32

23 3 0
                                    

Pada sore harinya bumi dan lainnya berkumpul dirumah eyang. Lea tak mengetahui perihal hal tersebut, ia datang dengan memberikan wajah malasnya kepada semua yang berada disana.

Kev yang terbingung dengan sikap lea yang akhir-akhir ini semakin tak karuan. "Adek lo kenapa lagi bum?"tanya kev.

Bumi mengangkat kedua bahunya.

"Lo belom ajak dia ngobrol berdua ya??"tanya revan.

Bumi menggelengkan kepalanya.

"Pantesan"

Eza dan nath yang berada disana juga mendapati posisi yang membingungkan. Keduanya saling melemparkan lirikan namun tak ada satupun yang beranjak bangun untuk menghampiri lea.

"Gua coba kedalem dulu deh buat ajak zie ngobrol dulu yaa"ucap bumi lalu bangun dari duduknya.

Bumi masuk kedalam rumah dan berada di depan pintu kamar lea. Baru saja ingin mengetuk pintu kamar adiknya, ternyata lea sudah berganti pakaian dan membuka pintu terlebih dahulu.

Lea agak terkejut mendapati sang abang yang sudah berada di depan pintu kamarnya. "Abang ngapain disini?"tanyaku.

Bumi mengambil tangan sang adik dan mengarahkannya kembali masuk kedalam kamar.

Saat sudah di dalam kamar lea terduduk dipinggir ranjang tidurnya, ia bingung dengan sikap abangnya.

Bumi menatap kedua mata lea. "Kalo kamu punya masalah boleh ko sharing ke abang, aaku pasti dengerin kamu ko dek!"ucap bumi.

Lea tertegun mendengarnya. "Masalah?"

Bumi mengangguk cepat.

"Masalah apa? Perasaan aku baik-baik aja deh, mana mungkin aku punya masalah si bang"lanjutku.

Bumi mengambil setiap helai rambut yang menutupi telinga lea dan menaruhnya di belakang telinga.

"Jangan suka bohong! Apa yang kamu rasain abang juga bisa rasain ko, mending jujur aja sama abang"sambung bumi.

Saat lea ingin membalas ucapan bumi, mereka berdua dikagetkan dengan revan yang masuk kedalam kamar secara tiba-tiba.

"Ngapain lo di kamar gua?"ketusku.

"Gua ga disuruh duduk dulu gitu? Kan gua juga cucunya eyang, jadi gua juga udah anggap lo kaya adik gua juga kali le!"sahut revan.

"Yaa gua tau itu, tapi kan kalo mau masuk ke kamar orang bisa gitu ketuk dulu! Inimah asal masuk wae ih! Lagian lo mau ngapain coba disini?"tanyaku.

Revan tiba-tiba duduk dipinggir ranjang disamping kiriku.

"Ngapain lo duduk disini?! Sejak kapan gua nyuruh lo duduk si!"ketusku kembali.

Revan yang capek pun hanya menutup telinganya saat aku mulai menyerocos panjang.

Lea memberhentikan ocehannya itu, revan membuka telinganya kembali. "Udah ngocehnya? Kaya petasan nih mulut lo!"nyinyir revan dengan diiringi balasan tatapan tajam dari lea.

"Lagian santai aja kali le, gua disini tuh udah anggap lo juga kaya adik gua jadi jangan suudzon mulu sama gua tuh! Sekarang lo punya gua sama bumi yang bakal stay disini buat lo kapanpun itu!"lanjutnya.

Bumi tersenyum kepada lea saat lea menengokkan wajahnya kearah bumi.

"Kita ada disini buat kamu dek! Jadi apapun yang kamu rasain itu juga akan berasa buat kita berdua!"sambung bumi.

Dreams Come TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang