Waktu terus berjalan, dan meski Leon sudah bertekad untuk menghentikan keluarganya, dia masih tidak tahu harus mulai dari mana. Setiap kali ia memikirkan apa yang akan dilakukannya, bayangan tentang ayahnya, ibunya, serta seluruh anggota keluarganya yang selama ini ia percaya, terus menghantuinya. Mereka bukan sekadar orang yang ia kenal sepanjang hidupnya, mereka adalah orang-orang yang telah membesarkannya, memberi kasih sayang, dan sekarang, semua itu terasa seperti kebohongan yang menyakitkan.
“Jangan pikirkan mereka sebagai keluargamu,” ujar Varo saat mereka berdua duduk di ruang kerjanya yang elegan tapi terkesan dingin. Di depannya, peta luas tentang jaringan operasi keluarganya terhampar. “Pikirkan mereka sebagai musuh.”
Leon menatap Varo, mencoba mencerna kata-kata itu. Tapi setiap kali ia memandang wajah ibunya di pikirannya, hatinya terasa remuk. Bagaimana mungkin ia bisa melawan mereka, apalagi dengan cara yang melibatkan pertumpahan darah?
“Tapi mereka adalah keluargaku,” gumam Leon, suaranya hampir tenggelam oleh suara jam di dinding. “Aku tidak tahu apakah aku bisa melawan mereka seperti itu…”
“Jika kau tidak melawan mereka, lebih banyak nyawa yang akan hancur. Kau tahu itu.” Varo berdiri, berjalan mendekati Leon, dan meletakkan tangannya di pundak pria itu. “Leon, kau kuat. Lebih kuat dari yang kau pikirkan. Keluargamu tidak akan pernah berhenti jika kau tidak menghentikan mereka. Dan aku di sini untuk membantumu.”
Leon menutup matanya, mencoba menenangkan pikirannya. Ketegangan dalam dirinya semakin terasa setiap detik. Ia tahu apa yang harus dilakukan, tapi hatinya masih belum siap.
“Kau harus memutuskan kapan akan mengambil langkah pertama,” lanjut Varo dengan suara rendah, hampir seperti bisikan. “Dan langkah pertama itu akan menentukan segalanya.”
Leon mengangguk perlahan. “Langkah pertama…” gumamnya. “Apa langkah pertama itu?”
Varo tersenyum tipis, tanpa keraguan. “Kita harus mulai menghancurkan bisnis keluargamu dari dalam. Perlahan, tetapi pasti. Dan untuk itu, kita butuh bukti yang bisa memaksa mereka keluar dari persembunyian.”
Leon merasakan jantungnya berdebar lebih kencang. “Bukti?”
Varo mengangguk. “Ya, kita butuh data, dokumen, rekaman—segala sesuatu yang bisa membongkar jaringan mereka. Dan kau adalah kunci untuk mendapatkan semua itu.”
“Kenapa aku?”
“Kau adalah bagian dari mereka, Leon. Mereka akan lebih mudah percaya padamu daripada padaku. Kau bisa mendapatkan akses ke tempat-tempat yang bahkan orang dalam sepertiku tidak bisa. Dan kau tahu di mana titik lemahnya.”
Leon merasa seperti sedang terseret ke dalam arus yang tidak bisa ia kendalikan. Tapi ia sadar, ini adalah satu-satunya cara untuk menghentikan keluarganya. Kalau tidak, mereka akan terus melakukan perbuatan keji itu. Dan ia tidak bisa membiarkan itu terjadi.
“Apa yang harus aku lakukan?” Leon akhirnya bertanya, meski hatinya masih diliputi keraguan.
Varo menyodorkan sebuah map yang tebal di atas meja. “Di sini ada semua informasi tentang jaringan keluargamu yang kami ketahui sejauh ini. Tapi ini hanya sebagian kecil. Untuk menghancurkan mereka, kita perlu lebih dari ini. Kita butuh data riil dari sumbernya—komputer, berkas, atau apapun yang mereka gunakan untuk mencatat transaksi.”
Leon membuka map itu, matanya menyusuri angka-angka yang tertera di atas kertas. Jumlahnya sangat besar. “Ini semua... uang dari hasil penjualan organ?”
“Ya, dan itu hanya puncak gunung es. Ada lebih banyak lagi yang tersembunyi di dalam sistem mereka. Itulah yang harus kita ungkap.”
Leon menarik napas dalam-dalam. Dia merasa berat memutuskan, tapi dia tahu Varo benar. Ini bukan hanya tentang keluarganya lagi. Ini tentang banyak nyawa yang sedang dipertaruhkan. “Baik,” ujarnya pelan tapi tegas. “Aku akan melakukannya.”
Varo menatapnya dengan tatapan puas. “Bagus. Tapi ingat, ini berbahaya. Keluargamu tidak akan tinggal diam jika mereka tahu kau sudah berada di pihak lawan. Kita harus hati-hati.”
Leon tahu itu. Bahaya adalah hal yang tidak bisa dihindari ketika melibatkan dunia mafia. Tapi dia sudah membuat keputusan. Jika keluarganya harus dihentikan, dia akan menjadi orang yang menghentikan mereka.
---
Malam itu, Leon mulai melaksanakan rencananya. Ia kembali ke rumah keluarganya dengan perasaan campur aduk. Saat ia membuka pintu besar rumah mewah itu, aroma familiar dari kehidupan masa kecilnya menyambutnya. Segalanya tampak seperti biasa—begitu sempurna dari luar, tapi ia tahu bahwa di balik keindahan ini, ada rahasia gelap yang menyelimuti keluarganya.
“Leon, sayang, kau pulang lebih awal,” sapa ibunya dengan senyum hangat. Wanita itu duduk di sofa besar di ruang tamu, menyesap teh seperti biasanya.
Leon memaksakan senyum. “Ya, aku hanya ingin istirahat sebentar.”
“Bagus sekali, sudah lama kita tidak berbicara berdua,” ucap sang ibu, mempersilakan Leon duduk di sebelahnya. “Ayahmu sedang keluar, jadi kita punya waktu.”
Percakapan mereka berjalan seperti biasa, penuh basa-basi yang manis tapi kosong. Namun, di dalam hati Leon, ada rasa bersalah yang semakin dalam. Setiap kali ibunya berbicara, dia harus mengingatkan dirinya bahwa wanita ini adalah bagian dari jaringan bisnis keji yang telah menghancurkan begitu banyak nyawa.
Setelah beberapa saat, Leon pamit untuk masuk ke ruang kerjanya. Di sana, komputer ayahnya menunggu. Ia menyalakannya dengan tangan yang sedikit gemetar, mencari akses ke data yang Varo butuhkan. Jantungnya berdegup kencang saat ia berhasil memasuki sistem. Semua informasi yang ia butuhkan ada di sana—transaksi, daftar pembeli, hingga data korban yang sudah dijual.
Mata Leon terpaku pada satu nama di daftar korban. Seorang anak berusia tujuh tahun, yang dijual oleh orang tuanya. Hatinya mencelos. Itu membuat semuanya terasa nyata. Tidak lagi hanya sekadar angka di atas kertas, tapi kehidupan nyata yang dihancurkan oleh keluarganya.
Tanpa ragu lagi, Leon menyalin semua data itu ke dalam flash drive yang ia bawa. Ini adalah langkah pertamanya. Langkah yang tidak bisa lagi ia tarik kembali.
Saat ia selesai dan beranjak keluar dari ruang kerja, sebuah suara tiba-tiba terdengar di belakangnya. “Apa yang sedang kau lakukan, Leon?”
Leon berbalik, dan di sana berdiri ayahnya, dengan tatapan tajam penuh curiga.
---
.
.
.To be continued.... ♡
Bagaimana pendapatmu tentang bab ini? Apakah semakin seru? Jangan ragu untuk berbagi pemikiranmu di kolom komentar dan beri bintang! ⭐️💬
Warning : Cerita ini sudah aku rombak total dari alur sebelumnya! Yang sudah baca silahkan dibaca ulang
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝐁𝐋] Kiss Me, Bicth!! [END✓ | New Version]
Teen FictionDalam dunia yang penuh intrik dan keputusasaan, Leon-seorang pemuda yang terjebak dalam utang keluarganya kepada seorang mafia yang ditakuti bernama Varo. Ketika ayahnya tidak mampu membayar hutang tersebut, Leon terpaksa dijual kepada Varo sebagai...