25

46 2 0
                                    

"Ini semuanya bohong kan eyang? Ga! Ga mungkin! Yang disamping aku saat ini tuh langit! Aku ga percaya eyang!"ucapnya.

Aza mengembalikannya kearah bumi sehingga kini ia saling berhadapan satu sama lain.

Yang lain? Tentunya hanya terdiam.

"Lang! Jelasin ke aku sekarang! Ini semua ga bener kan? Yang eyang bilang juga ga bener kan? Jelasin dong lang! Inikan salah kamu, kenapa sii hari ini buruk banget buat aku! Bahkan kayanya semenjak 2 tahun lalu kamu ngilang dari hidup aku itu semua udah hari-hari buruk yang aku jalani!!"omel aza.

Bumi dengan ragu menjawab aza. "Apa yang eyang bilang itu semua ga ada yang bohong za! Aku bukan langit, dan langit udah tenang di alam sana dari 2 tahun yang lalu! Aku bumi bukan langit!"balas bumi.

"Bohong!! Ini semua bohong!!! Kalian jahat yaa semua sama gua! Buat apa kalian pertemuin gua lagi sama langit? Kalo langit aja udah ga peduli sama gua dan malahan dia lupa sama gua!! Hiks..."tangis aza pecah saat ini.

Eza dengan cepat beralih ketempat aza duduk, ia dengan cepat menggeser meja dan duduk menggunakan dengkulnya lalu memeluk adiknya.

"Hiks... hiks... kenapa dunia ga berpihak sama aza?! Kenapa?! Jawab za!!"omel aza.

Masih dalam pelukan aza. "Dunia selalu ada untuk kamu za! Cuma memang tak selamanya kamu akan mendapati hal apapun yang kamu mau di dunia! Lo bisa za! Kalo lo ikhlas gua yakin ini semua mudah buat lo jalanin kembali!"ucap eza.

Eyang terhanyut dalam deru tangisan kedua kembar tersebut. Ia hanya merasa kangen dengan sang cucunya yang juga kembar namun telah kembali pula kepelukan sang pencipta.

Bumi dan revan menghampiri eyang yang meneteskan buliran air mata. Revan memeluk eyang agar tenang, bumi menyadarkan kepalanya dibahu eyang dengan mengusap-usap bahu eyang.

"Aku tau pasti eyang lagi mikirin langit lagi ya? Aku juga kangen sama langit, tapi ternyata aku ga bisa berbuat apa-apa lagi. Eyang harus kuat ya, harus sabar!"ucap bumi.

"Iyaaa, eyang pasti kuat ko! Kan disini masih ada bumi, lea dan juga aku yang terus sama-sama nemenin eyang!"tutur revan.

Nath mengambil alih pelukan aza. "Semua baik-baik aja asal lo ikhlas! Lo bisa lakuin itu za! Lo anak kuat! Langit pasti bahagia diatas sana za, dia pasti lagi tersenyum ngeliat seorang gadis cantik yang dia sayang ternyata ikhlas ngerelain dirinya pergi dengan tenang untuk selamanya, pasti!"ucapnya berusaha tegar.

Aza melepaskan pelukan nath, dan saling menukar tatapan dengan eza dan nath.

"Jadi, dia itu bukan langit?"tanya aza menunjuk bumi.

Semua orang yang disana menggeleng serempak.

"Lalu langit ada dimana?"tanya aza kembali.

Eyang kembali meraih tubuh aza. "Kamu ambil kotak kadonya, ini semua dilakuin langit tepat h-1 sebelum kamu ulang tahun nak! Maafin eyang dan langit sekali lagi yaa!"sendu eyang.

Aza memeluk eyang sangat erat. "Aza juga minta maaf!"

"Kamu mau lihat langit dimana?"tanya eyang.

Aza mengangguk semangat.

"Bumi dan lainnya bisa mengantarkan kamu ketempat dimana langit berada!"

Bumi dan revan saling menatap. Eyang yang melihat pun paham akan keduanya.

"Dia akan baik-baik aja saat liat langit! Percaya sama eyang, eyang minta kalian buat jaga aza disana ya! Salam untuk langit!"ucap eyang lalu masuk kedalam kamar.

Dreams Come TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang