47

30 1 0
                                    

Lea masih menunggu coffe yang ia pesan segara diantarkan kehadapannya, ia lumayan lama menunggu pesanannya datang hingga membuat ia menjadi badmood.

Eza memperhatikan wajah cantik dihadapannya tersebut. Bahkan tidak hanya eza saja, bumi dan revan juga melihat perubahan wajah yang dibuat lea sedaritadi.

"Kenapa adek lo?"bisik revan pada bumi.

"Gak tau gua juga, lo tanya aja coba! Kan sekarang lo juga abangnye! Gimane sii?"balas bumi.

Eza masih setia memandangi lea dengan kondisi masih mengaduk-aduk coffe miliknya.

"Za! Lo napa bengong? Terus si lea Kenapa dah?"bisik revan kembali.

"Gua gak bengong! Gak tau gua juga bingung"jawab eza.

"Apa gua tanya aja yaa ke anaknya? Tapi nanti ngamok gak yaaa??"tanya revan dalam hati.

"L-le"baru saja berucap, revan harus pasrah karena kedatangan nau dan juga nugo dihadapannya.

Dengan raut sedikit bergemuruh dengan hati kesal melihat keakraban keduanya saat ini. Tapi hal tersebut tak bisa revan lerai, karena bagaimanapun revan tau kalau ia tak memiliki hak atas hati milik nau.

"Haii semua! Hai lea!"sapa nau menduduki sofa samping lea.

"Hai!"dingin balas lea masih dengan badmood yang dirasanya.

Yang lain membalas sapaan dari nau dan juga selaman hangat dari nugo yang sama seperti bumi, baru keluar dari rumah sakit di bogor.

Revan yang masih agak malas dan bete melihatnya, hanya memberikan senyuman saja pada keduanya.

Bumi mengetahui sikap revan yang tiba-tiba saja berubah 180° berbalik dari sebelumnya.

"Kenapa lo?"bisik bumi.

"Gapapa!"balas revan agak ketus.

"Cemburu lo yaa? Yaudah si masih banyak cewe diluar sana, ikhlasin aja napa sii van!"lanjut bumi berbisik pada revan.

"Gampang lo ngomong begitu! Coba aja lo diposisi gua sini, terus eca diambil sama nath! Gimana? Masih mau bilang ikhlasin??"balas revan kesal.

"Lah ngapain gua panik anjir! Kan jelas-jelas kita semua tau, kalo nath sama eca itu gak ada hubungan apa-apa kan?? Ngapain gua takut"elak bumi agar tak terlihat senasib dengan revan.

"TAU AH ANJ!!"ucap revan agak keras hingga membuat nau, nugo, lea dan juga eza bingung.

"Kenapa, van?"tanya nau bingung.

"Gapapa! Gua ketoilet dulu"pamit revan.

Seraya revan pergi ke toilet, nugo menduduki kursi sebelah bumi. Kedua pasien ini memang dari kecelakaan, sakit bahkan keluar rumah sakit aja pun di takdirkan berbarengan.

"Udah sehat bro?"tanya nugo.

"Santai bro, udah lebih better sekarang mah"jawab bumi.

"Sori ya, gara-gara gua kan ini semua terjadi! Makasi udah nolongin gua waktu kejadian itu sampe-sampe ngebuat lo celaka juga dah, sori yaa!"ucap nugo merasa bersalah.

Bumi merangkul nugo. "Santai aja si bro! Gua ikhlas nolongin lo sampe sakit kaya gitu juga, kan kita udah bro banget nih HAHAHA"balas bumi.

Tiba saja pesanan coffe yang lea tunggu sedaritadi akhirnya mendatangi dirinya yang sudah terbete-bete menunggu.

"Maaf mba, kami telat mengantarkan pesanan karena tadi banyak sekali orderan. Jadi sekali lagi kami minta maaf banget!!"mohon waiters tersebut.

"It's ok, lain kali tolong dahuluin yang udah pesan duluan yaaa!"timpal lea. Lalu waiters tersebut meninggalkan meja yang mereka tempati.

Dreams Come TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang