Hari-hari berikutnya berlalu dengan cepat. Leon dan Varo semakin terbenam dalam dunia yang gelap dan berbahaya. Setelah pertemuan mereka dengan Aidan, Leon merasa semangatnya meningkat, tetapi ketegangan terus membayangi setiap langkah yang mereka ambil. Rencana mereka untuk mengumpulkan informasi semakin mendalam, dan Leon merasa tekanan dari semua sisi.
Malam itu, mereka duduk di sofa apartemen mereka, mengatur strategi untuk pertemuan berikutnya dengan Aidan. Leon meraih laptopnya, membuka dokumen yang berisi catatan tentang semua informasi yang berhasil mereka kumpulkan sejauh ini. “Kita perlu merinci semua yang kita ketahui,” katanya, suaranya tegas.
Varo mengangguk, mengamati layar laptop dengan serius. “Kita harus mencari tahu siapa yang terlibat dalam bisnis ini dan bagaimana kita bisa menghentikan mereka. Jika kita bisa mengumpulkan cukup bukti, mungkin kita bisa mendapatkan dukungan dari pihak berwenang.”
Leon merasa beban tanggung jawab semakin berat. Dia tahu bahwa jika mereka gagal, tidak hanya hidupnya yang terancam, tetapi juga hidup orang-orang yang mereka cintai. “Aku berharap Aidan bisa memberikan informasi lebih lanjut,” ucap Leon, menggigit bibirnya.
Namun, di tengah kesibukan mereka, Leon merasakan sesuatu yang berbeda. Ia tidak hanya berjuang melawan keluarganya, tetapi juga melawan perasaan yang semakin dalam terhadap Varo. Leon tahu bahwa perasaannya kepada Varo semakin tumbuh, tetapi ia juga menyadari betapa berbahayanya situasi mereka. Berada di sisi mafia, membangun hubungan dengan orang yang dianggap musuh oleh keluarganya, semua itu membuat Leon bingung.
“Leon,” Varo memanggilnya, menarik Leon dari lamunannya. “Kau tampak tegang. Apa yang kau pikirkan?”
Leon menatap Varo, melihat kecemasan di matanya. “Aku… aku hanya memikirkan semuanya. Apa yang kita lakukan, semua risiko ini, dan bagaimana perasaanku padamu,” jawab Leon, suaranya bergetar.
Varo terdiam, menatap Leon dengan mata tajam. “Aku juga merasa hal yang sama. Kita berada di dalam situasi yang berbahaya, dan perasaan ini… aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada kita.”
Leon merasakan jantungnya berdegup kencang. Dia ingin menggapai tangan Varo, tetapi ketakutan akan konsekuensi membuatnya ragu. “Kita harus fokus pada rencana kita,” Leon berusaha mengalihkan perhatian, meskipun hatinya berjuang melawan dorongan untuk lebih dekat dengan Varo.
“Mungkin kita bisa menyelesaikan ini bersama. Aku ingin melindungimu, Leon,” Varo berkata, suaranya penuh keyakinan.
“Mungkin setelah semua ini selesai, kita bisa berbicara lebih jelas tentang kita,” Leon menjawab, berusaha menjaga jarak emosional meskipun ia merasa tertarik.
“Ya, mungkin.” Varo tersenyum, tetapi ada keraguan di matanya. Leon tahu bahwa saat ini, membangun hubungan di tengah ketidakpastian ini adalah hal yang berisiko.
Malam itu, mereka melanjutkan diskusi tentang strategi mereka, tetapi Leon merasa ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Ia tidak bisa mengabaikan perasaan yang tumbuh di antara mereka. Namun, pikiran tentang keluarganya dan beban tanggung jawabnya menghalangi langkahnya.
Hari berikutnya, mereka bertemu dengan Aidan di kafe. Suasana di dalam kafe terasa lebih tegang daripada sebelumnya. Aidan terlihat lebih serius, wajahnya menunjukkan bahwa ia membawa berita penting. Leon dan Varo duduk dengan hati berdebar.
“Ada sesuatu yang perlu kalian ketahui,” Aidan mulai, suaranya rendah. “Aku telah mendapatkan informasi tentang rencana keluargamu. Mereka berencana untuk melakukan transaksi besar dalam waktu dekat, dan itu melibatkan beberapa pemerintah.”
Leon menatap Aidan, merasakan jantungnya berdebar kencang. “Apa maksudmu? Apa yang harus kita lakukan?”
“Aku rasa kita harus bergerak cepat. Jika kita bisa membongkar rencana mereka sebelum transaksi itu terjadi, kita mungkin bisa mendapatkan bukti yang kita butuhkan untuk membawa mereka ke pihak berwenang,” Aidan menjelaskan, sorot matanya tajam.
Varo melirik Leon, dan mereka berdua mengangguk bersamaan. “Kita harus melakukan ini,” Leon berkata, semangatnya kembali membara. “Kita tidak bisa membiarkan mereka melanjutkan bisnis gelap ini.”
Namun, saat Leon berbicara, suara hatinya juga meragukan keputusan itu. Apakah ia benar-benar siap untuk menghadapi keluarganya? Apa yang akan terjadi pada Varo jika mereka gagal?
Malam itu, Leon terjaga larut malam, merenungkan semua yang telah terjadi. Dia merasa terjebak di antara dua dunia—dunia keluarga yang ingin dia lupakan dan dunia baru yang dia coba bangun bersama Varo. Akhirnya, Leon mengambil keputusan. Ia tidak akan membiarkan keluarganya mengendalikan hidupnya lagi. Dia akan melawan, meskipun itu berarti harus menghadapi kegelapan yang ada di dalam dirinya sendiri.
Hari berikutnya, Leon dan Varo bersiap untuk langkah besar yang akan mengubah hidup mereka selamanya. Dengan tekad baru dan dukungan dari Aidan, mereka merancang rencana untuk menggagalkan transaksi yang bisa menjadi kunci untuk menghentikan keluarganya. Leon berdoa agar keputusan ini tidak akan membawa mereka ke dalam kegelapan yang lebih dalam.
---
.
.
.To be continued.... ♡
Bagaimana pendapatmu tentang bab ini? Apakah semakin seru? Jangan ragu untuk berbagi pemikiranmu di kolom komentar dan beri bintang! ⭐️💬
Warning : Cerita ini sudah aku rombak total dari alur sebelumnya! Yang sudah baca silahkan dibaca ulang
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝐁𝐋] Kiss Me, Bicth!! [END✓ | New Version]
Teen FictionDalam dunia yang penuh intrik dan keputusasaan, Leon-seorang pemuda yang terjebak dalam utang keluarganya kepada seorang mafia yang ditakuti bernama Varo. Ketika ayahnya tidak mampu membayar hutang tersebut, Leon terpaksa dijual kepada Varo sebagai...