Keesokan harinya, Leon terbangun lebih awal dari biasanya. Langit masih berwarna biru keunguan, dan matahari belum sepenuhnya menampakkan dirinya. Ia merasakan ketegangan di sekujur tubuh, seakan firasat buruk tidak kunjung pergi sejak pembicaraannya dengan Varo semalam. Pikirannya dipenuhi dengan bayangan tentang kebenaran yang menanti untuk terungkap.
Varo sudah menunggunya di bawah. Pria itu, dengan pakaian serba hitamnya, terlihat lebih dingin dari biasanya, membuat Leon tak bisa membaca emosi di balik matanya. "Sudah siap?" tanya Varo dengan nada tenang, tapi Leon bisa merasakan bahwa ini adalah perjalanan yang tak bisa dianggap remeh.
Leon mengangguk tanpa berkata apa-apa. Di dalam hatinya, dia merasa bimbang. Apa yang akan ia temukan? Apakah ia akan semakin terperangkap dalam jaringan kotor yang ditenun oleh keluarganya? Namun, satu hal yang pasti—ia harus tahu kebenarannya.
---
Mobil hitam Varo melaju cepat di jalan-jalan kota yang semakin sepi. Tidak ada yang berbicara di antara mereka, hanya suara mesin yang memenuhi keheningan. Leon sesekali melirik ke arah Varo, ingin mencari tanda-tanda keraguan di wajahnya, namun pria itu tampak tak tergoyahkan. Tidak ada satu pun tanda bahwa Varo sedang merasa ragu membawa Leon ke tempat yang ia sebut “tempat segalanya dimulai.”
Mereka tiba di sebuah gudang besar di pinggiran kota. Bangunan tua dengan cat kusam dan jendela-jendela pecah yang seolah-olah sudah lama tidak terurus. Suasananya suram dan penuh rahasia. Gudang ini tampak seperti tempat yang sangat tidak layak dikunjungi—terutama untuk seorang yang baru saja mengetahui sisi gelap keluarganya. Leon menghela napas panjang, menyadari bahwa ia akan masuk lebih jauh ke dunia yang tak pernah ia bayangkan.
"Apa ini?" Leon bertanya, suaranya nyaris bergetar saat mereka keluar dari mobil.
“Ini salah satu titik pengumpulan," jawab Varo singkat, memandang gudang itu dengan tatapan dingin. “Di sini, orang-orang yang akan dijual... dipersiapkan.”
Kata-kata itu menusuk seperti pisau ke hati Leon. “Maksudmu... di sini mereka... mengumpulkan korban?”
Varo menatapnya dengan ekspresi datar. “Ya, mereka dikumpulkan di sini sebelum dikirim ke pembeli atau dijadikan bahan... untuk organ.”
Leon merasa seperti ingin muntah. Dia tidak pernah membayangkan bahwa keluarganya bisa terlibat dalam sesuatu sekeji ini. Namun, di satu sisi, ia sadar bahwa ini adalah kenyataan yang harus ia hadapi. Ia harus melihat semuanya dengan mata kepala sendiri.
Varo melangkah lebih dulu, diikuti oleh Leon yang masih diliputi perasaan ngeri dan tidak percaya. Di dalam gudang, tempat itu terasa lebih mengerikan daripada yang ia bayangkan. Cahaya remang-remang dari beberapa bola lampu yang masih menyala menciptakan suasana dingin dan suram. Di sudut-sudut gudang, terlihat tumpukan peti kayu, seolah-olah berisi sesuatu yang tak ingin dibayangkan Leon.
“Tahukah kau?” Varo memulai, suaranya menggema di ruangan kosong. “Keluargamu sudah lama terlibat dalam bisnis ini. Dan mereka pintar menyembunyikan jejak. Tidak banyak yang bisa menembus lapisan pertahanan mereka, kecuali kau sudah berada cukup dekat seperti aku.”
Leon menelan ludah. “Lalu kenapa kau memperlihatkan semua ini padaku? Kenapa sekarang?”
Varo berhenti di tengah-tengah ruangan dan menatap langsung ke arah Leon, mata gelapnya tampak berkilat dalam cahaya redup. “Karena aku ingin kau tahu dengan siapa kau berurusan. Kau sudah masuk ke dalam permainan ini, Leon, baik kau mau atau tidak. Jika kau mau melawan mereka, kau harus tahu seberapa dalam pengaruh mereka.”
“Aku…” Leon mencari kata-kata. “Aku tidak pernah ingin masuk ke dunia ini.”
“Kau tidak punya pilihan,” potong Varo dengan nada tegas. “Sekarang semuanya bergantung pada keputusanmu. Kau akan melawan keluargamu atau berdiam diri? Jika kau memilih diam, aku akan tetap melindungimu. Tapi, jika kau ingin menghentikan mereka... kau harus siap dengan segala risiko.”
Leon merasa tubuhnya gemetar. Keputusan ini terasa begitu berat. Melawan keluarganya berarti mengkhianati darahnya sendiri, tetapi membiarkan mereka terus menjalankan bisnis keji ini... itu adalah sesuatu yang tak bisa diterima oleh moralnya. Namun, Leon tahu bahwa ia tidak punya banyak waktu. Keluarganya pasti sudah mengetahui bahwa sesuatu sedang terjadi, dan mungkin mereka juga tahu bahwa Leon sekarang mengetahui rahasia besar mereka.
“Kau masih bisa keluar,” lanjut Varo, seolah tahu apa yang dipikirkan Leon. “Aku bisa memastikan mereka tidak akan menyentuhmu. Aku bisa menyembunyikanmu.”
Leon menatap Varo, merasakan ketulusan yang jarang ia temukan pada pria itu. Untuk pertama kalinya, ia merasa Varo benar-benar peduli padanya. Tapi Leon tidak bisa lari. Tidak lagi. “Aku tidak akan pergi,” jawab Leon dengan suara tegas. “Aku tidak bisa lari dari ini. Aku harus menghentikan mereka.”
Varo mengangguk pelan, seolah sudah menduga jawaban itu. “Baiklah, tapi kau harus tahu satu hal, Leon.”
“Apa?”
“Keluargamu tidak akan berhenti hanya karena kau ingin mereka berhenti. Kau harus siap melakukan hal-hal yang lebih gelap dari yang pernah kau bayangkan. Dan ketika kau masuk ke dalam kegelapan itu... mungkin tidak ada jalan keluar lagi.”
Kata-kata itu menggantung di udara, membuat Leon merasa semakin berat untuk bernapas. Tapi dia tahu ini adalah keputusan yang harus diambil. Ini bukan hanya tentang dirinya lagi. Ini tentang orang-orang yang menjadi korban dari bisnis keji keluarganya. Leon tahu dia tidak bisa lagi berdiam diri.
“Aku siap,” jawab Leon akhirnya, meski hatinya masih bergetar dengan rasa takut yang tak bisa ia hapus. “Aku akan menghentikan mereka.”
Varo mengulurkan tangannya, dan Leon menyambutnya. “Selamat datang di neraka,” ucap Varo, suaranya penuh kesungguhan.
Leon tahu, mulai saat ini, tidak ada jalan kembali.
---
.
.
.To be continued.... ♡
Bagaimana pendapatmu tentang bab ini? Apakah semakin seru? Jangan ragu untuk berbagi pemikiranmu di kolom komentar dan beri bintang! ⭐️💬
Warning : Cerita ini sudah aku rombak total dari alur sebelumnya! Yang sudah baca silahkan dibaca ulang
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝐁𝐋] Kiss Me, Bicth!! [END✓ | New Version]
Ficção AdolescenteDalam dunia yang penuh intrik dan keputusasaan, Leon-seorang pemuda yang terjebak dalam utang keluarganya kepada seorang mafia yang ditakuti bernama Varo. Ketika ayahnya tidak mampu membayar hutang tersebut, Leon terpaksa dijual kepada Varo sebagai...