12. TERINGAT ANISSA

1.3K 37 5
                                    

"Mas, jangan cium-cium lagi!" Narulita memprotes Sultan yang bertindak akan menciumnya kembali. Dia cepat-cepat menjauh dari wajah Sultan sebelum suaminya itu mendaratkan ciuman untuk yang kedua kalinya.

"Kenapa? Katanya pengin main?" Sultan tersenyum tipis.

"Ya tapi nggak sekarang, Mas. Udah pagi. Nanti malam, kan, bisa," jawab Narulita.

"Lebih baik sekarang saja." Sultan menaik-turunkan kedua alisnya. Dia sengaja menggoda istrinya, "Dedek minta dimanja." Lalu ia sengaja melirik ke bawah tubuhnya.

Narulita mengembuskan napas kasar lalu berkata, "Apa sih, Mas? Kamu mesum!"

Kemudian tanpa menunggu waktu lama, Narulita segera keluar dari kamar. Dia tidak ingin meneladani suaminya.

"Hahaha."

Sesaat setelah dia keluar, terdengar suara Sultan sedang tertawa di dalam kamar.

"Apa sih Mas Sultan, malah ketawa."

****

Sultan memasuki dapur. Sudah melihat Narulita dan dua asisten rumah tangganya sedang memasak makanan.

"Sayang, belum jadi masakannya?" tanya Sultan lalu duduk di kursi--depan meja makan.

Mendengar suara Sultan, otomatis Narulita dan dua pembantunya menoleh ke belakang.

"Belum, Mas. Ini sebentar lagi matang. Kamu tunggu aja di ruang tengah sambil nonton tivi gitu," kata Narulita yang masih sibuk mengaduk-aduk masakannya di dalam panci.

"Apa mau saya buatkan kopi, Tuan?" Bi Laksmi bertanya.

"Kopi?" Sultan beralih menatap Bi Laksmi.

"Iya, Tuan."

"Iya sudah, Bi. Boleh saja," jawab Sultan sambil mengangguk, "Nanti antarkan ke ruang tengah ya." Kemudian Sultan berdiri.

"Iya Tuan."

Setelah mendapat jawaban dari Bi Laksmi, Sultan pun melangkah keluar dari dapur menuju ke ruang tengah. Ternyata di ruangan tersebut ada Ade yang mungkin sudah sedari tadi menonton televisi. Gadis itu tampak sesekali melihat layar hapenya, lalu beralih melihat televisi.

Sultan duduk di sofa tunggal yang letaknya berdekatan dengan sofa yang diduduki Ade.

"Lagi ngapain, Dek?" tanya Sultan membuat fokus Ade pada layar hapenya teralihkan.

Ade sedikit kaget lalu menoleh ke sumber suara. Didapatinya Sultan sedang duduk di sofa agak jauh darinya. Kakak iparnya itu tengah tersenyum.

"Eh Mas Sultan, nggak ngapa-ngapain kok, Mas. Biasa chat-an sama temen," jawab Ade lalu kembali fokus pada layar hape dan mengetik sesuatu di sana.

Sultan hanya mengangguk-angguk merespons ucapan Ade. Lalu pria itu beralih melihat televisi yang menayangkan berita pagi. Berita itu mengulas kejadian tabrakan beruntun yang mengakibatkan kematian korban jiwa. Kejadian diawali saat lampu merah, ada sebuah truk besar yang tidak bisa berhenti karena rem kendaraan itu tak berfungsi, sehingga truk itu menabrak mobil di depannya dan berlanjut sampai ke mobil paling depan yang berhenti di dekat lampu merah. Sontak kejadian itu menghebohkan warga sekitar dan terjadi keramaian massal di jalan tersebut.

Sultan menyimak berita itu sangat fokus, hingga tidak menyadari Bi Laksmi sudah menaruh kopi di meja.

"Tuan, kopinya sudah jadi," kata Bi Laksmi.

Sultan sedikit terkejut, bertepatan dengan berita itu yang berganti iklan. "Oh ya, terima kasih."

"Iya sama-sama, Tuan." Kemudian Bi Laksmi pamit pergi ke dapur.

Sultan Jatuh Cinta 2 : Istri Kedua [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang