04. SI PALING BANYAK UANG

1.3K 41 39
                                    

Sultan menarik kedua sudut bibirnya saat melihat soto ayam yang dimasak istrinya sudah tersedia di meja makan. Istrinya memang selalu pengertian dan perhatian kepadanya. Apa pun makanan yang diinginkannya, Narulita pasti akan selalu memasakkannya. Asalkan bumbu-bumbu di dapur sudah tersedia lengkap.

"Waah, soto ayamnya sudah jadi nih," kata Sultan tersenyum lebar. Ia kemudian duduk di kursi. Di meja makan tidak hanya tersedia soto ayam, tapi juga lauk pauk yang lain.

"Udah dong, Mas," jawab Narulita seraya mengelap piring yang agak basah menggunakan lap kain kering, lalu meletakkan piring itu ke atas meja, "Mau diambilkan nasi atau ambil sendiri, Mas?" Lanjutnya.

"Ambilkan saja," jawab Sultan.

"Iya, Mas." Narulita kembali mengambil piring itu kemudian mengambil tiga centong nasi, dan diletakkan ke atas piring. Ia sudah sangat hapal kebiasaan suaminya yang selalu makan nasi sebanyak tiga centong.

"Ini, Mas. Soto ayamnya sama lauknya ambil sendiri ya, aku mau ke kamar," kata Narulita seraya meletakkan piring yang sudah berisi nasi di depan Sultan.

"Iya, makasih, Sayang," kata Sultan sambil tersenyum.

"Iya Mas. Aku mau ke kamar dulu." Kemudian Narulita melangkah akan keluar dapur.

"Di kamar ada Ade, dia jaga Natan. Kamu di sini saja, temani aku makan," kata Sultan membuat Narulita menghentikan langkahnya di ambang pintu dapur, lalu menoleh ke belakang.

"Iya Mas tahu, Ade emang aku suruh jaga Natan tadi. Kamu makan sendiri lah, Mas. Aku makan nanti saja," jawab Narulita lalu kembali melangkah keluar dapur dan menuju ke arah kamarnya yang berada di lantai tiga.

Sultan sedikit mengembuskan napas kasar. Niatnya tadi dia ingin makan bersama istrinya, tapi ternyata tidak sesuai harapannya. Kemudian Sultan menuangkan soto ayam ke atas piringnya yang sudah berisi nasi, lalu mengambil lauk-pauknya yang tersedia lengkap di atas meja.

Sultan kemudian memakan nasi serta soto ayamnya itu dengan lahap. Sesekali mendesis karena merasakan nikmat pada masakan istrinya itu.

"Enak banget masakannya Narulita, nggak salah punya istri seperti dia," kata Sultan pelan.

Bi Sari dan Bi Laksmi tersenyum saat tanpa sadar mendengar suara Sultan. Mereka juga yang membantu Narulita memasak soto ayam itu, tapi Narulita yang sepenuhnya memasak.

"Memang enak masakan Nyonya Narulita," kata Bi Sari dengan suara pelan, saat mencicipi sedikit kuah soto ayam yang ada di panci.

"Iya, beruntung Tuan Sultan punya istri seperti Nyonya Narulita. Walaupun istri orang kaya, tapi Nyonya tetap mau memasak. Biasanya, istri orang kaya itu malas banget kalau disuruh masak," balas Bi Laksmi memuji Narulita.

"Bener itu, Nyonya Narulita nggak seperti kebanyakan istri orang kaya." Bi Sari menimpali ucapan Bi Laksmi seraya mengelap tangannya yang basah.

Kedua asisten rumah tangga itu bersyukur mempunyai nyonya seperti Narulita yang baik hati dan tidak pemalas.

"Adeee." Narulita memanggil Ade, sambil melangkah memasuki kamarnya yang pintunya terbuka lebar.

Ade yang sedang menimang Natan sedikit kaget lalu menoleh ke belakang. "Eh Kakak."

"Natan masih tidur?" tanya Narulita sambil mengamati wajah Natan di pelukan adiknya.

"Masih nih, Kak. Aku tadi nyanyi-nyanyi biar Natan tidur," jawab Ade lalu memutar badan menghadap kakaknya.

"Pinter kamu, bisa jaga ponakan sampai tidur." Narulita perlahan-lahan mengambil tubuh mungil Natan dari gendongan Adelia. Lalu Narulita yang berganti menimang-nimang anaknya itu.

Sultan Jatuh Cinta 2 : Istri Kedua [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang