Bumi berlari menghampiri sang adik yang masih terduduk bersandar pada tembok di parkiran mobilnya itu.
Bumi memeluk lea dengan erat dan sangat hangat. Lea memutarkan wajahnya tepat kearah bumi yang sedang memeluknya, wajahnya yang teduh dengan berjatuhannya buliran air mata yang terus mengalir deras dan menahan rasa sakit kepalanya.
"Kamu kenapa dek? Kenapa gini?"tanya bumi khawatir.
Lea tak sanggup menjawabnya, ia hanya memberikan ponselnya pada bumi.
Bumi menerima ponsel lea dan segera melihat isi di dalamnya, ia melihat tepat pada pesan yang tadi lea baca.
Bumi sontak terkejut juga melihatnya, apa yang terjadi sebenarnya? Siapa yang membuat kekacauan ini kembali lagi? Dan mengapa harus lea yang harus diserang dengan hal seperti ini?, bumi berusaha memeluk lea kembali dan menenangkan sang adiknya di dalam pelukannya yang hangat.
Bumi mengoperkan ponsel lea pada teman teman yang lain agar bisa membantunya untuk mengatasi masalah ini.
"I'ts okay dek, gapapa biar nanti aku yang temui dia! Ingat dia udah pergi jauh, dia ada dihati kita bukan disini lagi! Yang ada disini tuh aku bukan dia lagi sayang! Jangan kaya gini, ayo kamu bisa bangkit kaya semula lagi!"ucap bumi menenangkan sang adik.
Lea melirik bumi lalu membalas pelukan bumi.
"Langit itu siapa? Apa dia sebegitu pentingnya ya dalam hidup aku? Kenapa aku ga bisa inget apa-apa soal dia bang?! Kenapa?! Kenapa tiap liat beberapa barang-barang cowo dan bahkan saat nama itu aku lihat atau disebut rasanya aku juga ingin pergi aja yang jauh. Kenapa?!"cecarku.
Bumi menatap mata sang adik yang masih mengeluarkan buliran air matanya. "Dia sangat penting buat kamu! Bahkan mungkin aja lebih penting dia dibanding aku! Aku yakin pada suatu keajaiban nanti yang bisa mengembalikan memori kamu sama dia, pasti kamu akan ingat pada waktunya lagi!"ucap bumi.
"Apa selama ini ada yang hilang dari ingatan aku? Tapi bagaimana bisa kalau dia sangat penting bagiku, lalu aku bisa menghilangkan memorinya dalam hidupku begitu aja? Kenapa?!"tanyaku kembali dengan segala keemosian.
"Karena dia sangat penting buat kamu makanya ia bisa dihilangkan begitu aja dari memori kamu dek! Saat takdir itu datang kamu adalah saksi utama dari segalanya!"jawab bumi tanpa sengaja meluncurkan air matanya juga.
"Tapi dia siapanya aku?"tanyaku.
"Liat aku!"perintah bumi, lea pun mengikuti arahan dari bumi untuk melihat kearah wajah bumi.
"Dia adalah aku dan aku adalah dia! Aku dan dia adalah kaka kembar kamu! Aku minta maaf sama kamu, kalau dulu aku ga berhasil menjaga kalian berdua dengan aman! Aku tahu aku salah, bahkan aku juga bodoh ga bisa menjaga adik-adik aku dengan benar! Maafin aku!"sendu bumi.
"Kalian kembar? Aku saksi utama dari segalanya? Abang ga bisa jaga aku dan dia? Maksud dari semuanya tuh apa?!"suara lea kembali mengeras.
"Langit, aku dan kamu mengalami kecelakaan yang sama, tapi.. saat itu takdir menghantam keras kalian berdua hanya aja aku ga bisa menolong keadaan kalian berdua yang sangat mengalami kecelakaan hebat. Maka dari itu takdir berkata lain pada langit, dia ga bisa diselamatkan kembali dek!"jawab bumi dengan menundukkan wajahnya.
"Kecelakaan hebat? Langit? Aku?"ucapnya.
Semua terdiam melihat aku dan bumi yang masih beradu mulut mengenai hal tersebut.
Aku berusaha untuk bangkit, di otakku aku hanya ingin melihat makam langit dan menemui seseorang yang berada di telfon tersebut.
Namun saat aku terbangun dari duduk, aku terbayang satu memori.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreams Come True
Teen FictionFOLLOW SETELAH KALIAN MEMBACA KARYA SAYA‼️🫶🏻, terimakasi. Dari sekian banyaknya manusia di muka bumi ini. Semua yakin dan tahu bahwa mimpi hanyalah sebuah bunga tidur. Aku ragu pada mimpiku yang terjadi seolah begitu nyata. Dengan orang yang sama...