25. MEMIKIRKAN ANISSA

1.2K 35 42
                                    

Jam enam pagi, Sultan baru bangun tidur. Dia masih ada di rumah milik istri pertamanya. Rasanya sangat berbeda sekarang. Sultan yang biasanya tidur di kamarnya yang luas. Sekarang tidur di kamar yang sederhana. Itu maklum karena rumah Narulita yang juga sederhana. Tapi Sultan tidak mempermasalahkan hal tersebut. Dia akan tetap betah tinggal di rumah istri pertamanya dalam waktu seminggu. Setelah itu dia akan kembali ke rumahnya sendiri.

"Mas, sudah bangun?" tanya Narulita sambil berjalan masuk ke kamar. Wanita itu sudah bangun dari pagi tadi.

"Sudah. Tadi kamu bangun jam berapa?" Sultan berkata sambil membersihkan matanya dari kotoran.

Narulita membuka jendela kamar. Seketika cahaya dari luar, menerangi kamar. Kemudian ia menjawab, "Udah dari jam lima pagi, Mas. Habis salat subuh, aku lanjut masak."

Sultan hanya mengangguk-angguk merespons ucapan istrinya. Kemudian pria itu melihat anaknya yang masih tidur. Natan masih tidur pulas.

"Natan masih tidur," ucap Sultan.

"Iya, Mas. Bangunnya, biasanya nanti jam tujuh, Natan baru bangun," jawab Narulita, "Kamu hari ini nggak ke kantor, Mas?" Lanjut Narulita bertanya.

"Iya. Nanti aku ke kantor, berangkat jam tujuh. Sekarang aku mau mandi dulu," jawab Sultan yang kemudian berdiri sambil melepas kaosnya. Lalu ia sampirkan di paku yang menempel di tembok.

"Mau mandi sekarang, Mas?" Narulita bertanya.

"Iya Sayang." Sultan menjawab seraya mengambil handuk yang tersampir di paku, "Nanti setelah mandi, aku sarapan." Lanjutnya.

"Ya udah, Mas. Kalau gitu, aku siapin sarapan buat kamu," jawab Narulita. Kemudian ia melangkah keluar kamar.

Sultan juga ikut keluar kamar karena kamar mandi di rumah istrinya ada di bagian belakang di dekat dapur. Sampai di dapur, Narulita langsung menyiapkan sarapan untuk suaminya nanti. Sedangkan Sultan langsung masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya.

Sultan juga baru kali ini mandi di kamar mandi yang sederhana. Kamar mandi di rumah istrinya sangat jauh berbeda dengan kamar mandi yang ada di rumahnya. Tetapi sekali lagi, Sultan tidak mempermasalahkan hal itu. Yang terpenting baginya adalah ia bisa mandi.

"Mas, kalau airnya kurang, kamu nyalakan kerannya," ucap Narulita kepada Sultan yang ada di kamar mandi. Wanita itu baru sadar, air di kamar mandinya tinggal sedikit.

"Iyaa," jawab Sultan di kamar mandi dengan suara cukup keras.

Sultan juga baru sadar. Air di kamar mandi tidak cukup untuk dia mandi. Lalu pria itu menyalakan keran air. Dan perlahan-lahan air di bak mandi terisi semakin banyak. Saat sudah terisi penuh, Sultan mematikan keran lalu ia mandi.

****

Sultan sudah berpakaian rapi. Sekarang ia ada di dapur. Bersiap-siap untuk makan ditemani istrinya. Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh, jam tujuh nanti Sultan berangkat ke kantor. Sebelumnya Sultan sudah menelepon Pak Dodik agar menjemputnya di rumah istri pertamanya. Pria paruh itu sekarang masih dalam perjalanan.

"Mas, aku tadi pagi cuman masak sayur sop," kata Narulita sambil meletakkan piring ke atas meja makan.

"Nggak apa-apa, Sayang. Aku akan tetap makan," kata Sultan lalu mengambil nasi.

"Iya, kan, biasanya kamu makan banyak lauknya, Mas," jawab Narulita sambil mengingat saat ia tinggal di rumah suaminya.

"Enggak apa-apa, kok. Sayur sop saja tetap enak kalau kamu yang masak. Nggak masalah, nggak ada lauknya." Sultan menjawab dengan nada tenang dan santai.

"Selamat pagi, Kak," kata Ade menyapa kakaknya dan kakak iparnya.

"Pagi juga," balas Sultan.

"Loh Mas Sultan nginap di sini toh? Aku pikir Mas Sultan udah pulang," jawab Ade yang cukup terkejut melihat Sultan.

Sultan Jatuh Cinta 2 : Istri Kedua [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang