Pagi itu terasa kelam bagi Leon. Meskipun mereka berhasil lolos dari serangan malam sebelumnya, rasa cemas dan ketakutan menyelimuti pikirannya. Dia dan Varo bersembunyi di sebuah apartemen sewaan milik salah satu kontak Varo, seorang mantan anggota mafia yang kini telah pensiun. Dinding-dinding apartemen itu penuh dengan kenangan dan rasa sakit, mencerminkan perjalanan hidup orang-orang yang terjebak dalam dunia gelap.
Leon duduk di tepi tempat tidur, menatap jendela yang tertutup rapat. Dia merasa terasing dan bingung. Dalam sekejap, kehidupannya telah berubah dari anak muda biasa menjadi bagian dari kekacauan yang lebih besar. Apakah ini semua sepadan? Apakah dia berani untuk melawan keluarganya demi cinta dan prinsipnya?
Varo masuk ke dalam ruangan dengan secangkir kopi dan dua potong roti panggang. "Kau harus makan," katanya lembut, menaruh makanan di sebelah Leon. Namun, Leon hanya memandangi piring di hadapannya, tanpa ada nafsu untuk makan.
"Kita tidak bisa terus bersembunyi seperti ini, Varo," Leon berkata, suaranya lemah. "Keluargaku... mereka akan mencari cara untuk mengakhiri kita. Mereka tidak akan berhenti."
Varo menghela napas panjang, duduk di samping Leon. "Kau benar. Tapi kita juga harus berhati-hati. Kita tidak tahu siapa yang bisa kita percayai. Jika kita tidak merencanakan langkah berikutnya dengan baik, kita bisa terjebak lagi."
Leon mengangguk, tetapi hatinya berat. Dia merasa terjebak dalam kekacauan ini. "Bagaimana jika aku kembali dan menghadapi mereka? Mungkin aku bisa menjelaskan semuanya. Mungkin mereka akan mengerti."
"Leon," Varo menatapnya dengan serius, "itu terlalu berbahaya. Mereka sudah berurusan dengan banyak hal kotor. Jika kau kembali, mereka tidak akan mendengarkan. Mereka hanya akan melihatmu sebagai ancaman."
Leon terdiam. Dia tahu Varo benar, tetapi rasa tanggung jawab terhadap keluarganya begitu besar. "Tapi aku tidak bisa terus bersembunyi selamanya. Jika aku tidak melakukan apa-apa, mereka akan terus menjalankan bisnis kotor itu, dan semakin banyak orang yang akan terluka."
Varo menyentuh tangan Leon, memberinya kekuatan. "Kita akan menemukan cara untuk menghentikan mereka, tetapi kita harus melakukannya dengan bijak. Mari kita cari tahu siapa yang bisa kita ajak bekerja sama."
Setelah beberapa saat berdiam, Leon merasa ada harapan baru dalam kata-kata Varo. "Baiklah, apa langkah pertama kita?" tanyanya, suaranya mulai bergetar dengan semangat.
"Pertama-tama, kita perlu mengetahui siapa yang terlibat dalam bisnis ini dan bagaimana cara mereka beroperasi," Varo menjelaskan. "Aku punya beberapa kontak yang mungkin bisa membantu. Kita harus menyusun rencana yang matang sebelum melangkah lebih jauh."
Leon mengangguk. Dia merasakan semangat baru, seolah lampu kecil mulai menyala di dalam dirinya. Bersama Varo, mereka bisa merubah keadaan. "Aku siap untuk berjuang," katanya tegas.
Setelah makan pagi, Varo mulai menghubungi beberapa kontaknya. Leon mengamati Varo dengan cermat, melihat bagaimana pria itu beradaptasi dengan situasi yang berbahaya. Leon merasakan rasa hormat yang semakin dalam terhadap Varo, bukan hanya sebagai pelindungnya, tetapi sebagai mitra dalam pertempuran ini.
Selang beberapa jam, Varo menutup teleponnya. "Aku sudah mendapatkan informasi dari salah satu kontakku. Dia bisa membantu kita untuk masuk ke dalam jaringan bisnis keluargamu. Kita perlu mempersiapkan diri untuk bertemu dengannya malam ini."
Leon merasa cemas, tetapi ada rasa harapan yang mengalir dalam darahnya. "Apa kita akan aman?"
"Selama kita berhati-hati dan tidak terburu-buru, kita harusnya baik-baik saja," Varo menjawab, menepuk punggung Leon dengan lembut. "Kita bisa mulai mengumpulkan informasi dan mencari cara untuk menghentikan mereka. Jangan khawatir, aku akan bersamamu."
Leon tersenyum, meskipun ada rasa takut yang tersisa di dalam hati. Dia tahu perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi bersama Varo, dia merasa lebih kuat.
Saat malam tiba, mereka bersiap-siap untuk bertemu dengan kontak Varo. Leon mengenakan jaket hitam dan menatap cermin. Dia tidak mengenali dirinya sendiri; wajahnya terlihat lelah dan penuh dengan bekas ketakutan. Namun, di balik semua itu, ada kebangkitan semangat yang membara.
"Leon, kita pergi," Varo memanggil, dan Leon mengangguk, mengikuti Varo keluar dari apartemen. Mereka berjalan menembus malam yang gelap, jantung Leon berdegup kencang, tetapi dia merasa lebih berani dari sebelumnya.
Setiap langkah menuju ketidakpastian ini adalah langkah menuju kebebasan dari belenggu keluarganya. Leon bertekad untuk mengakhiri bisnis kotor ini, meskipun dia harus melawan orang-orang yang telah mengajarinya arti keluarga.
Dalam perjalanan, Leon merasa ada sesuatu yang lebih besar menantinya. Dia tidak hanya berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi untuk orang-orang yang menjadi korban dari kebobrokan dunia yang diciptakan oleh keluarganya. Dan di sisinya, Varo akan menjadi kekuatan yang membimbingnya.
Dengan tekad yang kuat, mereka melangkah ke dalam kegelapan, siap untuk menghadapi apapun yang akan datang.
---
.
.
.To be continued.... ♡
Bagaimana pendapatmu tentang bab ini? Apakah semakin seru? Jangan ragu untuk berbagi pemikiranmu di kolom komentar dan beri bintang! ⭐️💬
Warning : Cerita ini sudah aku rombak total dari alur sebelumnya! Yang sudah baca silahkan dibaca ulang
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝐁𝐋] Kiss Me, Bicth!! [END✓ | New Version]
Ficção AdolescenteDalam dunia yang penuh intrik dan keputusasaan, Leon-seorang pemuda yang terjebak dalam utang keluarganya kepada seorang mafia yang ditakuti bernama Varo. Ketika ayahnya tidak mampu membayar hutang tersebut, Leon terpaksa dijual kepada Varo sebagai...