yang ditakuti bernama Varo. Ketika ayahnya tidak mampu membayar hutang tersebut, Leon terpaksa dijual kepada Varo sebagai...