18. TAK SENGAJA BERTEMU ANISSA

928 31 29
                                    

Selesai sarapan, Sultan pamit akan pergi ke kantor pada Narulita. Pria itu sudah berpakaian lengkap. Tadi sebelum sarapan dia berganti pakaian terlebih dahulu. Setelahnya dia langsung pergi ke dapur untuk sarapan.

"Sayang, aku mau ke kantor. Mungkin nanti pulangnya agak malam," kata Sultan sambil berjalan mendekati Narulita yang sedang mencuci piring.

Di dapur tidak ada siapa pun, selain mereka berdua. Tadi Bi Sari dan Bi Laksmi pergi ke halaman belakang. Mungkin kedua wanita paruh baya itu sekarang tengah membersihkan halaman belakang.

"Iya, Mas. Hati-hati ya," kata Narulita lalu menghentikan kegiatannya. Dia beralih menatap wajah sang suami.

"Cium dulu dong." Sultan menyentuh pipi kanannya, bermaksud menyuruh istrinya agar mencium pipinya.

Narulita tersenyum tipis lalu berjinjit dan mencium singkat pipi Sultan. Cup.

"Udah, Mas. Sekarang berangkat ke kantor gih," katanya sambil tersenyum.

Sultan sedikit menarik kedua sudut bibirnya. "Aku belum cium kamu." Lalu pria itu menundukkan kepalanya dan mendaratkan ciuman di kening Narulita.

Setelah melepas ciumannya, Sultan beralih mengelus-elus rambut Narulita. "Ya sudah, aku sekarang berangkat kerja. Kamu hati-hati di rumah. Kalau ada apa-apa, langsung telpon aku."

"Iya, Mas, tenang saja," jawab Narulita diakhiri senyum tipis.

Kemudian Sultan melangkah keluar dapur. Sebelumnya, dia sempat melemparkan ciuman jauh kepada Narulita dengan ekspresi wajah yang dibuat-buat. Hal itu membuat Narulita tertawa.

Samar-samar Sultan mendengar sang istri tertawa, dia juga ikut tertawa. Lalu pria itu melanjutkan langkahnya menuju ke depan rumah.

Di halaman rumah, ternyata sudah ada Pak Dodik yang sedari tadi menunggunya. Pria paruh baya itu menunggu Sultan di dalam mobil.

Santoso dan Totok yang sedang duduk-duduk di teras rumah, langsung berdiri dan menyapa ketika melihat Sultan di ambang pintu.

"Selamat pagi, Tuan," ucap mereka hampir bersamaan.

Sultan refleks menghentikan langkahnya di depan pintu. Menyempatkan untuk menyapa balik. "Oh, selamat pagi juga." Dia kemudian tersenyum.

"Mau berangkat ke kantor, Tuan?" tanya Santoso basa-basi. Padahal dia sudah tahu kalau Sultan akan pergi ke kantor.

"Iya saya akan ke kantor," jawab Sultan.

"Mau dikawal, Tuan?" Totok yang bertanya.

"Oohh, tidak perlu kawal saya. Kalian jaga rumah saja. Terutama jaga istri dan anak saya," kata Sultan lalu tersenyum.

"Baik Tuan, saya dan Santoso bersedia menjaga Nyonya Narulita dan Den Natan," kata Totok dengan suara tegas.

"Nah begitu, bagus." Sultan mengacungkan jempol, bermaksud memuji dua pengawalnya itu.

"Iya, Tuan," balas Santoso.

"Ya sudah, saya mau berangkat ke kantor. Kalau misalnya nanti, istri saya pengin ketemu saya di kantor, kalian antarkan saja, nggak apa-apa," kata Sultan dengan suara kalem. Memang Sultan tipe pria yang bersikap kalem, ramah, juga tegas.

"Iya, siap, Tuan," jawab Santoso.

Sultan tersenyum tipis menatap wajah dua pengawalnya, sebelum akhirnya dia melangkah turun ke halaman rumah. Ia langsung menuju ke mobilnya dan kemudian masuk ke mobil itu.

"Pak, ayo jalan!" ucap Sultan.

"Iya Tuan!"

Mobil pun berjalan keluar dari pekarangan rumah Sultan, menuju ke jalan beraspal. Di jalan itu sepi kendaraan sehingga Pak Dodik bisa langsung melajukannya dengan kecepatan tinggi.

Sultan Jatuh Cinta 2 : Istri Kedua [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang